24

664 108 24
                                    

Entah sudah berapa lama Krystal menunggu di sebuah cafe sore itu, menunggu kedatangan Amber yang berjanji akan datang sejam yang lalu. Itu adalah pertama kalinya Amber tak menepati janji padanya, pria itu bahkan tak menghubunginya sama sekali, bahkan semua pesan dan telfonnya tak direspon. Kecewa, tapi tak ada yang bisa Krystal lakukan selain menerima. Krystal kembali meminum kopinya sebelum memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Meninggalkan Amber yang sekarang entah ada dimana.

Semua rencana Amber dengan Krystal menjadi berantakan karena sebuah hal. Amber yang baru saja menjenguk temannya di rumah sakit secara tidak sengaja bertemu dengan Irene yang tengah mengobrol dengan seorang wanita berjas putih.

Amber sangat mengenali wajah dokter wanita yang sedang bersama dengan Irene itu. Ia adalah Hyoyeon, teman Yuri suami Jessica Jung.

"Noona~" panggil Amber pada Hyo setelah Irene berjalan menjauh.

"Oh, Amber~ Lama tidak ketemu, apa yang kau lakukan disini?"

"Menjenguk teman~ Siapa barusan? Teman?"

"Dia pasienku. Kenapa, kau mengenalnya?"

"Tidak, aku lihat dari jauh kalian terlihat sangat akrab."

"Dia sudah beberapa tahun tidak datang dan menjalani perawatan. Karena itulah ada banyak hal yang kami bicarakan."

"Noona sangat perhatian, bahkan pada pasien yang sudah tidak datang tahunan kau masih mengingatnya."

"Bagaimana aku tidak mengingatnya, dia memiliki hidup yang berat. Terlebih karena hubungan dengan suaminya."

"Memangnya kenapa suaminya? Dia kenapa? Dia sakit apa?"

"Aku tidak bisa mengatakannya meskipun kau temanku."

Amber menelan ludah, rasa penasarannya semakin tinggi hingga ia tak punya pilihan lain untuk mengaku pada Hyoyeon mengenai hubungannya dengan Irene.

"Aku suaminya, apakah aku masih tidak bisa mendengar istriku sakit apa?"

~

Bajingan, adalah bagaimana Amber memandang dirinya saat ini. Setelah menghubungi Jeno bahwa ia tak akan pulang beberapa hari kedepan ia pun memesan sebuah kamar hotel. Amber tak bisa pulang, ia memerlukan waktu untuk mengatur perasaan dan hatinya sebelum bertemu dengan Irene yang bisa saja ia temui di seluruh sudut rumah.

Puluhan telfon dan pesan dari Krystal terus masuk ke dalam ponsel Amber, hal itu semakin memperparah keadaan karena ia mulai bingung untuk mengambil sikap. Apakah ia harus bertahan dengan sesuatu yang membuatnya bahagian, atau mencoba mperbaiki semua dan menjadi pria bermoral untuk membahagiakan orang lain.

Krystal dirundung rasa cemas, dua hari sudah ia tak bisa menghubungi Amber. Ia bingung harus mencari kemana ketika seluruh kontak telfon Amber tak bisa dihubungi. Ingin rasanya Krystal pergi ke rumah itu. Namun, ia urung melakukannya  mengingat ada Irene disana.

Ponsel Krystal berbunyi nyaring di tengah malam, ia pun segera mengangkat telfon dari Amber tersebut.

"Aku di depan, keluarlah." singkat Amber tanpa basa-basi.

Krystal meraih jaket dan bergegas keluar untuk menemui Amber. Krystal melihat pria itu tersenyum, melambaikan tangan seakan tak pernah ada yang terjadi.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau tidak bisa dihubungi?!" cerca Krystal.

"Aku tiba-tiba harus pergi keluar kota, maaf sudah membuatmu menunggu dan khawatir."

"Syukurlah, aku hampir ke kantor polisis karena kau sudah menghilang selama lebih dari 24 jam."

Amber terkekeh geli, ia kemudian berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Unfinished StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang