Restu?

50.6K 1.9K 11
                                    

"Sayang, dengar Ayah dulu," ucap Steve membujuk Bella. "Nggak baik loh nyuekin orang tua."

Pria itu duduk di atas ranjang putrinya dengan mengelus rambut panjang putrinya. Bella menatap wajah Ayahnya dengan sendu, mata yang berkaca-kaca. Menggeleng kemudian berkata;

"Aku nggak mau Ayah nikah lagi."

Steve tentu terkejut dengan perkataan anaknya. Mungkinkah dia akan melepaskan Nadya begitu saja? Tidak! Bagaimanapun caranya, dia akan berusaha untuk menaklukkan hati putrinya agar bisa menerima Nadya, sebagai ibu barunya.

"Tapi kenapa? Kamu nggak suka sama tante Nadya?" tanya Steve dengan lembut.

Lagi-lagi Bella menggeleng, "Bukan itu Ayah," ucapnya tambah terisak. Ayahnya sama sekali tidak mengerti isi hatinya.

"Ya terus kenapa dong?" tanyanya heran.

"Aku takut kalau Ayah lebih fokus sama tante Nad, Aku nggak mau Ayah. Ayah kerja pagi sampai sore, sebentar ketemu sama Bella, kalau Ayah nikah, Bella gimana, Ayah pasti langsung nemuin istri Ayah kan?" setelah mengucapkan itu, Bella menundukkan kepalanya. Dia terlalu trauma karena pernah ditinggal.

"Astaga, kok kamu mikirnya gitu sama Ayah?" tanya Steve yang masih tidak percaya dengan pemikiran putrinya.

"Ih nggak, Bella takut aja," ucapnya memberengut kesal. "Kalau kasih sayang Ayah berkurang ke Bella gimana?" cicitnya takut-takut.

"Sayang kok segitunya sih mikirnya, sayangnya Ayah nggak bakal berkurang sama sekali ke Bella," yakinnya.

"Ayah janji ya?"

Steve mengangguk setuju, senyumnya sangat lebar dan sungguh terlihat manis.
"Tentu, jadi?"

Bella mengangguk samar, masih bisa dilihat oleh Steve.

"Makasih sayang," ucapnya. Steve membawa Bella dalam pelukannya.

"Mau nemui tante Nad nggak?" tanya Steve.

Bella menggeleng.
"Nggak, Aku ngantuk. Ayah keluar gih,"

Steve menyentil kening Bella. Gadis itu terpekik kaget dengan apa yang dilakukan oleh Ayahnya.

"Ayah sakit!" teriaknya.

"Nggak baik ngusir orang tua loh, dosa kamu," todong Steve.

"Ih nyebelin, yaudah Ayah disitu aja terus" jengkel Bella.

***

"Lama ya nunggunya?" tanya Steve saat sampai di ruang tamu. Nadya masih menunggunya bicara dengan Bella di ruang tamu.

"Lumayan sih Mas," ucapnya sambil tersenyum manis.

"Kenapa sih mukanya kok nggak enak banget dilihat?" selidik Steve.

"Bella pasti nggak restuin kita kan Mas, dia pasti nggak mau deh punya ibu kayak aku," ucap Nadya sedih.

"Kata siapa?"

"Hah? Jadi?" Nadya bingung dengan maksud Steve.

Steve mengangguk sambil tersenyum.
"Bella udah restuin kita kok, dia juga mau nerima kamu jadi ibunya, dia cuma minata kalau kasih sayang Mas nggak bileh berkurang ke dia," cerca Steve.

"Alhamdulillah Mas," ucap Nadya senang. "Aku janji, bakal bikin Bella bahagia dengan adanya aku Mas, aku juga nggak mau ngejauhin kamu dari Bella," Nadya memeluk Steve dengan erat. Hatinya sangat bahagia ternyata dirinya direstui oleh calon anaknya.

"Bulan depan kita nikah ya?" seru Steve tiba-tiba.

"Hah, kok cepet banget Mas?" heran Nadya.

"Ya emang nunggu apalagi? restu juga udah dapet, kenapa nggak langsung, nunda nunda waktu aja kan? lagian sayang, Mas tuh nggak muda lagi loh,"

Nadya terkekeh kecil.
"Iyaya, Mas kan udah tua haha.." tawanya seketika meledak.

"Tua-tua gini kamu mau loh," ejek Steve balik.

"Kalau nggak cinta mah aku nggak mau Mas," tangannya bertengger pada pipi Steve, dielusnya pelan, kemudian turun dibibir Steve. Mengamati lekuk-lekuk wajah Steve.

Keduanya saling tatapan, memandang mata satu sama lain. Menahan debaran jantung yang semakin cepat berdetak. Kemudian kedua bibir itu bertemu, tapi tidak lama karena saat itu seseorang menghentikannya.

"Ayah, ingat belum SAH ya!" sindir Bella berjalan ke dapur saat melewati Steve dan Nadya, dengan menekan kata 'Sah'.

Rasa malu bersarang pada diri kedua orang itu. Bisa bisanya mereka terbawa suasana.

"Maaf.." lirih Steve sambil mengelap bibir Nadya. Nadya hanya tersenyum kemudian mengangguk.

TBC

*


Vote komen ya😋

See U❣

PRIA TUA-KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang