A/n : play media
“ Accept the reality of our story ”
———
CINCIN yang masih tersarung cantik pada jari manisnya itu diperhati lama sebelum dibawa ke bibir dan dicium lama.
Dia rindukan Han ,
Setiap saat dia masih mengharapkan yang Han akan kembali dan semua yang berlaku sekarang hanyalah mimpi ngerinya sahaja.
" Han , saya rindukan awak. Terlalu rindu " Sakit. Rasa sakit itu tidak tertanggung. Air mata Iffat yang mengalir deras di pipi di biarkan.
Tuhan , hilangkanlah kesakitan ini bersama dengan air mataku,
Aku tak berdaya,
Hati aku masih mengharapkan dia.
Taman yang selalu dikunjungi oleh mereka dahulu nenjadi tempat kegemaran Iffat sekarang. Jika berkesempatan , setiap hari dia akan berkunjung ke taman itu kerana ingin mengubati rindunya pada Han.
“ I will love you no matter what happens between us ”
Bayu petang itu menampar lembut pipinya. Mata terarah pada sepasang suami isteri yang sedang berjalan-jalan di taman itu bersama anak mereka.
nampak bahagia.
Kalau Han masih ada , akankah dia bahagia seperti itu? Masih adakah secebis kebahagiaan buat dirinya?
" Here " sehelai napkin berwarna biru gelap dihulurkan kepada Iffat secara tiba-tiba . Pantas Iffat mengangkat wajahnya .
Senyumannya terus mati apabila matanya bertembung dengan sepasang iris berwarna hazel itu.
" Aa-awak? "
" Kenapa? Terkejut sebab kau jumpa aku lagi? " Iffat memalingkan wajahnya ke arah yang bertentangan.
" Encik , boleh tak untuk hari ini berhenti ganggu saya? I'm not in a good mood today " beritahu Iffat dengan suara yang paling lemah dan paling lembut yang dia pernah lontarkan.
" No , aku nak stay " Iffat mengeluh kecil.
" Please — " Lelaki itu menghulurkan napkin tadi kepada gadis itu dan Lambat-lambat disahut olehnya.
Tanpa dipinta lelaki itu merangkul bahu Iffat dan membawanya duduk di bangku yang berada di taman tersebut .
" Kenapa awak buat macam ni , saya okay. Dan saya nak balik " Iffat cuba untuk bangun dari duduknya namun pantas di sekat oleh lelaki itu.
" Just cry , here i lend you my shoulder. Aku nak kau menangis sepuasnya harini dan lepaskan semua beban yang kau tanggung " Iffat tersenyum pahit kerana ada juga manusia yang sepertinya.
" Tak semudah itu Encik , terlalu banyak perkara yang berlaku dalam hidup saya, dan tak semua benda saya boleh lepaskan begitu saja " balas Iffat lemah. Masih tidak mahu menyerah kalah .
" Kadang-kadang kita menangis bukan sebab kita lemah , tapi sebab kita nak kumpul balik kekuatan kita. Start a new life and try to find your own happiness "
" Aku tahu kau tengah tahan air matakan? " Iffat diam. Dia tidak tahu untuk membalas kata-kata itu kerana kenyataannya memang dia sedang menahan air mata daripada mengalir di pipi.
Tangan lelaki itu mengusap perlahan bahu dan belakang Iffat dan akhirnya dia tewas. Tangisannya terhambur juga.
" Ke-kenapa dia kena pergi dulu? Kenapa tuhan tak ambil nyawa saya sekali? Kenapa bila saya cinta dan sayangkan seseorang at the end dia mesti akan tinggalkan saya? " Tangis Iffat yang tidak ada penghujungnya.
" Sebab Allah dah plan something beautifully amazing for you "
Andai bahagia aku bukan bersama dia, habis siapa?
Andai dia bukan jodohku , dan siapakah jodoh aku yang sebenarnya?
“ Sayang tak bermaksud memiliki ”
" Kalau kau rasa lemah, jangan penat untuk cari DIA sebab selain daripada kau menangis dekat aku dan tak dapat faedah lebih baik kau mengadu pada dia. Because only Allah knows your pain "
Tangisan yang tadinya menggila kini bagaikan reda setelah mendengar kata-kata lelaki itu.
" Tt-thanks " napkin berwarna biru gelap tadi digunakan untuk mengesat air matanya.
" Maaf sebab awak kena dengar perempuan bodoh macam saya ni menangis macam anak kecil " Satu senyuman terukir di bibir lelaki itu.
" Manusia ni sifatnya lemah, jadi tak salah kalai kita menangis sebab kita semua lemah. And you are not stupid okay? Kau cuma lemah sebab kau rasa yang kau berseorangan kan? " Iffat terdiam.
" Tapi sebenarnya kau tak . Aku pasti mak dengan ayah kau sayang dan risau bila tengok kau macam ni. Macam mana pula dengan keluarga dia? Bukankah keluarga dia lebih layak bersedih? " lidah Iffat kelu.
" Mungkin apa yang kau rasa sekarang tak setanding orang lain dekat luar sana sebab dalam dunia ni ada ramai lagi manusia yang diuji dengan dugaan-dugaan berat dari tuhan. Tapi mereka tetap memilih untuk sabar dan tawakal kepada Allah. Kuncinya, mereka sentiasa bergantung pada Allah , bukannya pada manusia . Bila kita berharap pada manusia , hati kita sakit sebab kita tahu yang manusia ni jangka hayatnya pendek , tapi kalau kau berharap pada Allah , InshaAllah dia akan kekal berada di sisi kau cuma kita tak nampak semua tu " Iffat betul-betul tidak sangka dengan jawapan yang lelaki itu berikan.
" Apa kata aku belanja kau makan? Orang kata nak pujuk perempuan ni bawak pergi makan je. Ye ke? " Perlahan-lahan bibir Iffat tersenyum nipis.
Dia seperti ada apabila aku bersamanya ,
Aku rindukan dia. Terlalu.
Tuhan, temukanlah aku dan dia di sana nanti.
" Hadid , aku Hadid Izdan " lelaki itu memperkenalkan dirinya.
" Saya Iffat , Iffat Amani "
" So boleh aku lamar kau untuk jadi kawan aku? Friends? " Soalnya bersama sama sebelah kening yang dijungkitkan.
" Ikhlas? Bukan sebab awak simpati dekat saya eh? "
" Ikhlas dari hati "
" Friends! " sambut Iffat teruja berbaur terharu.
Iffat percaya mungkin Hadid didatangkan kepadanya membawa satu kehidupan baru. Dimana dia harus belajar untuk melepaskan Han dan teruskan kehidupan.
Thanks to him
Do read her story!
Unwanted girl by grappyfairy
YOU ARE READING
2.5 | Ps : I Love you
Chick-Lit[ Sequal Jangan Sakiti Aku ] the truth was she didn't hate him , not for breaking her heart , not for leaving without explanation not for making her questions ever trusting anyone again she even knew what hating him would look like she love him b...