Amber pulang dengan sekantong penuh daging, dengan perasaan senang Amber memanggil kedua bocah yang sedang bermain lego di ruang tamu. Kedua bocah tersebut berteriak kegirangan ketika Amber memberikan mereka ice cream dan beberaapa camilan. Sebagai rasa terima kasih Jenoo Dani memeluk dan mencium Amber.
"Sebentar lagi makan malam kenapa memberi mereka semua itu?" pekik Krystal dari dapur melihat apa yang baru saja dilakukan Amber.
"Makan malam masih tiga jam lagi. Tidak apa." balas Amber menghampiri Krystal.
Amber memeluk dan memberi ciuman di pipi Krystal, sama dengan apa yang ia lakukan pada Jeno Dani. Krystal yang mmerasa kurang nyaman melakukan hal tersebut menyuruh Amber untuk berhenti melakukannya. Ia takut kedua anak yang sedang sibuk memakan ice cream di depan melihat mereka. Namun, Amber enggan dan malah semakin menempel Krystal.
Amber membanggakan dirinya karena sudah membawa banyak daging untuk mereka panggang malam nanti. Melihat bagaimana Krystal menyiapkan semuanya seorang diri membuat Amber merasa kasihan dan menawarkan bantuan.
Krystal sempat menolak tawaran Amber dan menyuruhnya untuk istirahat saja, tapi Amber enggan melakukan hal itu. Selama ini ia sudah terlalu banyak istirahat, yang ia inginkan adalah mengahiskan waktu dan membuat kenangan sebanyak mungkin dengan Krystal. Kedua orang itu pun saling membantu di dapur, menyiapkan semua keperluan malam nanti.
Seluruh makanan sudah tertata di atas meja, panggangan sudah terpasang dan daging siap di panggang. Keempat orang yang sudah kelaparan di rumah itu duduk di tempat masing-masing untuk mengisi perut mereka.
Gelak tawa dan suasana hangat sangat terasa malam itu. Meja makan yang biasanya sepi itu kini tak ada lagi. Amber sibuk memanggang daging, sementara tiga orang lainnya menunggu bagaikan anak burung menunggu induknya kembali ke sarang membawa makanan.
"Oppa istirahat saja, biar aku yang membersihkan." ujar Krystal setelah Amber menemani Jeno dan Dani untuk tidur.
"Kenapa kau selalu menyuruhku pergi ketika aku ingin berada bersamamu?"
Krystal tersenyum tippis mendengar ucapan Amber. Hatinya berbunga dan pipinya memerah hanya sebuah kalimat yang singkat itu.
Kedua orang itu saling bahu membahu agar rumah yang berantakan itu kembali berih seperti semula. Krystal namppak kehabisan tenaganya setelah seharian membersihkan rumah, mengantar jemput Dani dan Jeno, belanja, dan memasak. Krystal mencoba memukul pelan kakinya yang mulai kesemutan.
Amber yang malam itu cukup peka mulai memasak air, membuat teh hangat untuk Krystal dengan harapan agar ia bisa merasa sedikit segar.
"Minumlah." Amber menyodorkan teh yang ia buat pada Krystal yang duduk di sofa ruang tengah.
"Terima kasih."
"Kau pasti kelelahan." ucap Amber yang sudah duduk di samping Krystal.
"Melihat mereka bisa senang membuat lelahkku hilang."
"Pembohong~ Ah, sebenarnya aku ingin mengajakmu mengobrol hingga subuh. Tapi sepertinya tidak bisa."
Krystal segera mematahkan pendappat Amber. Ia bersikeras bahwa ia kuat menemani pria itu untuk mengobrol semalam suntuk. Krystal yang sebelumnya merasakan kantuk kini hilang sudah, matanya terbuka lebar mendengar setiap lelucon Amber. Keduanya saling bertukar cerita, Amber dengan kegiatan yang seharian ini jalani di kantor dan Krystal dengan semua drama yang di buat oleh Dani dan Jeno yang membuatnya kuawalahan untuk di atasi. Tawa, canda gurau dan keseruan mereka lewati dengan segelas teh hangat malam itu.
"Tadi aku bertemu Suzy."
Krystal sedikit terkejut pada Amber yang tiba-tiba menceritakan Suzy. Kenapa mereka bertemu, untuk apa. Hal itu berhasil mengganggu pikiran Krystal
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Story
FanfictionSepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama beberapa tahun namun harus berpisah karena sebuah penolakan yang dilakukan oleh ayah dari sang gadis. Bertahun-tahun berlalu sejak terakhir kali mereka berhubungan. Hari itu, di depan sebuah TK me...