Salah Paham

20.2K 917 10
                                    

"Permisi Pak,"

Masuklah sekretaris Steve dengan membawa setumpuk map berisi berkas penting itu.

"Ada apa? duduklah." Steve mempersilahkan duduk.

Ditaruhnya map tersebut di atas meja kerja Steve. Sekitar 5 map bertumpuk di sana.

"Bapak perlu menanda tangani berkas ini." 

Ella, nama sekretaris Steve. Ella gadis 27 tahun dan belum menikah. Ella gadis yang cekatan, semangat bekerja dan hasilnya pun memuaskan. Steve beruntung Ella-lah sekretarisnya. Bahkan Ella tidak pernah mencoba untuk menggodanya seperti kebanyakan sekretaris kepada bosnya.

Wajar saja jika Ella meliburkan diri satu hari saja, Steve bisa menumpuk banyak pekerjaan hingga harus lembur sampai larut, meskipun di rumah.

"Ah iya. Sebentar.."

Ella mengangguk.

Gadis itu menunggu dan duduk di depat meja Steve. Senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya. Pakaian yang normal dan tidak terlalu ketat dan seksi.
Ella berbeda dari yang lain. Meskipun sudah lama Ella bekerja, baru kali ini Steve begitu menamatkannya.

Steve menggeleng.

Apa-apaan dirinya. Astaga. Steve merutuki dirinya sendiri yang telah memuji kecantikkan wanita selain istri dan anaknya.

Drrttt.. Drrttt

"Sebentar, saya mau menerima telepon," ucap Steve.

Ella mengangguk mengiyakan.
Dirinya tetap diam tanpa membantah, menunggu Steve menyelesaikan teleponnya.

"Kenapa sayang?" tanya Steve.

"Ayah, teman Bella nggak masuk. Bella pulang sendiri aja ya nanti?"  Izin Bella.

"Jangan sayang. Ayah jemput aja ya?"

"Nggak papa ayah. Ayah pasti lagi banyak kerjaan. Bella pulang sendiri aja." kekeuhnya.

"Gimana ya," pikir Steve.

Tidak tega jika Bella harus menaiki kendaraan umum yang banyak asap dan polusi.

"Ya yah?"

"Yaudah boleh. Jam berapa pulangnya?"  tanya Steve.

Steve menoleh kearah telepon kantor yang berada di mejanya. Steve mengisyaratkan untuk Ella mengangkatnya sementara dirinya masih teleponan dengan anaknya. Ella hanya menurut apa kata Steve. Mengangkat telepon tersebut dengan sopan.

"Jam satu. Makasih ayah."

"Iya sayang. Hati-hati nanti."

"Iya yah"

"Siapa El?" tanya Steve.

"Istri bapak katanya. Tapi kok langsung dimatiin ya." ucap Ella heran sendiri.

"Istri saya?"

"Iya pak. Tapi langsung dimatiin gitu aja pak. Nggak ngomong apa-apa juga."

Steve mengangguk.

Mengecek panggilan tak terjawab di ponselnya.

Benar saja!
Satu panggilan tak terjawab dari istrinya.

Steve mencoba menghubungi Nadya kembali, tetapi tidak diangkat padahal berdering. Steve beralih mengirimkan pesan, tetapi tak kunjung dibalas.

"Kamu boleh keluar dulu. Nanti saya telepon kalau sudah selesai saya tanda tangani berkasnya, El."

PRIA TUA-KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang