5

1.4K 166 12
                                    

Suara Jackson tak henti-hentinya membuat Amber menghela nafas selama melajukan mobilnya. Jackson memarahi Amber yang tak kunjung sampai di tempat yang mereka janjikan untuk makan siang.

"Kau ini pria tapi cerewet sekali."

"Jangan banyak bicara dan cepatlah." pekik Jackson kemudian menutup telfonnya.

Amber menggeleng setelah Jackson mematikan telfonnya. Dalam perjalanan Amber tak henti mengumpat Jackson, mereka bekerja di tempat yang sama. Seandainya mau makan siang bersama mereka bisa berangkat dengan satu mobil. Namun, Amber tak mau berdebat dengan sahabatnya yang aneh itu dan tetap berangkat menuju restoran yang disebut Jackson.

Amber mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru restoran. Melihat Jackson melambaikan tangan membuat Amber bergegas. Ia segera membungkuk, membalas salam dari seorang wanita yang duduk satu meja dengan Jackson.

Amber sempat kesal karena berpikir itu adalah acara kencan buta yang dibuat Jackson untuknya. Namun, semua itu menghilang ketika Jackson mengenalkan siapa wanita cantik yang sedang ada dengannya.

"Kau tidak kenal dia?" ucap Jackson melihat kecanggungan Amber.

"Temanmu sangat banyak dan otakku sangat terbatas." balas Amber asal.

Wanita itu tertawa mendengar jawaban Amber. Ia menatap lucu pada CEO muda kaya yang entah mengapa terlihat sangat bodoh.

"Namaku Suzy, adik Jia eonni. Sahabat anda."

Paparan singkat Suzy membuat Amber membuka mata, ia ingat Jia pernah cerita mengenai adiknya yang tinggal di luar negeri. Hanya saja, ia tak menyangka akan bertemu dengan Suzy yang nampak sangat berbeda sejak terakhir kali ia bertemu dengannya. Gadis yang dulu berbadan cukup gempal sudah berubah  menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

Ketiganya mengobrol banyak hal. Amber yang hendak marah karena berburuk sangka pada Jackson tadi menghilang, terlihat dari bagaimana aktifnya ia menanyakan semua hal tentang Jia, sang sahabat yang kini sangat susah untuk ditemui.

"Tapi, bagaimana kalian bisa saling kenal? Dari Jia?" tanya Amber penaaaran atas pertemuan mereka siang itu.

"Ada salah satu divisi kita yang kekurangan tenaga, aku memintanya untuk menjadi rekan kerja kita." papar Jackson.

Suzy membenarkan perkataaan Jackson dan memberi salam kepada bos barunya.

"Saya memang lulusan baru, tapi anda tak perlu khawatir. Saya akan melakukan tugas saya sebaik mungkin."

"Aku tidak pernah membedakan orang berdasarkan hal umum seperti itu. Karena aku percaya setiap orang memiliki tanggung jawab atas apa yang sedang mereka kerjakan. Aku percaya padamu, kau pasti bisa." balas Amber pada Suzy yang merendah.

Ketiga orang itu melanjutkan obrolan mereka dengan asyik, hingga Amber yang harusnya sudah berada di TK dan menjemput Jeno terlena dan tak sadar akan waktu.

"Kau mau menjemput Jeno?" ulang Jackson mendengar Amber pamit.

"Iya, lima menit lagi kelasnya selesai. Aku harus pergi."

"Maaf, tapi bisakah Suzy ikut denganmu? Tadi dia datang bersamaku dan aku masih harus bertemu dengan orang lain."

Amber sempat bingung pada permintaan Jackson untuk membawa Suzy ikut dengannya. Gedung apartemen Suzy yang searah dengan TK Jeno membuat Amber merasa sungkan untuk menolak, apalagi dia adalah adik kandung Jia, sahabatnya.

"Baiklah, ikut saja. Aku akan mengantarmu pulang."

"Ne?? Ah, tidak usah. Saya bisa memesan taksi."

Unfinished StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang