I hope you enjoy guys, jangan lupa vote dan komen ya. Kita saling menghargai ya, karena itu yang buat Flo semangat buat terus ngelanjutin ceritanya.
Flo boleh minta gak? Dua ratus vote, Flo langsung update.
Happy reading!
* * *
Sebuah mobil berwarna hitam mengkilap terparkir rapi didepan sebuah rumah yang cukup mewah, sebuah rumah yang memiliki tiga tingkat itu. Seorang wanita keluar dari mobil itu dengan mata yang masih sebam, jejak air mata masih membekas di pipinya. Ia melangkahkan kaki jenjangnya memasuki rumah mewah itu, tanpa memperdulikan pria yang masih ada didalam mobil itu. Ia keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun, mungkin terdengar tidak sopan tapi ia sama sekali tak perduli.
Tangannya menggapai gagang pintu yang besar itu, namun sebelum itu beberapa kali dirinya berusaha mengetuk pintu tersebut, tak ada satupun orang yang menyahutnya.
Ia perlahan melangkahkan kakinya memasuki rumah itu, berjalan se pelan mungkin agar tak menyebabkan bunyi bunyian yang bisa mengganggu istirahan orang orang yang berada didalam rumah.
"Eh, Alenna... baru pulang ya?," Alenna hampir saja terlonjak kaget saat suara yang cukup berat masuk begitu saja kedalam pendengarannya. Suara itu berasal dari Alfa, kakak Frasa. Alfa sedang berada di dapur dengan segelas air dingin yang berada digenggamannya.
"Eh, kak Renold. Bikin kaget aja sih, aku kira apaan tadi," ucap Alenna dengan tawa renyah dan jujur dirinya juga sedikit terkejut dengan suara yang tiba-tiba itu. Alfa pun ikut tertawa renyah, matanya terpaku saat menatap tawa manis yang ada di wajah Alenna.
Alenna menatap bingung kearah Renold yang menatapnya intens dengan senyum tipis dibibirnya, bahkan mata tak berkedip.
"Kak Renold?" Panggil Alenna yang sama sekali tak mendapat sahutan.
"Kakk Renold!" Panggil Alenna dengan suara yang cukup kencang, dan tangannya yang menepuk lembut pundak Alfa.
"Ehh.. apaa apaa?" Tanya Alfa dengan wajah bingung dan terkejutnya. Alenna hanya mampu tersenyum tipis saat melihat ekspresi Renold.
"Enggak ada Kak, kakak tadi ngelamun sih," Alfa hanya mampu menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal, kemudian ternyum kikuk.
"Eh, maaf ya Len..," ucap Alfa yang merasa tidak enak.
"Enggak papa kok Kak--,"
"Alenna...," Baru saja Alenna menyelesaikan ucapannya pada Alfa, tiba tiba saja suara berat memanggil namanya dengan suara yang cukup keras, sehingga Alfa pun ikut menoleh saat mendengarkan suara itu.
"Siapa Len?" Tanya Alfa penasaran, Alenna mengernyitkan dahinya. Alenna pikir Erlang sudah pulang, mengapa pria itu masih berada di sini.
"Alenna!" Suara tersebut kembali terdengar dengan suara yang jauh lebih keras daripada suara sebelumnya, tak dapat dipungkiri Alenna sebenarnya merasa takut.
Alfa menatap Alenna dengan tatapan bertanya dan sebelah alisnya yang terangkat, Alenna sendiri malah semakin panik dengan tatapan Alfa saat ini. Tanpa pikir panjang Alenna langsung mendekatkan tubuhnya pada tubuh Alfa, tangannya merangkul manja tangan kekar milik Alfa.
Alfa membulatkan matanya, matanya membesar karena terkejut dengan apa yang barusan dilakukan oleh Alenna. Tubuh Alfa masih membeku, ia terdiam berusaha mencerna akan apa yang telah terjadi pada dirinya.
Alenna menarik tubuh Alfa, sedangkan Alfa hanya pasrah membiarkan Alenna membawa tubuhnya kemana saja. Tak dapat dipungkiri jantung Alfa berdetak tidak normal, berdetak tak seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RomantizmKisah tentang perjuangan seorang pria brengsek untuk mendapatkan kesempatan kedua untuk kembali bersama dengan wanita yang ia cintai-- wanita yang dulu ia permainkan, ia sakiti dan ia hancurkan masa depannya karena wanita itu harus hamil atas perbua...