From : Bang Sandy
To : SherinLo dimana dek? Papa masuk rumah sakit
Sherin tersentak kaget setelah membaca pesan dari abangnya itu. Dadanya mulai sesak, ia khawatir dengan kondisi papanya. Perlahan air mata Sherin mulai jatuh. Bersamaan dengan itu film bioskop telah usai. Penonton mulai keluar dari studio. Akhirnya film yang mencekam itu usai juga.
Vano menggandeng tangan Sherin keluar dari studio, "Habis ini kemana? Makan yuk!" ajak Vano. Sherin menoleh dengan mata berkaca-kaca.
"Lo nangis?" tanya Vano khawatir, "pasti gara-gara film tadi ya? Maafin gue deh, aturan tadi kita gak usah nonton horror." Vano jadi merasa bersalah. Apalagi saat melihat wajah Sherin yang pucat.
Sherin menggeleng pelan, "Bukan itu kak, bokap gue," ucapnya dengan suara serak.
"Bokap lo kenapa?" tanya Vano.
Sherin tak sanggup melanjutkan ucapannya. Ia menunjukkan pesan itu ke Vano. Vano segera meraih ponsel Sherin dan menghubungi Sandy dengan nomor Sherin.
"Halo?" ucap Sandy di seberang sana.
"Halo San, gue Vano. Bokapnya Sherin masuk rumah sakit mana?"
"Bentar-bentar, kok hpnya Sherin bisa sama lo?"
"Itu gak penting, yang penting sekarang bokapnya Sherin masuk rumah sakit mana? Kasian nih adek lo udah nangis."
"Gue bohong, ini bagian dari pesta kejutan ultahnya. Sekarang lo ajak Sherin buat pulang. Terserah lo deh gimana caranya."
"Iya-iya."
Vano memutuskan sambungan teleponya.
"Gimana kak?" tanya Sherin seraya menghapus air matanya. Matanya sembab.
"Kata Sandy lo pulang aja dulu ke rumah. Nanti lo ke rumah sakit bareng sama dia." ucap Vano.
"Tapi kak, gue khawatir sama papa, emangnya kita gak bisa langsung kesana?" Sherin menatap Vano lekat.
"Bokap lo baik-baik aja kok, mending sekarang lo pulang dulu habis itu baru ke rumah sakit." ucap Vano.
Sherin mengangguk.
Vano dan Sherin keluar dari mall dan bergegas menuju parkiran. Setelah keluar dari parkiran, motor Vano melaju dengan kencang membelah jalanan ibukota.
Tak butuh waktu lama motor Vano sudah berhenti tepat di depan gerbang rumah Sherin. Sherin segera turun dari motor Sandy dan memencet bel rumahnya.
Sherin menyadari gerbang rumahnya yang tak di kunci, ia segera masuk dan diikuti oleh Vano. Sherin masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya gelap gulita, seperti tak ada siapa-siapa di dalam.
"Kok gelap sih?" tanya Sherin.
"Mungkin lagi mati lampu." jawab Vano asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY VS CUTEGIRL ✔ [PROSES PENERBITAN]
Teen FictionBerawal dari saat Sherin hampir terlambat ke sekolah karena bus yang ia tunggu di halte tidak kunjung datang. Kemudian seorang cowok yang tidak di kenalinya menawarkannya untuk berangkat bareng ke sekolah yang ternyata cowok itu adalah kakak kelasny...