SC | 1. Kelahiran✅

26.1K 1.2K 22
                                    

Happy Reading!

~~~

Alenna mengelap etalase tempat donat berbagai rasanya tertata rapi, donat yang tadi pagi tertata penuh didalam etalase sekarang hanya tinggal tersisa lima potong donat. Ia terpaksa membuat sebuah toko kue sederhana dengan modal yang ia pinjam dari, Frasa--sahabatnya untuk mengumpulkan uang sedikit demi sedikit yang akan digunakannya untuk biaya persalinannya nanti mengingat usia kehamilannya yang menginjak sembilan bulan.

Alenna mengelus perutnya lembut saat merasakan tendangan yang cukup keras dari dalam perutnya, ingin sekali Alenna merasakan elusan lembut tangan Ayah dari anak yang sedang ia kadung, namun mengingat pria itu sama sekali tak menginginkan dirinya dan anaknya, Alenna berusaha mengubur dalam dalam harapannya tersebut.

"Astaga Len, udah aku bilang kamu jangan capek capek! Kasihan nanti babynya"omel Frasa yang baru saja pulang kuliah.

"Eh, gak capek kok. Orang aku cuma lap lap dikit aja"ucap Alenna sedikit terkekeh atas sikap possesive sang sahabat.

"Beneran? Kalau gitu lain kali jangan capek capek ya"pesan Frasa yang dijawab anggukkan penuh semangat oleh Alenna.

"Kata dokter lahirannya kapan Len?"tanya Frasa mencomot sepotong donat rasa coklat.

"Kata dokter sih, kira kira dua minggu lagi"ucap Alenna mengingat ngingat ucapan dokter kemarin.

"Gimana sih kok kira kira?"protes Frasa tak suka.

"Ya emang gak pasti, kontraksinya bisa kapan aja, dokternya mah cuma --argh! Perut aku sakit banget Fra!"Alenna yang asik bercerita tiba tiba saja meringis kesakitan kala merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya.

"Astaga Len! Ketubannya pecah. Gimana sih dokternya ngira ngirainnya jauh banget!"teriak Frasa panik membuat Alenna berusaha tetap tenang agar suasana tak menjadi mencekam.

"Tenang Fra, telfon ambulan"ucap Alenna berusaha menahan rasa sakit pada perutnya.

"Pake mobil aku aja Len, kalau nunggu ambulan kelamaan"saran Frasa sambil berusaha menggendong tubuh Alenna yang beratnya dua kali lipat membuat wajah Frasa memerah seketika, namun usahanya berhasil membawa Alenna terbaring didalam mobilnya.

"Fra, barang barang aku ada didalam kamar"ucap Alenna sambil merintih kesakitan membuat Frasa terburu buru mengambil perlengkapan Kelahiran yang sudah Alenna siapkan seminggu lalu.

Tak perlu waktu lama, Frasa kembali kemobil sambil membawa sebuah tas ukuran besar yang berikan barang barang untuk proses kelahiran nanti.

Frasa menghidupkan mobilnya, kemudian tanpa berlama lama lagi ia menginjak gas dalam dalam hingga kecepatan seratus kilometer per jam, Frasa tetap fokus menyetir tanpa memperdulikan sumpah serapah yang keluar dari mulut pengendara lain karena ia yang mengendarai mobilnya dengan ugal ugalan.

Hanya dibutuhkan waktu lima menit oleh Frasa untuk sampai dirumah sakit tempat Alenna bersalin.

"Woy! Ini sahabat gue mau lahiran! Tolongin napa!?"teriak Frasa tak sabaran membuat beberapa perawat datang mendorong sebuah brankar.

Salah satu perawat pria menggendong tubuh Alenna ala bridal style kemudian membaringkannya keatas brankar, beberapa perawat lainnya dengan terburu buru mendorong brankar menuju ruangan bersalin.

Dengan cemas Frasa menuggu didepan ruangan tempat Alenna ditangani.

Detik demi detik berlalu terasa seperti satu tahun bagi Frasa yang menunggu dengan cemas cemas. Keresahannya makin bertambah saat mendengar rintihan penuh kesakitan yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

"Oek... oek.."suara tangisan bayi pecah membuat Frasa menghembuskan nafas lega, seluruh keresahannya menguap begitu saja. Tinggal menunggu dokter keluar dan memberinya kabar tentang sahabat dan keponakannya.

"Dok gimana keadaan sahabat saya"tanya Frasa saat melihat seorang dokter kandungan yang menangani Alenna baru saja keluar dari ruang bersalin.

"Selamat bayinya lahir dengan normal dan berjenis kelamin laki laki"ucap sang dokter sambil melepaskan masker yang menutupi setengah dari wajahnya.

"Ibunya?"

"Hanya sedikit kelelahan karena proses bersalin, tidak ada yang perlu di khawatirkan"jawab sang dokter sambil tersenyum ramah menanggapi kekhawatiran Frasa.

"Boleh saya lihat?" Tanya Frasa ragu, sang dokter hanya mengangguk sambil tersenyu kecil kemudian berkata," tapi jangan mengganggu ketenangan sang bayi dan istirahat ibunya"

Frasa mengangguk paham kemudian masuk kedalam ruangan Alenna menjalani proses kelahirannya.

"Boleh saya gendong?"tanya Frasa ragu sambil terus memandang sang perawat yang dengan telaten menggendong sang bayi hingga tertidur pulas.

"Silahkan"ucap sang perawat dengan ramah menyodorkan bayi itu kegendongan Frasa yang masih kaku.

Dengan sangat hati hati Frasa menggendong sang bayi, dipandangnya bayi yang ukurannya sangat mungil itu. Frasa harap ayah dari bayi itu menyesal pernah menolak kehadiran sang bayi mungil ini yang terlihat begitu imut.

Alenna terbangun dari tidurnya kemudian pandangannya jatuh pada Frasa yang tersenyum bahagia memandang seorang bayi digendongannya.

"Itu anak aku?"Alenna tiba tiba membuka suara membuat Frasa langsung menolehkan kepalanya memandang kearah Alenna.

"Yeah, He is your baby"ucap Frasa membuat Alenna berkaca kaca.

"He? Bayiku laki laki?" Tanya Alenna menutup mulutnya tak percaya dengan mata yang berkaca kaca.

"Ya, dia jagoan kita" ucap Frasa ikut terharu akan kejadian tak terlupakan hari ini.

●●●

In other side

Erlang merasakan gelenyar gelenyar aneh dihatinya, dirinya merasa sangat Khawatir, keringat dingin membasahi tubuhnya. Dilihatnya kalender dan test pack yang berada digenggamannya, sembilan bulan-- hanya itu yang berada didalam benak Erlang kali ini.

"Apakah anakku telah lahir?" Gumam Erlang bertanya pada dirunya sendiri.

"Apakah aku telah menjadi Ayah dan wanitaku telah menjadi ibu?"gumam Erlang kemudian tertawa sendiri layaknya orang gila.

"Hahha.. apakah aku pantas disebut sebagai seorang Ayah?" Setelah tertawa terbahak bahak, Erlang menangis sendu menyebutkan kata maaf yang diikuti dengan nama Alenna.

Sungguh, Erlang benar benar gila, ia telah kehilangan akal sehatnya tepat dimana ia kehilangan wanita dan anaknya.

Awalnya Erlang meminta Alenna menjadi kekasihnya hanya untuk menjadikan gadis malang itu sebagai objek taruhan yang memberi syarat jika Erlang berhasil merusak segel Alenna maka ia akan mendapatkan sebuah Villa mewah, namun seketika perasaan cinta muncul dihatinya membuat dirinya berniat menikahi Alenna untuk mempertanggungjawabkan dan meminta maaf atas sikap brengseknya tapi yang ia dapatkan saat berada di kost-an Alenna hanyalah sebuah test pack yang menujukkan garis dua berwarna merah dan kepergian
Alenna yang entah kemana.

TBC

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang