18. I Really Don't Know What To Do

392 40 1
                                    

                Ia memberi ku sebuah cermin kecil dengan warna kusam, motif klasik dan sedikit retakan di bagian sisinya . Apa maksudnya?

                “Mungkin ini bisa membantu”

                Katanya sambil pamit pergi membuat ku melayangkan sejuta tanda tanya besar di benak ku. Aku memperhatikan cermin ini dengan seksama. Lalu menghela napas lelah.

                Tiba-tiba..

                Aku mendengar suara kaca yang pecah dari kamar Mary. Aku menatap Louis dan kami pun langsung menghampirinya.

                Saat kami membuka pintu, kami memergoki Mary yang sedang memanjat jendela berusaha untuk kabur. Namun tindakannya berhasil Louis gagalkan dengan cepat. Mary sudah berhasil keluar, namun Louis menarik kembali lengannya dan berhasil mengangkatnya meski mendapat berontakan dari Mary.

                Andai saja aku bisa, mungkin aku yang menggendong Mary.

                Aku berjalan tertatih untuk menutup jendela. Kurasa kerusakan jendelanya sangat parah. Meski di tutup jendela ini sudah lebih dari separuh bisa tertembus.

                Louis membaringkan tubuh Mary di atas ranjangnya.

                Mary mengerang murka. Louis mundur ke arah ku dengan gugup.

                Zayn dan Niall akhirnya masuk.

                Dan ya Tuhan.

                Tubuh Mary terbang. Dengan posisi terbaring. Tangannya terayun ke bawah.

                Ia lalu melempar tubuhnya sendiri secara horizontal ke udara di atas tempat tidurnya lalu menghempaskannya dengan keji ke atas kasur. Itu terjadi sangat cepat berulang kali. Dia terangkat sekitar 30cm setiap kalinya. Lalu jatuh dengan napas tercekik. Seolah ada tangan yang tak terlihat memungut dan menjatuhkannya.

                Zayn menutup mulut dengan kedua telapak tangannya menatap panik ketika gerakan-gerakan ke atas dan ke bawah itu mendadak berhenti dan tubuhnya mulai memantul cepat cepat ke kiri dan ke kanan dengan bola mata berputar ke atas dan ke bawah dalam rongganya sehingga hanya bagian putihnya yang terlihat.

                Sepasang kakinya mulai menyilang dan membuka dengan cepatnya. Dengan tubuh yang masih memuntir-muntir dan tersentak-tersentak, ia melengkungkan kepala ke belakang, memperlihatkan tenggorokan yang menonjol dan membengkak. Lalu mulai menggumamkan sesuatu yang tak bisa di mengerti dengan suara tenggorokan.

                “Mary.. Mary..”

                Lalu mendadak mundur terhuyung-huyung melintasi ruangan. Sempoyongan akibat kekuatan ayunan keji lengannya. Ia mendadak duduk tegak dengan wajah mengerutkan kemarahan dan mengerikan.

                Saat aku hendak menghampiri Mary, Niall menunjukkan ke lima jarinya melarang ku mendekati Mary sehingga langkah ku terhenti. Lalu..

                Sebelah tangan ku yang sedang menggenggam cermin pemberian Perrie ini bergerak sedikit, seolah ada yang menyenggol. Aku lalu mengangkat cermin itu dan..

                Aku menemukan tulisan.

                Mary was here.

                Berwarna merah darah. Aku langsung saja melempar cermin terkejat hingga puing-puing beling dengan bebasnya berserakan di lantai.

Wrong ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang