“ Accept the reality of our story ”
———
HADID melangkah masuk ke dalam dapur di mana mummynya , Datin Halida sedang memasak bersama dengan pembantu rumah untuk sarapan.
" Awal bangun? " sapa Datin Halida apabila anak lelakinya yang satu itu membuka fridge dan mengambil sekotak susu lalu dituang ke dalam gelas.
" Macam tak biasa pula mama ni , yang selalu bangun lambat tu Hairy Izmeer bukan Hadid Izdan " balas Hadid lalu meneguk perlahan susunya.
" Mama nak tanya , kamu dengan Linda macam mana? Mama tengok kamu berdua macam tak nak kahwin je? Sibuk dengan hal masing-masing "
" Entah , Ad tak tahu . Lagipun Ad rasa kosong . Both of us busy ma , we don't have time to discuss about it yet . Lagipun bila masa Ad kata Ad nak kahwin dengan Linda? " Datin Halida tercengang.
" You what? — listen young man. Mama dan auntie Fifa dah arrange kan tarikh , wedding planer and also baju for your engagement ceremony! " Wanita itu sudah bercekak pinggang di hadapan Hadid.
" Mama yang pandai-pandai arrange apa kata mama saja yang bertunang dengan Linda . She's my friend ma , i love her more like my sister. Jadi Hadid rasa mama tak payahlah nak beria jodohkan Hadid dengan anak kenalan mama lagi " Hadid melangkah pergi meninggalkan mamanya dan berjalan menuju ke luar rumah di mana papanya sedang berdiri di tepi kolam sambil memberi ikan-ikan koi Kesayangannya makan.
" Pa , tengok mama tu . Ad tak faham kenapa mama suka sangat nak jodohkan Ad dengan anak kawan-kawan dia " Hadid mengeluh berat.
" Mungkin sebab umur kamu tu dah terlajak , 33 years old papa dah ada dua orang anak dah tau " kata Dato Adli lalu ketawa kecil apabila melihat wajah cemberut anak terunanya.
" Papa tak paksa Ad , tapi kalau boleh go and find someone who can make you happy "
" Bukan senang pa "
" Kenapa? Ad masih tak boleh move on daripada Zurin? " Hadid meraup kasar wajahnya.
" I loved her pa , but what did she gave back to me? Dia kahwin dengan lelaki lain and left me without explanation. My heart — " Hadid terduduk lemah di atas bangku.
Bahu lelaki itu diusap perlahan oleh Dato Adli.
" You should be grateful , son . Rancangan Allah tu indah. Dia jauhkan kita daripada orang yang salah dan temukan kita dengan seseorang yang lebih baik daripada Zurin . Maybe she is your first love but tak semestinya Zurin itu cinta terakhir kamu "
Hadid hanya mendiamkan diri.
" Ad patut bersyukur sebab tuhan tu masih lagi berikan Ad peluang untuk hidup . You won't be able to feel all of these if tak ada orang yang sudi nak dermakan kamu jantung yang ada dekat dalam tu sekarang " Hadid memegang jantungnya.
" Dalam dunia ni ada ramai lagi manusia yang lebih menderita daripada kita " Dan tiba-tiba sahaja wajah Iffat terbayang di mindanya.
" Hah berangan apa pulak tu? Dengar tak apa papa cakap ni? " Soal Dato Adli apabila Hadid seperti hilang fokusnya.
" Pa , kenapa bila Ad jumpa someone ni Ad rasa macam sesuatu? My heart pounding when i looked into her eyes like we already knew each other but we doesn't "
Dato Adli mengangkat kedua belah bahunya " I don't know , you can ask her and maybe she has the answer "
Hadid tersenyum . " I will " .
BEBERAPA MINGGU YANG LALU ,
" Aku gila ke , Mir? " Soal Hadid.
" Cuba kau cerita dekat aku slow-slow kau ingat aku ni ada kuasa psychic ke? Kau ingat aku boleh baca otak kau? " Balas Mir geram dengan sikap terburu-buru sahabatnya .
" Aku dengar suara perempuan ni , macam suara hati ah aku tak pasti . Tapi dia menangis "
" Uish boleh tahan seram cerita kau ni! Meremang bulu roma aku " Mir menggosok lengan nya.
" Aku susah nak explain , sakit yang dia tanggung tu macam tak ada kesudahannya. Tak ada penghujung " Mir berteleku seketika.
" Aku ni psychologist Hadid Izdan bukan bomoh. Aku tak boleh nak concluded apa yang kau lalui sebab aku tak boleh nak gambarkan apa yang kau lalui — tapi , kau tahu tak suara tu suara siapa? "
Hadid menggeleng lemah.
" Ikut aku jom? " soal Mir sambil menarik lengan Hadid yang sedang duduk berhadapan dengannya
" Pergi mana? "
" Jumpa mak esah "
" Oi setan , Agak-agaklah! " tak semena kepala Mir ditunjal kasar oleh Hadid.
" Belajar je pandai sampai ke universiti tapi bodoh rupanya. Otak cetek "
" Aku gurau je doh , kau stressed takkan aku nak stressed juga. Jadi aku pun cuba untuk menceriakan suasana " Hadid menjeling sekilas ke arah Mir.
" Oh aku lupa nak tanya , kau dengar suara tu kan? apa yang dia cakap sebenarnya? " soal Mir ingin tahu.
" I'm sorry "
" Tapi suara tu kadang kadang je aku dengar , aku cuba untuk cari juga suara tu milik siapa tapi, haih " Mir bersandar pada kerusinya.
" Parah ni parah "
" Aku tahu "
" Tapi aku yakin mesti ada sebab kenapa kau boleh dengar suara tu " Hadid angkat bahu.
Dia sendiri tidak pasti.
Excuse my English and typo😂
YOU ARE READING
2.5 | Ps : I Love you
ChickLit[ Sequal Jangan Sakiti Aku ] the truth was she didn't hate him , not for breaking her heart , not for leaving without explanation not for making her questions ever trusting anyone again she even knew what hating him would look like she love him b...