20. Grandma?

352 38 0
                                    

                Mary datang dengan suara dentingan sendok dari dalam gelas. Suara adukan teh yang baru saja ia buatkan untuk ku. Ia duduk bersimpuh menyamai tinggi ku.

                “Minumlah!”

                Entahlah. Haruskah aku meminumnya? Haruskah aku tidak menyangka bahwa ada sesuatu dalam minuman ini?

                “Tenang saja, aku tidak meracuni mu!”

                Katanya seperti membaca pikiran ku. Aku mengangguk dan langsung meminum minuman yang ia buat.

                “Kau janji akan menjelaskan siapa Mary itu?”

                “Dia hidup 127 tahun yang lalu, hidup di dunia cermin ini karena aku menculiknya. Ia cantik dan suci. Tak pantas hidup di dunia dengan manusia hina dan kotor. Namanya Mary Rose Anne Arnold.”

                “Hey, itu nama ku!”

                Jawab ku tersentak kaget. Untung saja aku tak menyemburkan teh panas ini ke wajahnya.

                “Nama mu memang di ambil dari namanya. Dia nenek mu! Mary Rose.”

                Penjelasannya seketika membuat ku sesak. Tak tahu harus berkata apa. Aku menutup mulut dengan telapak tangan ku mencegahnya berteriak.

                “Itu tidak mungkin!”

                “Sudah ku bilang, kau takkan mau mendengarnya.”

                “Bukan itu maksud ku. Tapi bagaimana bisa ia ingin menyakiti ku? Seharusnya ia menyayangi ku dan ingin melindungi ku.”

                “Aku akan menceritakan semua dari awal. Tapi berjanjilah untuk tetap tenang dan mengambil intisari dari semua yang aku katakan!”

                Katanya. Aku mengangguk patuh dan mulai memasang telinga ku dengan seksama.

                “Dahulu.. Saat Mary masih gadis, ia sangat cantik dan anggun. Ia tak pernah menyentuh barang-barang yang tidak ada manfaatnya. Pikirannya sangat dewasa di usianya yang masih belia. Sampai akhirnya dia membeli cermin itu. Cermin yang sekarang menempel di kamar antik mu. Cermin itu merupakan portal perpindahan dua dunia. hanya cermin itu yang bisa memindahkan manusia ke dunia ini dan begitu sebaliknya. Aku sangat menginginkannya datang menemani ku dan membuat ku tenang. Oleh karena itu. Aku menghantuinya dan selalu memaksanya untuk memadamkan lampu sambil menggenggam sebuah lilin menyala dan bercermin di cermin itu. Awalnya Mary tidak mau. Aku mengiming-iminginya dengan kehidupan yang suci dan tenang juga abadi. Akhirnya ia setuju dan mulai berpindah ke dunia ini.”

                “Tapi dia masih hidup sampai ibu ku mengandung ku.”

                “Ceritanya belum selesai. Setelah itu dia sering keluar masuk ke dimensi cermin ini, aku yang memberinya kekuasaan. Hingga ia menikah dan memiliki anak. Ketika masa hidupnya sudah hampir habis, ia meminta satu permintaan penting pada ibu mu. Ia meminta menamai bayi yang ada di dalam kandungan ibu mu, yaitu kamu dengan nama Mary Rose Anne Arnold. Mendidik mu hingga kamu bisa menyerupainya. Itulah sebabnya orang tua mu mendandani mu dengan gaun mahal, gelang dan pita-pita cantik karena untuk memenuhi wasiat terakhir nenek mu. Dia ingin semua orang mengenangnya. Dia mati, namun rohnya tetap hidup di sini bersama ku. Tapi, kini ia murka. Ketika melihat mu mulai menjadi pembangkang. Menindik bagian tubuh mu, memberi tato dengan asal, mengkonsumsi arak dan mengisap ganja, menodai diri mu dengan sex. Lalu ia meminta ku untuk membantunya. Untuk dapat menghampiri mimpi ibu mu. Ia terus mengancam ibu mu jika kamu tidak juga merubah sikap mu, ia akan datang menjemput mu ke dunia ini dan merampas tubuh mu.”

Wrong ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang