Suasana pagi ini benar-benar beda dari biasanya bagi Sherin. Biasanya pagi-pagi gini ia selalu melewati momen manis bersama Vano. Namun, karena masalah yang sedang menimpa dirinya dan Vano momen manis itu seperti hilang begitu saja.
Dengan perasaannya yang sebenarnya masih sedih, Sherin berjalan menuju kelasnya. Dan haru ini Sandy yang mengantar adiknya itu sampai selamat ke depan pintu kelas. Sandy harus benar-benar memastikan bahwa adiknya baik-baik saja. Ia takut nanti Sherin malah ketemu sama Vano dan membuat Sherin tersakiti kembali.
Dari parkiran sampe ke kelasnya Sherin, Sandy mengenggam erat tangan Sherin. Semenjak kejadian kemarin, Sandy jadi selalu khawatir sama Sherin. Sandy gak mau adik satu-satunya tersakiti kembali.
"Bang, lo gak usah repot-repot nganterin gue ke kelas segala. Gue bisa sendiri kok." ucap Sherin berusaha melepas genggaman Sandy. Namun, gagal. Genggaman Sandy begitu kuat.
Sandy memberhetikan langkahnya dan otimatis Sherin juga harus berhenti, "Gue harus mastiin lo benar-benar selamat sampe kelas." balas Sandy datar lalu mereka melanjutkan langkahnya.
Ketika sampai depan kelas Sherin, Sandy langsung melepas genggamannya, "Lo masuk gih ke kelas, kalo Vano nyamperin lo bilang sama gue." ucap Sandy lalu tangannya terangkat mengacak rambut Sherin.
"Sherin, tumben lo di anter sama abang lo sampe kelas? Kak Vano mana? Biasanya juga dia yang nganter lo sampai kelas." Pertanyaan itu terlontar dari mulut Fira saat ia baru saja tiba di depan kelas.
"Gue ke kelas dulu ya." pamit Sandy dan dianggukan oleh Sherin. Kemudian Sherin langsung masuk ke kelasnya dan duduk di kursinya.
"Sherin lo belum pertanyaan gue." ucap Fira mengejar Sherin.
"Udah lah Fir gak usah ngomongin kak Vano lagi! Gue lagi kesal sama dia! Dengan lo nanya kayak gitu yang ada bikin gue tambah kesal!" teriak Sherin membuat Fira melongo. Beberapa teman Sherin yang ada di kelas pun langsung menoleh ke arahnya.
"Lo lagi berantem sama kak Vano?" tanya Fira.
"Gue tau, lo habis disakitin kan sama Vano?" tebak Winda membuat Sherin menunjukkan ekspresi datarnya dan Fira melotot tajam ke Winda.
"Jangan fitnah orang lo, gak baik!" sahut Fira.
"Diam lo Fir! Gue ngomong sama Sherin bukan sama lo." balas Winda membuat Fira memanyunkan bibirnya.
Sebenarnya Sherin ingin menceritakan semua masalah yang sedang ia alami saat ini kepada kedua sahabatnya itu. Tapi, Sherin malas sekali rasanya membahas cowok itu. Sherin juga yakin kalo dia cerita yang ada malah menimbulkan perdebatan ujung-ujungnya.
"Mendingan lo cerita deh kalo ada masalah, jangan di pendam sendiri." ucap Winda.
"Terus kalo gue cerita, lo mau nampung rasa sakit hati gue?" tanya Sherin datar.
"Bukannya gitu, maksud gu...." perkataan Winda tergantung karena tiba-tiba Vano datang dengan seragamnya yang urak-urakan.
"Rin, aku mau ngomong sama kamu, aku mau jelasin semuanya kalo yang di foto itu aku gak benar-benar pelukan sama Citra, aku cuma nolongin Citra yang hampir pingsan aja waktu itu." ucap Vano dengan satu tarikan napas.
Karena suara Vano itu begitu nyaring membuat seluruh isi kelas kini menatapnya dan pada penasaran apa yang sedang terjadi di antara pasangan Vano dan Sherin. Apalagi kabar jadian mereka kedua sedang ramai-ramainya di perbincangkan oleh warga SMA Harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY VS CUTEGIRL ✔ [PROSES PENERBITAN]
Teen FictionBerawal dari saat Sherin hampir terlambat ke sekolah karena bus yang ia tunggu di halte tidak kunjung datang. Kemudian seorang cowok yang tidak di kenalinya menawarkannya untuk berangkat bareng ke sekolah yang ternyata cowok itu adalah kakak kelasny...