Tak lama kemudian, Karl memberiku sebuket bunga tulip cantik sesuai permintaanku. Aku segera menyuruh nya pergi lalu mulai memotong sebagian tangkai bunganya dan memasukkan bunga cantik ini ke vas yang memang sudah sedaritadi ku siapkan. Tiba tiba..
Aku melihat bayangan Harry dari cermin antik ku dan memandangku sambil tersenyum dari depan pintu.
"Missed me?"
Tanyaku seketika membuatnya cekikikan nakal kearahku lalu menghampiriku. Seperti biasa, ia memintaku untuk menciumnya.
"Mentang-mentang punya yang baru, yang lama dilupain gitu aja.."
Keluh Harry menggoda ku. Aku tersenyum geli akibat buaiannya.
"Jalan yuk sayang.."
"Aku capek babe"
"Gimana gak capek, seharian beres-beres mulu. Kan ada Karl!"
"Lagi pengen aja sih."
"Ayo dong sayang, lagian yang nyetir kan aku? Kalau kamu kecapekan tar aku gendong deh.. janji."
Mohon Harry membuatku perlahan merubah pikiranku. Aku pikir tak ada salahnya juga beristirahat setelah seminggu penuh kesana kemari mencari popularitas. Aku pun menyetujui ajakannya.
**
"Kok, ada mobil Liam?
"Babe, kita mau kemana sih?"
"Lunch.. sama the boys! Niall bilang dia punya kenalan cewek baru, niatnya sih pengen ngenalin ke Liam, habis dia bosen liat Liam kayak kesepian gitu hidupnya!"
"Cewek?"
"Iya, kenapa? Jealous?"
"Apaan sih kamu ah suka sok tau!"
Elak ku. Padahal jauh dalam hatiku aku amat sangat cemburu.
Akhirnya kami pun masuk dan sudah mendapati the boys duduk melingkar dimeja yang nampaknya sudah dipesan sebelumnya. Aku dan Harry datang paling akhir. Harry benar, ada seorang perempuan duduk disebelah Liam dan terlihat mencoba menggodanya. Ayolah Liam, aku jauh lebih bisa membuatmu puas.
Aku akui perempuan itu cantik dan dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan the boys. Aku dan Harry duduk, semua menyambut kami termasuk perempuan itu. Ia berdiri dan memperkenalkan dirinya. Ia bernama Sophia.
Aku menatap Liam begitupun dia. Kami terlibat saling tatap beberapa kali, nampaknya Liam ingin memberiku suatu isyarat namun aku tak mengerti apa maksudnya. Ia terus melirikku dan mengabaikan Sophia sampai akhirnya Harry memergoki kami.
"Li, behave!"
Ucap Harry membuat Liam langsung membuang mukanya dari hadapanku. Kadang Liam sangat acuh padaku. Tapi tak jarang ia begitu memperhatikanku dan sangat takut jika sesuatu buruk terjadi padaku, bahkan melebihi Harry atau siapapun yang terang-terangan menyayangiku.
**
"Ya ampun sayang! Baru juga nyampe"
Harry mengkritik ku yang datang-datang ke rumah langsung saja berlari ke kamar antik ku seperti bocah. Entahlah, aku merindukan cermin itu dan ingin melihat bagaimana aku terlihat dicermin.
Tapi..
"Karl!!"
Teriakku padanya dengan nada sedikit marah. Karl langsung datang menghampiriku terengah. Karna aku memang suka marah-marah tidak jelas jika Karl terlambat memenuhi panggilanku. Harry pun ikut datang karna mungkin takut sesuatu terjadi padaku.