“ Accept the reality of our story ”
———BUNYI siren ambulans kedengaran dan tak lama selepas itu paramedik berlari masuk ke dalam gudang dan mengangkat tubuh-tubuh yang sudah berlumuran dengan darah itu ke atas stretcher dan ditolak masuk ke dalam perut ambulans.
Iffat masih lagi statik ditempatnya. Ian didakap erat dan air matanya mengalir dipipi.
" Kenapa? Kenapa semua ni jadi dekat aku? " Bahu Iffat disetuh perlahan oleh seseorang dan membuatkan gadis itu menoleh.
" Abang! " Irshah terus mendakap adiknta erat dan membiarkan gadis itu melepaskan semuanya. Belakang Iffat di usap perlahan.
Ian yang masih berada di dalam dukungan Iffat di ambil oleh Iffti dan melangkah ke arah keretanya.
" Abang , semua ni jadi sebab Iffat. Kenapa bukan Iffat je yang kena tembak tadi? Kenapa? " tangisan Iffat semakin menjadi-jadi.
Kedua belah bahu gadis itu digengam erat dan air mata yang mengalir di pipi Iffat di kesat menggunakan jari-jemarinya yang panjang itu.
" Iffat, mengucap. Ingat Allah , kalau kau tak kuat siapa yang nak bagi dia semangat? Semua yang jadi ni ada hikmah Iffat . Kuatkan diri kau " Iffat menggeleng lemah. Dia tak tahu sama ada dia mampu bertahan atau tidak.
Perkara yang amat dia takutkan akhirnya benar-benar terjadi.
Iffat bangun dari atas lantai dan berjalan menuju ke arah sebuah jeep yang tersadai di tepi jalan.
" Kau nak pergi mana? " soal Irshah kehairanan.
" He needs me " Enjin jeep tersebut di hidupkan dan tanpa mendengar apa yang keluar daripada mulut Irshah , jeep tersebut meluncur laju meninggalkan kawasan terbiar tersebut.
Setibanya Iffat di hadapan hospital , dia berlari masuk ke dalam Emergency zone dan mendapatkan ahli keluarganya yang sedang menunggu di hadapan operating teater bersama wajah yang sudah basah dengan air mata.
" Mummy , maafkan Iffat . Ini semua salah Iffat , kalau tak Han takkan jadi macam ni " Iffat melutut dihadapan Datin Rahayu dan menggengam tangan tua itu.
Datin Rahayu tersandar lemah pada pada bidang Hilman. Bibirnya mengukirkan senyuman nipis dan pipi muljs Iffat di usap perlahan.
" Tak sayang , ini bukan salah kamu. Ini takdir " Iffat menangis lagi.
Bahu Iffat dipaut oleh Hessa untuk duduk di atas kerusi dan memeluk erat tubuh kakak iparnya.
" Hessa , abang Han akan selamatkan? Dia takkan tinggalkan kitakan? " Hessa mengangguk lemah . Dia tidak mampu untuk bersuara.
Selain Han , Dayang dan juga Damien turut berada di dalam Operating teater kerana terkena tembakkan daripada Tania.
" Han kalau i tak dapat you , maksudnya tak ada mana-mana perempuan pum yang akan dapat you! "
BANG!
Han jatuh terjelopok di hadapan Iffat. Mata gadis itu membuntang luas apabila melihat lelaki itu ditembak di hadapan matanya sendiri.
" Jangan Bergerak! Kami polis " Tania masih lagi statik di tempatnya bersama pistol yang masib diacukan ke arah Iffat .
Iffat terduduk lemah di sebelah Han. " No-no please jangan tutup mata! " pipi lelaki itu ditampar perlahan.
" Kau pun patut mati sekali , Iffat Amani! "
BANG!
mata Iffat yang terpejam rapat itu perlahan-lahan dibuka dan matanya tertancap pada satu figura yang berada di hadapannya. Wajah itu seperti menahan kesakitan pada bahunya yang sudah dibasahi dengan cecair berwarna merah.
" Tangkap dia! " Arah inspektor Jay dan tangan Tania digari dan di bawa pergi oleh pihak polis.
" Han please stay , i love you and will always love you. Please "
LAMUNAN Iffat terus mati apabila suara Doktor yang merawat Han menyapa mereka bersama wajah seriusnya.
