KEBIASAAN DI SEKOLAH
"Terlalu menarik untuk dilepaskan. Terlalu sakit untuk dipertahankan."
●●●●
Hari libur telah usai. Dan datanglah hari selanjutnya,yaitu Senin. Meylan segera bersiap untuk berangkat sekolah. Jam menunjukkan pukul 06:30 WIB. Untung saja sekolah Meylan tak jauh dari rumahnya.
Meylan tidak bisa datang terlambat karena dirinya akan mempersiapkan upacara,Meylan adalah anggota OSIS.
"Yaudah ayo om," ucap Meylan yang diantar Pamannya.
"Udah pamit?"
"Udah,ayo om langsung berangkat"
Sesampainya di sekolah. Meylan pamit pada Pamannya. Dia segera menuju ke kelas untuk menaruh tas,setelah itu dia berlari menuju lapangan tempat upacara.
Beberapa lama kemudian,Upacara di mulai. Meylan dan anggota OSIS yang lain ada di bagian paling belakang barisan,karena jika ada murid yang sakit bisa langsung di bawa ke UKS.
Meylan belum bertemu temannya,dia mencari geng sahabatnya itu dan akhirnya ketemu. Setelah itu dia mencari sosok yang menjadi idolanya. Rafif.
Meylan tidak menemukan sosok tinggi itu,biasanya Meylan sering melihatnya di bagian tengah barisan. Jika dibandingkan dengan murid yang lain,Rafif adalah yang paling tinggi. Jadi mudah untuk ditemukan.
Seusai upacara,Meylan dan anggota OSIS yang lain membereskan kembali peralatan yang di pakai untuk upacara tadi. Sedangkan murid yang lain di bolehkan masuk ke kelasnya masing masing.
Saat Meylan membereskan beberapa peralatan,dia amat terkejut. Melihat Rafif dan beberapa murid lain sedang di jemur di tengah lapangan. Mata Meylan tetap pada Rafif,sedangkan Rafif,dia terus menerus menundukkan kepalanya dengan keringat yang membasahi wajahnya. Dia tak memakai topi.
"Bu,itu kenapa?" Tanya Meylan sambil menunjuk ke arah murid yang sedang dijemur.
"Mereka terlambat. Atribut sekolah juga tidak lengkap." Jawab Ibu Guru. Meylan hanya diam dan menatapnya.
"Baru aja masuk kok udah kaya gini," Meylan menggerutu dengan suara yang amat pelan.
"Kenapa Kak?" Tanya Izza. Adik kelas Meylan yang juga mengikuti OSIS.
"Eh enggak kok. Ini langsung bawa ke ruang OSIS ya,gue mau ke kelas." Jawab Meylan. Lalu dia berlari dan menuju kelasnya.
Meylan duduk di kursi depan kelasnya sambil menatap Rafif dari kejauhan.
"Eh Meylan!"
Meylan menoleh dengan lemas dan malas.
"Heh! Mey!""Apaan sih?!" Balas Meylan kesal.
"Santai aja kali ngga usah ngegas gitu."
"Yaudah cepetan ngomong," Meylan kembali menatap Rafif.
"Kasian kak Rafif ya," ucap Fitya.
"Ya biarin lah,salah sendiri juga." Jawab Meylan.
"Ih lo tega gitu?"
"Emang dia siapa nya gue sih?"
"Nah sip! Ini baru temen gue ahaha," sahut Lia.
"Apa sih Lia?" tukas Fitya tak suka
"Kenapa, Fit? Gara gara cowok gapunya hati itu yang bikin sahabat gue jadi bucin. Lupa sama temen,lupa pelajaran. Untung lo pinter."
"Ya kan terserahnya Meylan juga. Itu hak nya dia mau ngapain aja. Dan kita harus dukung apapun keputusannya," ungkap Fitya
"Iya gue tau tapi ya jangan berlebihan juga! Kasian kan kalo sahabat gue di kacangin gini, kayak gak ada harga diri sama sekali jadi cewek," Lia mulai terbawa emosi

KAMU SEDANG MEMBACA
MEYLAN [COMPLETED]
NonfiksiTRUE STORY Berawal hanya dari seorang 'Adik Kelas' yang seketika hidupnya bisa bahagia hanya karna satu 'Kakak Kelas'. Meylan. Cewek aneh yang terus saja berjuang untuk mendapatkan hati seorang cowok cuek. Dia juga mempunyai banyak masalah dengan te...