S2 - Krucil Ajaib

8.3K 509 20
                                    


Pagi ini Steve bangun lebih dulu daripada Nadya. Alasannya apalagi jika bukan kelelahan karena semalaman bermain. Steve diluar kendali mengingat beberapa minggu ini tidak mendapatkannya dari sang istri.

Memandangi wajah cantik istrinya yang terlihat kelelahan. Bibirnya yang sedikit terbuka menjelaskan semuanya. Nafasnya yang teratur menandakan sang istri tidak akan bangun dalam beberapa menit. Pasalnya, pukul 3 pagi mereka baru tidur.

"Maaf bikin kamu kelelahan..." ucap Steve sambil mengelus pipi istrinya. Ia bangkit untuk membersihkan diri di kamar mandi. Badannya terasa sangat lengket, Ia butuh mandi air dingin untuk menyejukkan tubuhnya.

Setelah keluar dari kamar mandi, istrinya itu belum juga bangun. Steve merasa tidak tega jadinya. Mungkin, dirinya sudah keterlaluan. Ia memutuskan untuk memakaikan pakaian istrinya sebelum menjemput putra mereka dari kamar kakaknya, Bella. Seperti yang istrinya katakan kemarin, anak itu akan mengamuk jika ketahuan tidak tidur di kamar ayah bundanya tanpa keinginannya sendiri.

Sambil menjemput Nathan, Steve juga sempat membangunkan putri sulungnya itu. Takut-takut jika ada kelas pagi hari ini. Niat baiknya ternyata malah menjerumuskan dirinya terkena omel. Dengan alasan telah mengganggu waktu tidur putrinya padahal kelasnya agak siang nanti.

"Mas... "

Nadya langsung membungkam bibirnya begitu Steve memberi isyarat untuk diam. Jika tidak, krucil yang ada dalam gendongannya itu akan terbangun dan sekali lagi, mengamuk.

Setelah membaringkan Nathan di atas ranjang, Steve ikut duduk di sana dengan memandang istrinya.
"Kenapa, hem?"

"Mas kok udah bangun duluan nggak bangunin aku?"

"Mas nggak tega bangunin kamu. Kamu tidur lagi aja nggak papa."

"Nggak ah, mau mandi dulu aja. Habis itu tidur lagi, pusing banget kepalanya. Mad nanti kalau mau berangkat langsung aja nggak papa. Aku siapin dulu bajunya."

Nadya bangkit dari ranjang menuju lemari untuk menyiapkan keperluan suaminya berangkat ke kantor. Setelah itu dia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selang beberapa menit, Nadya keluar dengan handuk di kepalanya.

"Mas belum sarapan juga?"

Steve menggeleng.

"Kenapa nggak sarapan dulu, malah nungguin disini. Ntar telat gimana?" omel Nadya pada suaminya.

"Nggak papa. Mas langsung berangkat aja. Sarapannya di mobil, Mas udah nyuruh bibi bikinin roti kayak biasa, kok."

"Ya udah, Mas hati-hati di jalan, yah. "

Nadya mencium punggung tangan suaminya bersamaan dengan suaminya yang mengecup keningnya lama.

Setelah kepergian Steve, Nadya memutuskan untuk kembali tidur karena kepalanya yang tiba-tiba terasa pening.

***

Nadya berjalan memasuki kantor milik suaminya dengan Keyla di gendongannya. Langkah kakinya membawa kearah ruangan suaminya yang ada di lantai atas. Karyawan disini memang sangat ramah dengannya. Tak jarang dirinya mendapatkan sapaan dari beberapa karyawan disini sebagai bentuk hormat kepada istri bos. Dan tentunya untuk si kecil Keyla juga yang terlihat menggemaskan di mata mereka.

"Eh, bu Nadya. Silahkan, bapak Steve-nya ada di dalam. Kebetulan lagi nggak ada jadwal meeting."

Nadya mengangguk kemudian menggumamkan kata terimakasih kepada Ella, sekretaris Steve. Kemudian, Nadya membuka pintu ruangan Steve tanpa mengetuk. Ia memang beberapa kali ke sini atas permintaan suaminya. Tapi entahlah hari ini dia menginginkannya sendiri. Lagipula dia juga merindukan kantor yang dulunya pernah menjadi sumber penghasilannya semasa merantau dari kampung halamannya.

PRIA TUA-KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang