Sella

18.3K 747 3
                                    


Seketika semua orang menoleh kearah pintu. Seseorang perempuan yang dengan pedenya masuk dengan tawa yang mengiringi langkahnya.

Bella yang sedari tadi diam takut dimarahin, deg-degan, panik. Kini merasa lega kalau ini hanya prank Omanya yang memarahi Ayahnya. Jika tidak, habis dia oleh ayahnya karena sudah dilarang jangan memberitahu Omanya dulu.

"SELLA!"

"Ya kak, kenapa?" jawab Sella dengan santainya.

"Mama ngerjain kami?" tanya Steve.

"Bukan Mama Steve, adik kamu tuh yang punya ide ginian. Mama mana tega sih marahin kalian, apalagi istri kamu lagi hamil gini, Mama takut malah ganggu kehamilannya. Mama jadi nggak tega sama istri kamu,"  ucap Mama Anne.

"Ih kak, ini kan surprise dari Sella buat kalian pengantin baru- haha," seru Sella dengan tawanya.   
"Lagian kan kak, anggap aja ini salam pertemuan kita setelah sekian lama. Sella juga mau lihat reaksi istrinya kakak gimana. Duh jadi nggak tega lihatnya,"

"Sini kamu-" 
Ucap Steve sambil melambaikan tangan kepada Sella.

"Ngapain?" tanya Sella was-was.

"Udah sini." pinta Steve serius.

"Nggak mau. Mau cubit kan? Sella tahu kakak nggak pernah berubah. Cubit mulu, sakit tauu,"
Memang kebiasaan Steve mencubit adiknya jika sedang becanda bersama waktu dulu sebelum Sella pergi ke luar Negeri untuk kuliah.

"Sini nggak kamu?. Minta maaf dulu sana sama istri kakak. Beneran ya kalau nggak mau kakak juga nggak mau ketemu kamu. Ngapain sih pulang juga kamu tuh. Bikin rusuh aja." ujar Steve.

"Ih Mama, kakak kok gitu ngomongnya,"  wajahnya berubah menjadi sedikit kesal, bibirnya juga melengkung ke bawah.

"Steve adikmu pulang buat kamu loh. Harusnya masih dua bulan lagi. Dia juga rela lembur ngerjain skripsi, tugas-tugasnya juga biar cepet selesai. Kamu malah nggak ada sambutan, yang ada malah usiran." sahut Mama Anne.

Nadya yang sedari tadi diam dan menetralisir tangisnya agar cepat berhenti dan mengusap beberapa sisa air mata kering di pipinya, kini meraih lengan suaminya agar tidak berbicara seperti itu.

"Mas,"

Steve menghela nafasnya kasar.

Nadya berdiri dari duduknya, kemudian menghampiri Sella yang berdiri di sebelah Bella yang sedang duduk di sofa tunggal. Gadis itu memberanikan dirinya untuk bertatap muka dengan adik ipar yang lebih tua darinya. Nadya sedikit bingung harus memanggilnya dengan sebutan apa, jika hanya dengan nama, sepertinya kurang sopan.

"Kakak maaf." ucap Nadya mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Mama Anne dan Steve yang melihatnya merasa salut kepada Nadya yang meminta maaf pada Sella, padahal bukan dia yang melakukan kesalahan. Melainkan sebaliknya, Sella yang harus meminta maaf.

Tentu saja, Sella diam menyaksikan kejadian di depannya ini. Istri kakaknya meminta maaf padanya tanpa ada salah dan satu lagi, memanggilnya dengan sebutan 'kakak' padahal itu semua kebalik. Seharusnya dirinyalah yang memanggil Nadya dengan sebutan 'kakak'.

"Kakak?" ulang Sella menyambut tangan Nadya.

"Ah, maaf. A-aku,"

"Berapa usiamu?" tanya Sella.

"Dua Pulupuluh dua tahun."

"Hah. Kakak--" heran Sella menatap Steve.

Sedangkan yang ditatap hanya menampilkan senyum lebarnya.

PRIA TUA-KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang