Happy Reading!
Hati hati!! typo bertebaran
---
Alenna nampak buru buru. Kaki jenjangnya melangkah begitu lebar, derap langkahnya terdengar cukup kencang. Peluh membasahi wajah cantiknya, matanya menujukkan bahwa dirinya sudah cukup merasa lelah. Tumpukkan kertas kertas berada ditangannya harus segera ia antarkan keruangan atasannya. Alenna pikir bekerja sebagai sekertaris merupakan hal yang tak begitu berat, hanya menyusun jadwal jadwal rapat dan mengurus data data perusahaan. Alenna cukup menyesal dengan high heels setinggi 7 cm yang sedang ia gunakan saat ini, rasanya kakinya seperti akan patah saja. Berjalan kesana kemari dengan heels setinggi itu, perusaan hari ini nampak sangat sibuk tak seperti biasanya. Semua karyawan nampak terburu buru dan nampak begitu fokus dengan pekerjaannya masing masing.
Alenna menatap sebuah ruangan , dimana atasanya berada. Ruangan yang menjadi tempat bekerja sang pemilik perusahaan yang tak lain adalah ayah dari sahabatnya sendiri, frasa.
Tok tok..
Alenna mengetuk sopan pintu kaca yang berada dihadapannya itu, dilihatnya Pak Alfre, ayah Frasa mangangguk tanpa mengalihkan pandangan dari komputernya, mengangguk sebagai tanda untuk mengizinkan Alenna masuk kedalam ruangannya.
Alenna memasuki ruangan atasannya itu Kemudian meletakan setumpuk kertas kertas yang perlu untuk ditandatangani atasannya tersebut.
"Alenna, apakah ini semua sudah kamu periksa. Apakah semuanya sudah benar, atau ada point point yang sekiranya merugikan perusahaan kita?" Tanya Pak Alfre , kali ini ia mengalihkan pandangannya menatap wajah Alenna.
"Sudah Pak, semuanya sudah benar dan tidak ada hal yang sekiranya merigikan perusahaan kita. Namun jika sekiranya Bapak masih kurang yakin , Bapak bisa memeriksa lagi jika saja mungkin saya melakukan kekeliruan," jelas Alenna , Alenna cukup merasa puas dengan hasil kerjanya namun, dia hanya lah manusia biasa yang kadang kala bisa berbuat salah apalagi ia cukup lelah dengan tekanan pekerjaan hari ini.
"Kalau begitu Terimakasih banyak Alenna, saya percaya dengan pekerjaan kamu karena selama ini pekerjaanmu selalu memuaskan. Sekilas saya juga akan memeriksanya," Pak Alfre kembali memfokuskan pandandangannya pada layar komputer yang berada didepannya sedangkan Alenna tak mampu lagi memahan senyumnya yang mengembang tanpa diperintahkan, ia merasa kerja kerasnya selama ini sia sia saat mendengar pujian yang dilayangkan atasannya itu untuk dirinya. Rasa lelah yang sebelumnya begitu membebani dirinya sekarang menguap entah kemana, tergantikan dengan semangat yang mengebu ngebu dalam dirinya.
"Baiklah Pak, Terimakasih banyak. Saya permisi,"
"Alenna," belum sempat Alenna melangkahkan kaki jenjangnya itu tiba tiba suara berat sang atasan masuk dalam pendengarannya membuatnya reflek menghentikan pergerakannya , kemudian membalikkan tubuhnya menghadap atasannya itu.
"Iya Pak, ada apa?" Tanya Alenna dengan sopan, Pak Alfre menghela nafasnya sebelum mulai berbicara pada Alenna.
"Saya ingin menyampaikan, jika hari ini ada pertemuan dengan salah satu perusahaan. Tolong kamu persiapkan ruangannya dan segala sesuatu yang diperlukan untuk berjalannya rapat, kamu dan Richard akan mewakili perusahaan untuk menemani saya," Alenna melebarkan matanya, cukup terkejut dengan ucapan atasannya barusan. Apakah Alenna lalai dalam pekerjaan nya, ia bahkan tak memgetahui jika ada pertemuan dan rapat hari ini.
"Maaf Pak, saya tidak mengetahui sebelumnya. Apakah ini kelalaiam saya?" Tanya Alenna takut takut, ia tau jika orang penting yang berada di hadapannya ini adalah ayah dari sahabatnya dan seharusnya ia jangan sampai melakukan kesalahan karena ia bisa berada di posisi ini hanyalah karena kebaikan dari Ayah sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RomanceKisah tentang perjuangan seorang pria brengsek untuk mendapatkan kesempatan kedua untuk kembali bersama dengan wanita yang ia cintai-- wanita yang dulu ia permainkan, ia sakiti dan ia hancurkan masa depannya karena wanita itu harus hamil atas perbua...