2

2.5K 202 9
                                    

Hiruk pikuk kampus yang penuh akan mahasiswa baru yang perdana akan menerima kuliah itu merupakan fase yang menarik setiap tahunnya. Semangat belajar para mahasiswa baru terlihat sangat jelas di wajah mereka. Tak terkecuali Krystal, wanita yang kini resmi menyandang status sebagai mahasiswa itu semakin bersemangat untuk segera sampai di kampus. Langkah kakinya terasa ringan, senyum merekah melihat tamplilan luar kompleks universitas yang sangat populer karena hanya para siswa pintar yang akan mampu lolos seleksi dan berkuliah disana.

Namun, kebanggaan itu tak berlangsung lama. Suasana hati Krystal seketika berubah ketika melihat segerombol senior yang tengah bercengkrama di taman kampus. Senior yang sangat ia benci dan takuti itu tersenyum lebar tanpa beban.

Tak ingin berpapasan dengan Amber membuat Krystal segera berbalik. Namun, Amber yang tengah duduk dibawah rindangnya pohon tersenyum kecil melihat sikap Krystal.

Sejak awal Krystal masuk ke dalam kampus Amber sudah melihatnya. Melihat bagaimana bahagia dan bangganya Krystal pada kampus barunya, dan tentu melihat betapa manis senyum sang hobae yang sempat ia kerjai ketika masa orientasi beberapa pekan yang lalu.

"Lihat apa?" tanya salah seorang teman Amber.

Amber tersenyum kecil, berdiri kemudian menepuk pundak temannya.

"Masa depanku." jawab Amber santai kemudian beranjak pergi.

Amber menertawainya sendiri, menyebutnya sebagai orang bodoh karena sepertinya ia telah jatuh hati pada Krystal sejak hari pertama mereka bertemu. Hari pertama yang memiliki kesan sangat buruk, karena ia harus memberikan hukuman cukup berat pada Krystal yang saat itu terlambat.

Setelah berkeliling akhirnya Krystal menemukan kelas yang ia cari sedari tadi. Krystal menghela nafas, bersyukur karena ia tak terlambat. Ia memberikan salam dan berkenalan kepada beberapa teman barunya hingga seorang dosen berkepala plontos masuk ke dalam kelas. 10 menit sudah dosen itu memberikan kuliah pembuka saat ada seorang pria mengetuk pintu dan masuk. Sang dosen langsung memarahi pria yang nampaknya tak merasa takut dengan sang dosen. Dosen itu pun bahkan tak merasa terkejut jika pria itu terlambat, karena itu sudah seperti kebiasaannya.

Disaat yang sama Krystal menunduk, menggerutu akan nasibnya yang dipandangnya sangat buruk.

"Apa kau ingin mengulangi mata kuliahku lagi Amber?" pekik sang dosen.

"Eih, tentu saja tidak Prof."

"Cepat duduk dan jangan kau ulangi lagi. Aku sudah menandai namamu dengan tinta warna merah."

Amber tersenyum kemudian membungkuk 90 derajat kepada dosennya.

Amber mengedarkan pandangannya, setelah menemukan tempat dimana  Krystal duduk ia pun tersenyum dan segera menghampirinya.

Amber terlihat bahagia setelah berhasil mengusir orang yang sebelumnya duduk disamping Krystal.

Dugaan Krystal akan hidupnya yang tak akan tenang di kampus sepertinya  benar terjadi. Melihat bagaimana kini Amber duduk disampingnya dan menghadiri kuliah yang sama membuat Krystal siap untuk menggali kuburnya sendiri.

"Selamat datang mahasiswa baru." lirih Amber melihat Krystal yang selalu menunduk sambil mengepal ballpoinnya.

~

Krystal sedikit bisa bernafas lega. Setidaknya diantara 7 mata kuliah yang ia ambil, hanya 1 yang sama dengan Amber. Namun, Krystal serasa kembali masuk dalam neraka ketika melihat chat group kelas mengenai pembagian kelompok untuk tugas yang harus ia kumpulkan. Setiap kelompok memiliki 2 anggota, dan dia harus tertempel dengan Amber selama mengerjakan tugas itu.

"Matilah aku." gumam Krystal putus asa.

"Wae? Amber sunbae sangat tampan dan terlihat cukup pintar. Bukankah harusnya kau senang?" timpal teman Krystal.

Unfinished StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang