-Chapter 2-

227 20 4
                                    

~PERBINCANGAN PERTAMA~

Happy reading guys:)
●●●●●

"Sahabat adalah orang yang selalu ada untuk kita, dikala susah maupun bahagia."

******

Pukul:14.00 WIB.

Bel pulang sekolah berbunyi. Tanpa aba aba, Meylan langsung bergegas pulang ke rumahnya. Entahlah, kali ini dia merasa ingin cepat pulang ke rumah untuk bertemu masakan Mamanya.

Setelah sampai dirumah, Meylan mengucapkan salam dan berjalan menuju kamarnya. Mengganti seragamnya dengan pakaian, lalu dia mengecek ponselnya.

The Bijakers🐽

Lia:
Oi jam berapa ini ke rumahnya si Meylan?

Nissa:
Terserah. Sore gapapa. Sekarang juga ayo😂

Fitya:
Eh guys nanti gue sedikit telat ya, soalnya gue masih jenguk sodara

Lia:
Gimana Mey? Kapan nih enak nya? Lo dirumah kan?

Meylan:
Terserah. Sekarang gue ada dirumah.

Lia:
Yaudah nanti maleman aja ya guys. Nissa, nanti jemput gue dirumah ya wkwk

Nissa:
Ooke

Fitya:
Mantul

Lalu Meylan menutup ponselnya. Matanya sudah tidak kuat lagi. Dia sangat mengantuk. Hendak menutup mata, tiba tiba Mamanya mengetuk pintu kamar.

"Meylan, makan dulu ayo." kata Mamanya sambil membuka pintu.

"Meylan ngantuk Ma, nanti aja bangun tidur ya?"

"Enggak ada. Harus sekarang, nanti kamu kelaperan. Nggak enak buat tidur," lalu Mamanya menarik lengan Meylan.

Meylan hanya menurut saja, karena ia juga sedang lapar. Sebenarnya lebih berat tidur sih ketimbang lapar. Meylan memang terbiasa mengosongi jadwal makan. Meski begitu, tubuhnya yang tetap ideal selalu di iri-kan oleh orang lain.

Meylan berjalan bermalas malasan. Lalu Meylan dan Mamanya menuju ke dapur. Dia heran melihat meja makan itu kosong. Biasanya ada anak kecil duluan yang menempatinya.

"Vio ke mana Ma?" tanya Meylan sambil duduk di kursi meja makan.

"Ada tuh main di kamar," jawab Ririn, Mamanya Meylan yang sedang membuat teh.

"Vio! Cepetan turun! Sini makan dulu," teriak Ririn ke arah kamar Vio yang berada di lantai atas.

Ririn mengambil piring yang berisi makanan kesukaan Meylan. "Ini di habisin,"kata Ririn sambil meletakkan piringnya dihadapan Meylan. "Iya, makasih Ma."

Lalu Vio, adik Meylan duduk di kursi yang berhadapan dengan Meylan. Dihadapannya sekarang juga ada makanan kesukaannya. Bocah itu melihat beberapa makanan favoritnya dengan mata yang berbinar.

MEYLAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang