03 > Dayang [ part ii ]

1.6K 92 1
                                    

“ accept the reality of our story ”

———





A few months later ,

PINTU bilik Dayang diketuk berkali-kali apabila gadis itu tidak menyahut . Iffat kemam bibir. Puas di panggil , di pujuk tapi masih sama. Tiada sebarang respon yang gadis itu berikan.

Telefon yang berada di atas meja di capai dan nombor seseorang di dail. Tak sampai beberapa saat suara garau menyapa halwa telinga Iffat.

" Damien boleh tak awak datang rumah saay sekejap. Dayang ni , dari semalam lagi dia tak keluar dari bilik. Saya dah tak tahu nak buat apa, saya risau sangat-sangat kalau jadi apa-apa dekat dia " Adu Iffat kepada Damien.

" Okay , sekejap lagi saya sampai "

Talian terus dimatikan. Iffat kembali menapak ke hadapan pintu bilik Dayang yang masih tertutup rapat itu.

" Dayang! Keluar lah dah seharian kau berkurung , are you okay?  Kalau tak okay just tell me apa masalah kau. Don't act like this please " Pujuk Iffat lagi.

15 minit berlalu. Bunyi ketukan pintu kedengaran.

Pamtas Iffat berlari ke pintu rumah dan membukanya. Wajah Damien menyapa pandangan matanya. Tubuh lelaki itu diperhati dari bawah ke atas.

Dia hanya memakai sehelai T-shirt polo hitam dan seluar jeans putih. Simple tapi boleh buat hati mana-mana Perempuan yang melihatnya cair dengan begitu mudah. Nak -nak lagi rambut dia messy dan basah macam baru lepas mandi tu.

" Done checking on me? " Iffat tertunduk malu.

" Dayang dah keluar ke belum? " Iffat menggeleng.

" Kunci pendua ada? " Iffat menggeleng lagi.

" Itulah masalahnya , puas saya cari satu rumah kunci pendua tu tapi tak jumpa! " Damien melangkah masuk ke dalam rumah dan naik ke tingkat atas dan berdiri di hadapan pintu bilik Dayang.

" Sorry, saya terpaksa pecahkan "

" Whatever! Cepat lah buat " Arah Iffat. Damien mengangguk. Lelaki itu mengundur tiga tapak ke belakang dan berlari merempuh pintu bilik Dayang.

Pak!

Pintu biliknya terkuak luas . Laju Iffat berlari masuk ke dalam bilik Dayang  .

" Ya Allah,  Dayang! " Tubuh Dayang yang sudah terkulai lemah di atas lantai dengan mulut yang berbuih itu dihampiri , pipi gadis itu di tampar perlahan namun tiada respon darinya.

" Kita bawak dia pergi hospital " Damien terus mencempung tubuh Dayang ke keretanya.

" Iffat , naik kereta saya. Nanti saya hantar awak balik " Iffat mengangguk. Dia mencapai purse dan telefon yang berada di atas meja dan keluar dari rumah. Selesai mengunci pintu dia berlari ke arah kereta Damien dan masuk ke dalam perut kereta.

Damien memandu laju ke arah hospital yang berdekatan.

DAYANG membuka perlahan kelopak mata dan memandang ke sekelilingnya.

" Iffat " panggilnya perlahan.

" Dayang? Alhamdulillah dah sedar pun! " Iffat melepaskan nafas lega. Bahu Dayang di usap perlahan .

Lama Dayang diam sambil memerhati wajah Iffat yang berada di sisinya. Perlahan-lahan air matanya mengalir di pipi.

" Sorry sebab aku dah susahkan kau lagi. Kau patut biar aku mati Iffat " Tutur gadis itu perlahan.

" Dayang , bagitahu aku sekarang apa yang jadi sebenarnya? " soal Iffat dalam nada yang menahan getaran.

Dayang diam.

" Aku dah tahu, tapi aku masih nak dengar dari mulut kau sendiri. Please bagitahu aku " rayu Iffat dan tanpa diduga , Dayang menghamburkan tangisannya .

" Aku- aku mengandung Iffat " Tangan Iffat digengam kemas . Iffat memejamkan matanya dan cuba untuk menelan semua yang di beritahu oleh Dayang .

" Dan itu saja? " Dayang menggelengkan kepalanya perlahan.

" Di-dia suruh aku gugurkan kandungan tu , aku mintak maaf Iffat , aku mintak maaf! " Tangis Dayang.

" Dan kau bu-buat? " perlahan-lahan kepala gadis itu mengangguk.

" Aku mintak maaf Iffat , aku bodoh sebab aku percayakan dia. Aku tak sedar Iffat ,sumpah " tubuh Dayang yang sudah menggigil ketakutan itu Iffat tarik ke dalam pelukan.

" Bagitahu aku Dayang , bagitahu aku siapa yang buat kau macam ni? " soal Iffat. Dia percayakan Dayang sebab dia kenal dayang macam mana orangnya. Segatal-gatal Dayang dia tidak pernah lupa tentamg batasan agama.

" Bagitahu aku Dayang Farhana! Siapa yang buat kau macam ni? Biar aku bunuh dia! " Amuk Iffat .

" Ja-jangan , kau tak kenal dia . Dia bukan lawan kita . Kau tak boleh lawan dia " kedua belas bahu Dayang digengam erat oleh Iffat.

" Dayang Farhana Abdullah , tell me who's that asshole . Kalau tak aku akan buat report polis .biar polis je yang settle jantan tak guna tu " Dayang menggeleng laju.

" Please no , jangan bahayakan diri kau. Please " tangan Iffat di gengam.

" Please Dayang , tell me who is he " Soal iffat dalam nada yang mendatar.

" Zaf! Lelaki tu Zaf. Please Iffat janji dengan aku yang kau takkan buat report polis dan takkan bagitahu sesiapa pasal ni termasuk Damien " Iffat hanya membatu.

Dia tak percaya yang perangai Zaf sebegitu keji. Dasar jantan tak guna.

" Kenapa kau tak bagitahu aku awal-awal? Kenapa kau telan pil tu? Kau nak bunuh diri ke Dayang Farhana? " Soal Iffat bersama air mata yang mengalir di pipi .

" Aku dah tak tahu nak fikir apa Iffat. Aku buntu. Aku tak nak kau malu sebab ada kawan yang teruk macam aku. Aku taknak susahkan kau lagi. Aku malu, aku jijik dengan diri aku " Dayang memukul dadanya dan bahunya kuat.

" Dayang Stop! " kedua belah tangan gadis itu digengam oleh Iffat .

" Kau ingat kalau kau bunuh diri dan lari daripada masalah , benda akan settle ke? Aku tanya kau ni , masalah kau akan selesai ke kalau kau bunuh diri? " Iffat menyoal dan Dayang menggeleng lemah.

" Stop thinking that you're burden me because you not! Aku ikhlas Dayang , apa pun masalah kau please jangan buat macam ni lagi. Kau ada aku , dan aku akan tolong kau " Tubuh Dayang di dakap erat. Belakang badan Dayang diusap perlahan.

" Maafkan aku Iffat "

" Stop apologizing Dayang Farhana " Dayang terdiam. Yang kedengaran hanyalah sedu-sedannya.

" Allah itu maha adil Dayang,  aku yakin suatu hari nanti dia akan dapat balasan yang setimpal dengan perbuatan dia "











TBC

2.5 | Ps : I Love you Where stories live. Discover now