Bel pulang baru saja berbunyi. Vano langsung bergegas menuju parkiran. Baru saja Vano keluar kelas Citra sudah lebih dulu masuk ke kelasnya. Muka cowok itu langsung berubah dan menatap Citra tak suka.
"Vano kita pulang bareng yuk." ajak Citra.
"Ogah! Lo kira gue tukang ojek." tolak Vano mentah-mentah. Cowok itu langsung meninggalkan Citra.
Citra menahan lengan Vano dan langsung memeluk cowok itu dari belakang, "Please, No. Gue mohon kita kayak dulu lagi. Lo yang selalu antar jemput gue. Kita yang selalu bersama-sama." ucap Citra.
Vano menepis tangan Citra yang memeluknya, "Tapi gue udah gak suka sama lo. Asal lo tau di hati gue sekarang cuma ada Sherin. Gak ada tempat lagi buat lo." ujar Vano. Air mata Citra mulai jatuh.
"Tapi, gue masih sayang sama lo, No." ucap Citra dengan mata berkaca-kaca.
"Percuma lo ngarepin gue, tapi yang lo harepin ngarepin yang lain." ucap Vano. Dia sedikit meninggikan suaranya. Lalu ia pergi meninggalkan Citra yang masih menjatuhkan setetes demi setetes air matanya.
"Air mata lo terbuang sia-sia kalo nangisin Vano terus." Vino muncul dari belakang Citra lalu mengulurkan sapu tangannya.
Citra segera mengambil sapu tangan itu dan mengelap sisa-sisa air matanya.
"Gue tau kok apa yang lo rasain." ucap Vino membuat Citra menatap cowok itu.
"Sakit Vin, rasa sakit yang gue rasain." lirih Citra. Air matanya kembali jatuh.
Jujur Vino tak tega melihat gadis yang diam-diam ia cintai larut dalam kesedihan. Vino langsung menarik Citra ke dalam pelukannya. Citra pun menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Vino.
"Menangislah sepuas lo, kalo ini bisa bikin lo tenang. Bahu gue selalu siap buat lo senderin." ucap Vino.
"Rasanya sakit banget, Vin." ucap Citra dengan suara seraknya.
"Gue tau, tapi, lo juga gak bisa paksain Vano buat balikan sama lo. Vano itu cuma masa lalu lo, lo harus fokus sama masa depan. Di luar sana banyak cowok yang mau sama lo." ucap Vino.
"Gue udah terlanjur sayang banget Vin sama Vano." ucap Citra.
"Ada seseorang yang lebih sayang sama lo, Cit." ucap Vino. Citra melepas pelukannya dan mengerutkan dahinya.
Vino memegang kedua tangan Citra dan menatap kedua mata Citra lekat-lekat, "Gue sayang sama lo Cit." ucap Vino.
Citra terdiam. Ia tak menyangka Vino akan menyatakan perasaannya ke dirinya. Apa ia harus melupakan Vano? Dan membuka hatinya untuk Vino?
●●●
Gio baru saja keluar dari salah satu toko bercat pink di sebuah pusat perbelanjaan. Ia membeli sebuah boneka doraemon yang berukuran cukup besar. Ya, boneka itu ia belikan untuk Sherin. Besok adalah hari ulang tahunnya Sherin yang ke-17.
Sebelum itu ia mampir ke sebuah restoran jepang yang tak jauh dari toko bercat pink itu. Saat ia baru saja masuk ke restoran tak sengaja ia menabrak salah satu pengunjung yang baru saja keluar dari restoran itu.
"Eh, maaf gue gak sengaja." ucap Gio. Ia membantu orang itu mengambil belanjaannya yang jatuh. Ia menabrak seorang gadis cantik berambut panjang.
Gadis itu segera meraih barang belanjaannya, "Gak papa kok, gue yang jalannya gak liat-liat." ucap Gadis itu.
"Kenalin, gue Gio. Nama lo siapa?" tanya Gio mengulurkan tangannya.
"Gue Winda," Winda membalas uluran tangan Gio, "kalo gitu gue pergi dulu ya masih ada urusan." pamit Winda.
"Oke, semoga kita bisa ketemu lagi." ucap Gio.
Setelah Winda pergi Gio segera masuk ke restoran jepang itu. Dan duduk di bangku paling pojok. Ia melihat menu-menu di situ dan memesannya.
Sambil menunggu pesanannya datang ia berpikir keras untuk membuat kejutan special untuk ulang tahun Sherin. Pokoknya harus meriah dan bikin Sherin bahagia.
Seperti apakah kejutannya?
●●●
Setelah belanja Winda memutuskan untuk ke main ke rumah Sherin. Mumpung masih jam tujuh. Lagipula di rumah ia juga bete di rumah sendiri. Bokap nyokapnya kerja, terus pulangnya malam. Adiknya tinggal di kampung sama nenek dan kakeknya.
"Rin, tau gak sih tadi itu gue ketemu cowok di depan restoran jepang." ucap Winda antusias.
"Oh iya, siapa?" tanya Sherin sambil mengambil cemilan yang tadi sempat di siapkan bi Tuti.
"Siapa ya namanya," Winda mencoba mengingatnya, "ah sialan gue lupa namanya lagi." kesal Winda.
"Gimana pertemuannya? Ceritain dong!" pinta Sherin yang sepertinya mulai tertarik dengan cerita Winda.
"Jadi gini," Winda menghela napasnya sebentar, "kan gue baru aja tuh keluar dari restoran jepang, terus tiba-tiba tuh cowok gak sengaja nabrak gue gitu. Otomatis barang belanjaan gue pada jatoh, terus dia langsung minta maaf gitu ke gue dan dia ngebantuin gue buat beresin barang belanjaan gue yang jatoh." ucap Winda.
"Cowoknya seumuran sama kita?" tanya Sherin lagi.
"Kalo dilihat dari penampilannya sih ya, kayaknya sih dia anak kuliahan gitu, dia juga kelihatan dewasa banget." ucap Winda mengerlingkan matanya.
"Hm, kayaknya lo suka ya sama tuh cowok? Kelihatan banget dari ekspresi muka lo." ujar Sherin.
"Gak tau deh, emang jujur gue akuin tuh cowok emang ganteng bgt." ucap Winda.
"Udah sana deketin." suruh Sherin.
"Masa sih gue duluan yang ngedeketin, lagipula emang dia jomblo? Ganteng begitu soalnya." Winda pesimis.
"Lo ketemu dia, dianya lagi sendiri kan?" tanya Sherin. Winda mengangguk pelan, "nah berarti mungkin aja dia jomblo dong?"
"Bisa jadi sih, do'ain aja deh semoga gue bisa ketemu sama tuh cowok lagi." ucap Winda.
"Amiinn." sahut Sherin.
"Eh Rin, btw dua minggu lagi ultah sekolah kita kan?" tanya Winda.
Sekilas Sherin melihat kalender yang tergantung di tembok.
"Wah iyaya." jawab Sherin.
"Kira-kira tahun ini bakal ngadain acara apa ya?" Winda tampak berpikir.
"Kalo itu sih gue kurang tau." sahut Sherin.
"Tanya abang lo gih, kan dia anak osis." ucap Winda.
Tiba-tiba Sandy turun dari anak tangga dan menuju ke arah dapur.
"Bang Sandy?" panggil Sherin.
"Apaan?" sahut Sandy. Lalu ia berjalan ke ruang keluarga sambil membawa gelas yang berisi air putih.
"Di ultah sekolah nanti bakal ada acara apaan?" tanya Sherin.
"Oh itu, rencananya sih mau ngadain pensi." ucap Sandy seraya duduk di sofa lalu mengambil toples berisik keripik singkong.
"Ada bintang tamunya gak kak?" tanya Winda.
"Rencananya sih ada, tapi, nanti di bahas lagi. Mudah-mudahan aja dapat persetujuan dari pihak sekolah." ucap Sandy.
"Emang rencananya mau ngundang siapa bang?" tanya Sherin.
"Anak-anak osis sih pada mau ngundang, Rizky Febian rencananya." ujar Sandy.
"Wah gue setuju banget tuh kak." sahut Winda.
"Doain aja mudah-mudahan tercapai." ujar Sandy.
"Aamiinn."
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY VS CUTEGIRL ✔ [PROSES PENERBITAN]
Teen FictionBerawal dari saat Sherin hampir terlambat ke sekolah karena bus yang ia tunggu di halte tidak kunjung datang. Kemudian seorang cowok yang tidak di kenalinya menawarkannya untuk berangkat bareng ke sekolah yang ternyata cowok itu adalah kakak kelasny...