Happy Reading!
~~~
Ruang makan saat ini begitu sunyi, hanya ada bunyi sendok dan garpu yang beradu. Semua orang yang berada di meja makan nampak sangat fokus terhadap makanan masing masing, berbeda dengan Alenna. Wanita berumur sembilan belas tahun itu dengan susah payah berusaha membuang muka dari Alfa yang beberapa kali ini tertangkap basah sedang menatap Alenna diam diam dari ekor matanya. Alenna dapat menghembuskan napas lega saat suara tangis Yerikho menggelegar di seluruh sudut rumah mewah milik keluarga Frasa, Alenna menyunggingkan senyum manisnya,"Aku tengokkin Yerikho dulu ya,"
"Aku udah selesai, aku temenin aja ya," ucap Alfa yang ikut beranjak dari tempat duduknya. Alfa mengangkat sebelah alisnya penuh saat merasa dirinya ditatap oleh seluruh anggota keluarganya, tak terkecuali Alenna. Wanita itu yang paling menunjukkan wajah bodohnya.
"Eh, gak perlu, nanti malah ngerepotin. Biasanya juga ngurusin Yerikhonya sendiri," Alenna berusaha menolak lembut keinginan Alfa.
"Gak, gak ngerepotin kok, lagian aku itu suka banget sama anak kecil," dengan berat hati, Alenna menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Alfa. Kedua orang tua Alfa dan Frasa tercengang melihat pemandangan didepan mata mereka saat ini.
"Cie, batu es habis belajar dari mana? Kok ngomongnya lembut gitu," ledek Frasa membuat kakaknya itu melotot kesal, sedangkan Alenna mendelik tajam menanggapi ucapan Frasa barusan.
"Biasa aja kali ngelihatnya. Heum, saya dapat mencium bau bau bunga cinta yang bertebaran,"
Tak tahan dengan ledekan sang adik, Alfa langsung mengambil sebiji buah anggur kemudian melemparnya tepat mengenai wajah adiknya itu. Alenna terbelalak saat melihat kejadian itu, ternyata Alfa dan Frasa tak se akur yang ia bayangkan. Jauh dari kata akur malahan.
"Aduh! Mama papa, lihat itu Kak Alfa jahat banget. Masa adiknya yang cantik ini dilempari pake buah anggur!" Adu Frasa dengan emosi yang mengebu ngebu, matanya memandang tajam kearah sang kakak.
"Alfa, jangan gitu sama adiknya. Kamu juga Frasa, kak Alfanya jangan diledekin mulu, kasin itu mukanya merah kayak kepiting yang habis derebus aja. Biarin aja, orang kalau lagi falling in love jangan digangguin," bukannya membela anak sulungnya itu, Rina malah ikut ikutan meledeki sang anak. Frasa dan Rina kompak menertawai wajah merah Alfa, sedangkan Alfre, ayah dari Frasa dan Alfa hanya mampu menggelengkan kepalanya dengan senyum kecil saat melihat tingkah harmonis dan hangat keluarga kecilnya itu. Alfre tak dapat menyembunyikan rasa bahagia ketika ia dapat melihat kehangatan dari putra sulungnya yang dingin dan datar itu yang didapatkan dari gennya.
"Ma!" Alfa merengek manja, tak terima dengan ledekan Rina. Semua orang makin dibuat tercengang dengan tingkah manja Alfa kali ini, si batu es ini tiba tiba merengek. Luar biasa.
"Luar biasa! Kak Alfa ngerengek? Biasanya aja ngomong sekata dua kata doang,"
"Bodo !" Alfa langsung menarik lembut tangan Alenna, pergi dari ruang tamu, "Eh, eh,"
Alenna hanya pasrah saat Alfa menggenggam lembut tangnnya dab menarik tubuhnya naik kelantai atas, dimana kamar Alenna dan Yerikho berada. Alenna terus mengikuti langkah Alfa yang semakin cepat karena suara tangisan Yerikho yang semakin keras. Alenna langsung berlari meninggalkan Alfa serta melepaskan genggaman pria itu pada tangannya, ia masuk kedalam kamar dan dengan cekatan membawa tubuh mungil Yerikho kedalam gendongannya.
"Cup, cup. Anak mama jangan nangis lagi ya, malu dilihatin sama om Renold," ucap Alenna menujuk Alfa yang hanya mampu berdiri didepan pintu kamar Alenna. Tanpa sadar, senyum dibibir Alfa mengembang begitu saja tanpa diperintahkan dengan pipi yang memerah seperti tomat matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Roman d'amourKisah tentang perjuangan seorang pria brengsek untuk mendapatkan kesempatan kedua untuk kembali bersama dengan wanita yang ia cintai-- wanita yang dulu ia permainkan, ia sakiti dan ia hancurkan masa depannya karena wanita itu harus hamil atas perbua...