Setelah Citra pergi, Sherin langsung saja mengahampiri Vano yang baru saja mengeluarkan motornya dari parkiran. Tanpa basa-basi Sherin langsung saja menaiki motor Vano saat motor itu berhenti tepat di depannya. Setelah itu Vano memberikan sebuah helm kepada Sherin.
"Habis dari mana?" tanya Vano saat memberikan helmnya kepada Sherin.
"Dari sana, udah yuk kita langsung ke toko bukunya aja." ucap Sherin sembari memakai helmnya.
Vano mengangguk, cowok itu langsung menancap gas motornya keluar dari gerbang SMA Harapan lalu berbelok ke kanan dengan kecepatan sedang. Di perjalanan mereka tidak berbicara apa-apa, Vano fokus menyetir sedangkan Sherin masih tak percaya dengan barusan yang ia alami.
Citra yang selama ini membenci dirinya karena dirinya dinilai telah merebut Vano darinya tiba-tiba minta maaf? Tapi, bukannya justru hal ini bagus? Entahlah, mudah-mudahan saja apa yang Citra katakan tadi benar-benar tulus.
Sejujurnya Sherin masih belom memikirkan syarat apa yang harus ia berikan kepada Citra untuk mendapatkan maaf darinya. Yang pasti sih syarat itu harus benar-benar ia pikirkan matang-matang supaya ia tidak menyesal di kemudian hari karena telah memberikan syarat itu kepada Citra.
Motor Vano berhenti tepat di depan toko buku karena Sherin akan membeli beberapa barang di sana. Sherin segera turun dari motor Vano dan langsung membuka helmnya.
"Aku masuk ke dalam bentar ya kak, kakak mau nunggu disini atau ikut ke dalam?" ucap Sherin sembari menyisir rambutnya yang sedikit berantakan menggunakan jari.
"Ikut ke dalam aja sekalian ngawal kamu, kan kamu harus aku kawal." ucap Vano sambil tertawa kecil.
"Satu kata buat kakak, le-bay." ucap Sherin seraya memutar bola matanya.
Vano hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ucapan Sherin. Setelah itu ia mengikuti Sherin dari belakang yang tengah sibuk mengitari rak-rak di toko buku itu.
Sherin berada di rak khusus tempat pensil. Sherin tertarik dengan tempat pensil disana. Banyak sekali model-model terbaru dan pastinya lucu-lucu.
"Ih lucu banget tempat pensilnya," ucap Sherin antusias sembari memegang tempat pensil warna biru dengan gambar doraemon, "yang ini juga lucu." ucapnya lagi mengambil tempat pensil warna pink bergambar hello kitty. Kini tangannya memegang dua buah tempat pensil.
"Kak Vano, menurut kakak ini bagus nggak?" tanya Sherin seraya menunjukkan kedua tempat pensil yang sedang ia pegang.
"Bagus kok." jawab Vano.
"Lucuan yang mana? Ini atau yang ini?" tanya Sherin meminta pendapat dari Vano.
Cowok itu memegang dagunya tampak sedang berpikir, "Hm, menurut aku sih lucuan kamu." ucap Vano sambil tersenyum.
"Ih serius." ucap Sherin gemas.
"Aku lebih serius." balas Vano.
"Gombal," ucap Sherin, "yaudah aku milih doraemon aja." ucap Sherin lagi memasukkan tempat pensil doraemon itu ke keranjang belanjaannya. Setelah itu Sherin kembali mencari barang yang lain. Setelah dirasa barang belanjaannya sudah cukup ia segera menuju kasir untuk membayar semua barang belanjaannya.
"Semuanya jadi sembilan puluh lima ribu mbak." ucap mbak kasir.
Sherin mengeluarkan uang selembar seratus ribu dan ia berikan kepada mbak kasir. Setelah mendapat uang kembalian ia langsung mengambil barang belanjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY VS CUTEGIRL ✔ [PROSES PENERBITAN]
Teen FictionBerawal dari saat Sherin hampir terlambat ke sekolah karena bus yang ia tunggu di halte tidak kunjung datang. Kemudian seorang cowok yang tidak di kenalinya menawarkannya untuk berangkat bareng ke sekolah yang ternyata cowok itu adalah kakak kelasny...