-Chapter 3-

200 21 0
                                    

KAKAK KELAS ATAU TEMAN SEKELAS?

●●●●●

Pukul:07.00 WIB.

Kringgggg

Bel masuk pun berbunyi. Meylan berlari menuju kelasnya karena jarak antara perpustakaan dengan kelasnya sedikit jauh. Napasnya pun terengah engah. Untung saja sekarang guru tidak mengajar dikelas, tentu Meylan bernapas lega.

Meylan duduk di bangkunya. Dia mengatur napasnya dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Meylan kepikiran soal cowok yang di tabraknya tadi. Cowok yang berhasil membuat jantungnya berdebar debar, dan juga berteriak kegirangan. Jarang jarang Meylan berpapasan dengan Rafif seperti tadi. Biasanya hanya bisa melihat dari kejauhan saja. Tentu ini adalah pengalaman pertama bagi Meylan.

Dan dia tak lain adalah Rafif.

"Duh kenapa harus gitu sih ketemunya. Malu banget kan gue!" batin Meylan.

"Mey, lu sakit?" tanya Lia yang sedang duduk disampingnya. Dia yang sebelumnya bermain ponsel, jadi menaruh benda itu di dalam tas.

Meylan masih diam dengan tangan yang menutupi wajahnya. Setelah beberapa menit tak ada oksigen baru, Ia menurunkan tangannya dengan hembusan napas yang panjang.

BRAAKKK

Tangan Meylan tidak sengaja ia lepaskan dan memukul meja dengan bunyi yang keras. Teman yang duduk disekitarnya pun jadi melihatnya dan menjadi pusat perhatian.

"Heh lu apaan sih?!" Lia terkejut dan mendorong tubuh Meylan pelan. "Lo ngapain hah? Coba cerita! Jangan kayak orang stres gini! Masih pagi juga,"

"Gak. Gue gapapa. Eh Fit! Nissa gak masuk," kata Meylan dengan santai.

"Lahh gue duduk sendirian dong," Fitya menujukkan ekspresi sedihnya. Meylan hanya tersenyum tipis.

"Kenapa dia nggak masuk?" tanya Fitya.

Meylan menggeleng. "Gak tahu. Tadi gue di titipin surat sama kak Febri,"

"Owalah.."

"Anjir gue dicuekin," celetuk Lia.

"Mey, lu nanti ada acara gak?" tanya Adit yang tiba tiba menghampiri Meylan.

"Heh lu ngapain kesini?!" kata Lia dengan wajah jahatnya.

"Gue ngomong sama Meylan! Bukan lo!"

"Percuma. Meylan gak akan mau sama lu bodoh!" teriak Lia. Adit tidak menggubris Lia, dia tetap memerhatikan Meylan yang diam dan tidak menoleh sedikit pun padanya.

"Gak. Gue gak ada acara," kata Meylan dingin dan menghadap kearah Adit. "Kenapa?"

"Kalo gitu nanti jalan bareng sama gue, pulang sekolah."

"Gak mau." tolak Meylan.

"Plis Mey, sekali aja."

"Jangan maksa dong, atau gue gak akan mau ngomong sama lo lagi."

Seketika Adit langsung diam. "Lo nggak capek apa, ngejar ngejar gue terus?" tanya Meylan.

"Nggak. Selama gue masih cinta sama lu," kata Adit penuh harap. Meylan hanya diam dan mengalihkan pandangannya.

MEYLAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang