Hal paling menyebalkan dari menjadi seorang ibu hamil di usia kandungan yang tua adalah suami yang menjadi sangat protektif. Bahkan hanya untuk melangkahkan kaki mengambil air minum saja, Azka sudah menjerit panik. Alasannya hanya satu, "Aku nggak mau kamu sewaktu-waktu melahirkan dalam kondisi membahayakan."
Memang menyenangkan mendapat perhatian, tapi perhatian dalam kadar berlebihan terasa sangat mengganggu. Dan itu yang tengah aku rasakan. Jadi, untuk ketenangan jiwa dan batinku, aku merencanakan sebuah pelarian kecil dari Azka. Aku sengaja tidak memberitahukannya jadwal check up kandunganku. Aku ingin sedikit menikmati kebebasan tanpa kehadiran Azka yang sudah menggelendotiku bak benalu.
Mungkin sedikit berjalan-jalan dan menikmati me-time akan membantu merilekskan ketegangan saat hamil. Bagaimanapun, aku masih gadis berjiwa dua puluh yang masih merasa shock karena terbangun dalam tubuh berusia dua puluh tujuh dengan kondisi berbadan dua. Semua perubahan ini terlalu drastis untukku dan sedikit banyak mengirimkan tekanan pada batinku.
Mengendap-endap memastikan kealpaan Azka, akupun melangkah meninggalkan penthouse. Kabar terakhir yang kudapat dari Azka adalah dia akan menemui klien tepat jam sepuluh ini, bersamaan dengan jadwal check up yang telah kubuat dari jauh-jauh hari dengan dokter kandunganku, Dokter Henny. Dengan langkah ringan, menapaki kebebasan kecil ini, aku memberhentikan taksi dan menuju ke salah satu rumah sakit ibu dan anak di bilangan Jakarta Barat.
Sembari menunggu namaku dipanggil untuk jadwal periksa, aku menyumbat telingaku dengan earphone, memutar lagu secara acak untuk mengusir kejenuhan. Tiba giliran namaku dipanggil. Aku melepas earphone di telingaku dan bangkit berdiri dari kursi ruang tunggu. Melangkah masuk ke ruang praktek sambil mengangguk kecil menyapa perawat yang berdiri di sisi pintu masuk ruang periksa.
Alangkah terkejutnya aku ketika menemukan sosok lain selain Dokter Henny di ruang praktek. Coba kalian tebak siapa yang kutemukan! Bukan Bradd Pitt atau Cristiano Ronaldo, tetapi sosok tampan lain yang paling tidak aku sangka kehadirannya, Azka!!
Bagaimana mungkin? Bukankah dia dijadwalkan sedang meeting dengan kliennya?
Oh, hadapi kenyataan, Maureen! Seperti kamu tidak kenal saja sosok semena-mena di hadapanmu ini. Azka yang kukenal tiga bulan pasca kecelakaan ini adalah Azka yang tidak segan untuk bersikap seenaknya menyangkut hal yang menarik perhatiannya. Sikap arogansi khas yang entah mengapa membuatku merasa terproteksi sekaligus risih.
"Istriku mulai nakal. Berani kabur dariku tanpa kabar. Kita akan mendiskusikan hukuman yang sesuai untukmu saat pulang nanti," bisiknya ketika aku telah mendudukkan diri di kursi di sebelahnya.
Aku hanya mendengus pasrah menanggapinya. Rencana buruk selalu diiringi dengan eksekusi yang buruk.
"Selamat pagi Ibu Maureen, mau kontrol kehamilan, yah? Saya periksa dulu, yah," sapa Dokter Henny ramah. Sang dokterpun mulai menjalankan serangkaian prosedur pemeriksaan umum seperti memeriksa berat badan, tekanan darah, dan kandung kemih untuk mengantisipasi infeksi bakteri tertentu.
"Apa ada gejala-gejala yang sering membuat ibu merasa tidak nyaman?" tanya Dokter Henny setelah menuntaskan prosedur pemeriksaan.
"Saya sering merasa bayi saya menendang, Dok. Rasanya nyeri sekali. Juga napas saya menjadi pendek-pendek semakin ke sini. Apa hal-hal tersebut normal, Dok?" tanyaku menanggapi. Azka mendekatkan bibirnya ke telingaku dengan gerakan yang halus dan setengah berbisik ke telingaku.
"Mungkin napasmu pendek-pendek karena nervous berdekatan denganku, sunshine," bisiknya dengan volume cukup keras yang masih memungkinkan untuk terdengar oleh Dokter Henny dan asisten perawatnya. Terbukti dengan suara cekikikan samar yang kuyakini berasal dari kedua wanita tersebut setelah Azka menyelesaikan ucapannya. Sontak wajahku memerah mendengar godaannya. Sebuah cubitan manis kulayangkan tepat di perutnya yang keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
27 to 20
عاطفيةWhat will you do if you sleep for a long time and wake up with no memories left on your mind about the current situation? Additional problem, you later learn that you are pregnant with the kid of your ultimate biggest enemy in life. What a terrible...