P/s: Play media
“ Accept the reality of our story ”
———
IFFAT memandang ke arah sekujur tubuh yang terbaring kaku di atas katil tersebut. Tangan kekar lelaki itu digengam erat dan diusap perlahan.
" I'm sorry " ucap Iffat .
" Sebab saya awak jadi macam ni . Saya ni selalu menyusahkan awak kan? " hanya bunyi pulse monitor yang kedengaran .
Iffat kemam bibir. Air mata cuba ditahan sedaya upaya agar tidak mengalir di pipi . Dia tak nak nampak lemah , dia kena kuat demi Han.
" Han, bangun please? Kalau awak bangun saya janji saya akan balas balik cinta awak . Kalau awak bangun saya janji yang kita akan jalani kehidupan yang bahagia macam orang lain "
Tiada sahutan.
" Han , bangun la . Saya nak Han saya yang hyper "
Tubuh itu kaku.
" Han , saya rindu nak tengok awak senyum "
Sebak
" Han saya rindu nak dengar suara awak " Tubir mata terasa hangat. Tahan Iffat!
" Saya , Iffat Amani berjanji yang saya akan buat apa saja yang awak suruh kalau awak bangun , please wake up? " rayu Iffat lagi .
Han masih lagi statik. Tiada pergerakan.
" Ouh ya saya lupa , harini saya ada bawak lilacs light purple dengan putih untuk awak " pokok lilacs yang dipetik di halaman rumah sebelum dia datang ke hospital tadi di letakkan di dalam gelas kaca.
" White symbolizes purity and innocent and light purple symbolizes a first love but since you are not my first , i symbolizes it as the last and the only love " bicara Iffat sendiri.
" Awak sayang saya kan? Jadi jangan tidur lama-lama okay? " kedua belah pipi lelaki itu dielus perlahan kemudian bibir Iffat mendarat pada dahi lelaki itu.
" Please " bisik Iffat perlahan. Setitik air mata jatuh pada pipi lelaki itu.
Tak lama kemudian telefon milik Iffat yang berada di meja sisi katil berdering . Pantas Iffat mencapai telefonnya dan memerhatikan skrin yang bercahaya tersebut.
Irshah is calling ,
" Hello abang? Kenapa? " Iffat menjawab panggilan tersebut , perlahan-lahan kakinya melangkah keluar daripada wad dan berjalan menuju ke taman yang berada di aras tersebut.
" Iffat dekat hospital teman Han , kenapa abang tanya? " Soal Iffat.
" Oh ya ke? Sorry susahkan abang dengan kak Ryan . Nanti Iffat balik Iffat singgah sana , Thank's by the way "
" Waalaikumsalam " talian dimatikan dan Iffat melangkah kembali ke arah wad yang menempatkan Han. .
Mata tertancap pada pintu wad yang terbuka dan beberapa orang jururawat yang sedang berlari cemas sambil mengusung defibrillator . Hati Iffat berdegup kencang . Pantas kakinya berlari ke arah wad tersebut.
" Maaf , tapi puan tak boleh masuk " Halang salah seorang jururawat dan pintu wad tertutup rapat.
Iffat terduduk lemah di atas bangku menunggu .Wajah diraup kasar, pipi pula sudah basah dengan air mata . Dia terlalu takut , dia belum bersedia untuk kehilangan lelaki itu.
15 minit menunggu dan Akhrinya doktor keluar dari wad dan terus melangkah pergi tanpa menghiraukan Iffat . Gadis itu berdiri dan berjalan menghampiri pintu. Matanya terarah ke arah katil .
YOU ARE READING
2.5 | Ps : I Love you
Chick-Lit[ Sequal Jangan Sakiti Aku ] the truth was she didn't hate him , not for breaking her heart , not for leaving without explanation not for making her questions ever trusting anyone again she even knew what hating him would look like she love him b...