S2 - Hati-Hati, Nek!

9.1K 543 18
                                    

Teken bintangnya dulu sebelum baca❤

*

Tepat hari ini, Adwila akan benar-benar pulang ke Surabaya. Ia merasa tidak enak jika harus meninggalkan rumahnya lebih lama lagi. Terlebih, dengan orang yang ia beri tanggungjawab untuk mengurus hewan ternaknya. Lagipula, Adwila sudah merindukan rumahnya, meskipun lebih suka berada diantara anak dan cucunya ketimbang sendirian di rumah.

"Ma, udah siap semua?"
Tanya Nadya yang baru saja memasuki kamar mamanya yang terbuka. Ia membantu mamanya membawa barang bawaannya kebawah. Ia dan suaminya, beserta anak-anak akan pergi mengantar Adwila ke stasiun.

Nadya sendiri juga begitu, lebih senang jika ada mamanya didekatnya. Tidak perlu jauh-jauh jika dia merindukan mamanya dan ingin bertemu. Terlebih ada yang membantunya mengurus dua buntutnya itu. Jujur, dirinya kuwalahan jika mengurusnya sendiri meskipun ada bantuan bibi. Apalagi si krucil Nathan, banyak sekali tingkahnya.

"Mama hati-hati ya nanti. Kalau udah sampai di rumah langsung telepon Nadya atau Mas Steve. Nggak boleh lupa. Jaga kesehatan mama, jangan capek-capek. Kalau mama udah kangen lagi sama cucu mama, bilang, nanti pasti Nadya langsung kesana kalau mas Steve nggak sibuk. Ya, ma?" ucap Nadya panjang lebar.

Adwila tersenyum lebar. Ia cukup terharu dengan ucapan-ucapan putrinya itu. Setiap hari dia merindukan anak cucunya. Ia merasa belum cukup waktu meskipun disini sudah bisa dibilang lama.
"Iya, kamu juga jaga kesehatan. Mama selalu kangen sama mereka. Mama tunggu kalian, ya?"

"Pasti."

"Sini sayang, biar Mas masukin ke bagasi," Steve meraih koper yang Nadya bawa beserta tas yang lumayan besar ada di tangan Adwila. Setelah sudah masuk semua, Steve kembali ke depan istrinya itu.

"Anak-anak mana?"

"Masih di dalem sama bibi, Mas. Berangkat sekarang?"

Steve mengangguk.
"Iya, ayo. Anaknya jangan lupa pakein jaket, sayang," pasalnya, hari sudah sore, mungkin sampai di rumah akan sedikit malam yang memungkinkan membuat anak-anaknya itu kedinginan meskipun di dalam mobil.

"Mama masuk dulu nggak papa. Nggak ada yang ketinggalan, kan, ma?" tanya Steve.

"Nggak ada kok. Semua udah mama masukin tas sama kopernya. Ya udah mama masuk duluan ya?"

Belum sempat beranjak dari tempatnya. Mesin motor berhenti tepat di depan rumahnya. Motor abang ojek online yang membawa seorang gadis cantik bertujuan rumahnya.
"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Steve dan Adwila bersamaan. Ia tidak tahu tujuan gadis itu ke rumahnya. Dengan membawa plastik besar berisi makanan, sepertinya.

"Tante... "

"Kinara ... kamu ngapain disini?" tanya Adwila langsung. Pasalnya, baru hari ini dia bertemu lagi dengan Kinara setelah kejadian itu.

"Tante mau kemana? Nara bawain kue buat tante... nggak tahu kalau rasanya nggak enak di lidah , tapi banyak yang suka sama kue buatan Nara. Bukan bermaksud pede, tapi--"

"Kamu kesini cuma buat pamer kue?"

Kinara menggeleng cepat. Bukan itu maksudnya.
"Nggak gitu tante maaf. Nara kesini cuma mau ngasih ini. Maaf cuma kue, ini sebagai ucapan terimakasih Nara. Tolong diterima," Kinara memberikan bingkusan itu kepada Adwila.
"Tante mau kemana?"

"Mau pulang ke rumah tante. Makasih kuenya."

Nadya kembali dengan Keyla yang ada di gendongannya sedangkan Nathan tengah digandeng oleh kakak tercintanya.
"Loh, Kinara?"

PRIA TUA-KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang