Saat ini aku sedang duduk dikantin sekolah. Hanya melamun tanpa melakukan sesuatu.
"Yohan! " tegur Suhwan membuyarkan lamunanku.
"Ah Suhwan.. " balasku.
Suhwan, dia terlihat lebih baik dari pertemuan terakhir kita waktu itu.
"Kau sepertinya sedang bahagia. " ucapku padanya.
"Sangat, sangatttt bahagia." jawabnya riang.
"Lalu katakan padaku apa yang membuat sahabatku ini begitu bahagia? "
"Tentu saja Yuvin! "
Aku berusaha mempertahankan senyumanku.
"Wah benarkah? " tanyaku pura-pura antusias.
"Heeum... Semalam dia datang kerumahku membawa banyak makanan kesukaanku. Dan kau tau? Dia memintaku untuk berkencan dengannya! "
"Ahh begitu rupanya. "
"Tunggu, apa kau yang memintanya melakukan itu? " tanyanya menyelidik.
"Tidak, aku hanya memintanya mengakhiri hubungan kami! "
"Benarkah? " tanyanya antusias.
"Ya. " ucapku singkat.
"Baiklah, bagaimanapun juga aku berterimakasih padamu. Kau melakukannya untukku kan? "
"Tentu saja! " jawabku tulus.
"Sayang! " suara seseorang menyapa indra pendengaran kami. Aku menoleh, dan disana Yuvin sedang melambaikan tangannya sambil berjalan kearah ku. Aku tersenyum lebar kearahnya..
Senyumanku memudar. Tidak! Lambaian itu bukan untukku! Senyuman itupun bukan untukku! Dan panggilan sayang itu juga bukan untukku! Sekarang semuanya untuk Suhwan.
"Sayang, kenapa meninggalkanku? Sudah kubilang bukan aku akan menjemputmu! " ucap Yuvin sambil mendudukan dirinya di sebelah Suhwan, tepat didepanku.
"Maafkan aku, aku lupa jika saat ini aku sudah memiliki kekasih yang akan mengantar jemputku! "
"Ck, kau ini. " Yuvin berkata sambil mengacak rambut Suhwan. Sesuatu yang biasanya dia lakukan padaku.
"Hai Yohan! " dia menyapaku. Sapaannya terdengar asing untukku.
"Ah, hai Yuvin! " aku membalas sapaannya. Dia hanya tersenyum dan menatapku sebentar, setelahnya dia kembali sibuk mengobrol dengan Suhwan. Mereka terlihat sangat asik, sesekali Yuvin mengusap pipi Suhwan lembut. Ahh pemandangan yang mengerikan untukku.
"Yohan, kau ingin tetap disini? " pertanyaan Suhwan menyadarkan lamunanku.
"Aku rasa begitu! " jawabku.
"Baiklah kalo begitu aku dan Yuvin pergi duluan. "
"Ah yaa! " jawabku singkat.
"Aku pergi! " Yuvin berucap sambil menepuk bahuku pelan. kata 'Pergi' yang diucapkannya seakan mengandung arti lain.
Aku menatap nanar kepergian mereka. Sungguh ini sangat menyakitkan. Tapi mau bagaimana lagi? Bukankah ini keinginanku melepaskan Yuvin dan membiarkan Suhwan bahagia dengannya.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Pdx101ShortStory
Novela JuvenilBerisi kumpulan short story yang cast nya diambil dari couple" Pdx101. WARNING!! BXB!!