Amber tak mampu membendung rasa rindunya ketika Dani tiba-tiba datang dan memeluknya. Amber berlutut, mellihat wajah gadis kecil itu dengan perasaan campur aduk. Ia senang sekaligus merasa bersalah pada Dani yang harus tumbuh tanpa sosok ayah disampingnya.
"Paman juga rindu Dani." lirih Amber sambil memeluk tubuh mungil Dani yang sedang tersenyum senang.
Melihat Amber dan Dani membuat Krystal tak mampu berbuat banyak. Ingin rasanya ia menarik Dani dan memisahkan keduanya, tapi ia tak mampu melakukannya. Krystal memilih untuk masuk, meninggalkan Dani dan Amber agar mereka tak melihatnya menangisi hidup yang seakan tak pernah berpihak padanya.
"Apa paman datang dengan Jeno?"
"Jeno di Seoul, paman akan membawanya lain kali."
Dani berdiri dari duduknya, melompat kegirangan hingga pakaiannya kotor karena ice cream yang ia pegang jatuh. Melihat hal itu Amber pun segera membersihkan kotoran dengan tisunya.
"Tapi paman,"
"Hem?"
"Bisakah paman bicara pada ibu, Dani tidak ingin pindah lagi."
Amber seketika membeku, ia menatap Dani dengan rasa khawatir jika Krystal akan pergi dan menghilang lagi.
Belum sempat Amber kembali bertanya Krystal sudah terlebih dahulu berteriak, menyuruh Dani agar segera pulang. Dani yang melihat ibunya marah itu pun memilih untuk bersembunyi dibelakang Amber sambil memegang erat tangan pria itu.
"Dani pulanglah, paman ingin bicara dengan ibumu."
Dani mengangguk, gadis itu selalu mendengarkan ucapan Amber timbang ibunya sendiri.
"Pulanglah dan jangan datang lagi."
Amber benar-benar merasa buntu, ia tak tahu lagi harus berbuat apa untuk mendapat pengampunan dari Krystal.
"Kau ingin aku bagaimana?" gumam Amber putus asa.
"Jangan pernah datang untuk menemuiku atau Dani lagi."
"Arasso, aku akan melakukannya. Asal kau berjanji tidak akan pergi ke mana pun lagi. Tetaplah disini. Meskipun aku tidak bisa menemuimu dan Dani, setidaknya aku bisa tenang jika tahu kalian ada dimana."
Amber mencoba membuat kesepakatan seperti itu untuk menghentikan niatan Krystal. Dia tak ingin lagi hidup menanggung penasaran dan rasa khawatir karena orang yang ia kasihi menghilang di antah berantah.
Krystal cukup terkejut, meskipun ia tahu Amber mengetahui rencananya untuk pergi dari Dani. Krystal tak memberikan jawaban pada Amber. Dia memilih segera pergi dari hadapan pria itu sebelum hatinya goyah untuk kesekian kalinya.
~
Sejak hari itu Amber tak pernah menampakkan batang hidungnya lagi dihadapan Krystal dan Dani. Amber tak mungkin melanggar janjinya, sebagai gantinya pria itu memilih untuk mengamati kedua orang itu dari kejauhan. Melihat keduanya hidup dengan baik setidaknya membuat perasaan Amber menjadi lebih baik meski ia menanggung rindu pada mereka.
"Ayah," panggil Jeno pada ayahnya yang hanya melamun dari tadi.
"Oh, wae?"
Jeno menyerahkan secarik kertas pada ayahnya. Surat tersebut berisi pemberitahuan mengenai karyawisata yang akan Jeno ikuti minggu depan. Jeno meminta Amber agar tidak menyetujui surat itu karena dirinya malas untuk pergi. Berbeda dengan Jeno, Amber malah terlihat senang ketika melihat tempat tujuan karyawisata itu.
"Kenapa kau tidak mau ikut?"
"Jeno sudah pernah ke sana dengan ayah. Lagi pula itu membosankan." Jeno yang mulai menutup diri dari lingkungan setelah kepergian ibunya itu kembali mencoba menghindar dari kegiatan yang mengharuskannya berinteraksi dengan orang banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Story
FanfictionSepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama beberapa tahun namun harus berpisah karena sebuah penolakan yang dilakukan oleh ayah dari sang gadis. Bertahun-tahun berlalu sejak terakhir kali mereka berhubungan. Hari itu, di depan sebuah TK me...