" Macam mana dengan adik saya Doc? Dia selamatkan? " soal Hilman cemas.
Doktor itu memerhatikan satu persatu wajah yang berada di hadapannya bersama wajah yang sukar untuk ditafsirkan.
" Kami berjaya keluarkan peluru tersebut dari dalam kepalanya . Dan nasib dia baik sebab peluru tu tak kena otak , tapi ada komplikasi lain yang akan menyebabkan Han koma " Kesemuanya terkedu.
" Han ada tumor pada otaknya , dalam keadaannya yang kurang stabil kami tak dapat nak buat pembedahan susulan " Datin Rahayu terduduk lemah di atas kerusi.
" kalau Suami saya buat pembedahan susulan ada apa apa side effects ke yang boleh jadi dekat dia doc? " Doktor itu mengangguk.
" Boleh jadi Encik Han koma dalam jangka masa yang agak lama, boleh jadi hilang ingatan , and the worse is it might causes a brain dead and death " Wajah diraup perlahan.
" Kami akan pindahkan Han ke intensive care unit sebab keadaannya masih belum stabil sepenuhnya. Kalau tak ada apa-apa lagi saya minta diri dulu " Pamit Doktor tersebut.
Iffat tersandar lemah pada dinding. Air matanya dari tadi tidak berhenti mengalir. Malah semakin lama semakin deras ia mengalir di pipi .
" Sabar ya kak, kita sama sama doakan abang " Hessa memeluk erat tubuh Iffat.
Iffat berjalan menuju ke wad yang menempatkan Dayang dan Damien . Irshah yang sedang menunggu di hadapan wad itu di hampiri.
" Doktor kata apa? "
Irshah mengangkat wajahnya.
" Damien okey, dia stabil dan dah sedar tadi . Tapi dayang — "
Wajah Iffat berubah cemas.
" Kenapa dengan Dayang? "
" Dia koma " Iffat terpana.
' Bagus Iffat dah dua orang koma dan hampir melayang nyawa disebabkan kau ' bisik satu suara jahat di telinganya.
" Han macam mana? "
Iffat menggeleng lemah.
" he's unconscious , ada dekat ICU " Irshah menyentuh bahu Iffat .
" Ingat Iffat, walau apa pun yang jadi. Stop blaming yourself. Ini semua takdir yang Allah dah tentukan. It's not your fault okay? " pujuk Irshah.
" How? Semua ni jadi memang sebab Iffat pun kan? Kalau aku mati mesti dia orang takkan terbaring dekat dalam sana "
" Iffat "
Irshah dan Iffat menoleh ke arah pintu wad di mana Damien sedang berdiri di hadapan mereka .
" Ini bukan salah awak . Arwah Zaf memang macam ni . Dia akan buat apa saja janji dia dapat awak even guna cara kotor sekalipun " beritahu Damien.
" Habis Tania pulak? " Soal Irshah kehairanan. Dia tidak pernah pula nampak gadis itu bersama dengan Han dahulu.
" Tania tu Ex-tunang Han. Dia tinggalkan Han dan pergi luar negara sebab nak modeling , dia balik sini sebab dia nak dekat Han balik sebab tu dia bekerjasama dengan Zaf " Terang Damien satu persatu.
" Han okay? " Iffat menggeleng lemah.
" Sabar ya Iffat . Han akan sedar tak lama lagi. Percayalah. He loves you and Ian so much, dia takkan tinggalkan awak " Damien tersenyum segaris.
" Abang, Damien . Iffat pergi dulu , nak jumpa Han sekejap sebelun balik rumah " Irshah dan Damien mengangguk serentak.
" Aku tunggu dekat kereta " Iffat menganggukkan kepalanya dan melangkah pergi ke wad yang menempatkan Han Ukasyah.
" I love you too, Han. I can't denied my feelings anymore " tutur Iffat perlahan .
TO BE CONTINUED,
YOU ARE READING
2.5 | Ps : I Love you
ChickLit[ Sequal Jangan Sakiti Aku ] the truth was she didn't hate him , not for breaking her heart , not for leaving without explanation not for making her questions ever trusting anyone again she even knew what hating him would look like she love him b...