SC |13. Ungkapan Alenna

7.8K 429 15
                                    

Happy Reading!

Hati-hati! Typo bertebaran.

* * *

Alenna melayangkan tatapan sinis nya kearah Erlang, amarah masih begitu menguasai dirinya. Tak mau terlalu lama melihat wajah Iblis Erlang, Alenna dengan cepat mengalihkan pandangannya keluar jendela. Sakit hati masih begitu terasa, tapi Alenna harus menghadapi semua ini. Alenna sudah terlalu banyak merepotkan keluarga Frasa dan tidak mungkin ia membiarkan keluarga Frasa jatuh karena dirinya, setidaknya jika dirinya tidak bisa membantu keluarganya ia jangan sampai merugikan keluarga Frasa.

"Rumahnya di komplek Cendrawasih kan?" Alenna terlonjak kaget saat Erlang tiba tiba membuka suara, reflek Alenna mengalihkan pandangannya kearah Erlang.

" Ya. Setelah ini belok kiri" ucap Alenna tanpa nada sedikitpun, datar seperti ekspresinya saat ini. Ia tak ingin banyak berinteraksi dengan makhluk seperti Erlang ini.

"Setelah ini kamu dan anak kita akan tinggal di rumahku," ucap Erlang enteng dengan senyum polosnya, sedangkan Alenna membulatkan matanya kaget , tak percaya atas ucapan Erlang barusan.

"Ha! Apa apaan ini, aku tidak akan pernah mau tinggal bersama dirimu! Perlu kau ketahui sejak saat itu kita tidak mempunyai hubungan apa apa lagi, maka dari itu jangan pernah mengusik kehidupanku lagi dan yang terakhir dan yang sangat perlu untuk kamu ketahui, dia adalah anakku hanya anakku!" Mata Alenna memandang tajam kearah Erlang, emosinya begitu mengebu ngebu. Amarahnya tak tertahan lagi, semua yang ia pendam selama ini ia keluarkan saat ini dengan kata kata tajamnya.

Erlang menggertakan giginya, rahangnya terlihat mengeras. Harga diri nya sebagai seorang pria jatuh hanya karena seorang wanita yang kekuatannya jauh lebih kecil dari dirinya sendiri, tangannya nampak berurat menggenggam erat stir mobil guna menahan emosinya agar tak melakukan hal buruk yang akan membuatnya menyesal.

"Dia anakku juga, kau tak bisa mengandung jika sendiri. Kita melakukannya berdua , maka dari itu dia adalah anak kita. Kita berdua," bisik Erlang dengan rahang mengeras. Mungkin Erlang hanya berbisik tak ada nada tinggi atau suara yang keras, namun Alenna bisa merasakan betapa tajam dan menusuknya ucapan Erlang itu. Alenna tak berbohong, dirinya merasa takut dengan sikap Erlang saat ini.

"Tapi yang mengandungnya selama sembilan bulan adalah aku! Kamu tak tau betapa besar perjuanganku untuk mempertahankan anakku itu, disini aku yang berjuang mati matian untuk anakku, sedangkan kamu! Kamu dimana? Bersenang senang dengan teman temanmu atau dengan wanita wanita mu!" Amarah Alenna benar benar pecah, ia tak lagi berbicara dengan sopan. Teriakan, hanya teriakan dan makian yang pantas Alenna berikan untuk makhluk seperti Erlang.

Alenna menghela nafas panjang sebelum kembali meluapkan seluruh amarahnya," Aku yang berjuang menahan malu, menahan kesedihanku sendirian. Tidak ada satupun orang yang perduli padaku, bahkan orang tuaku. Orang tuaku dan keluargaku, mereka mengusirku! Mereka malu memiliki anak seperti aku. Sedangkan kamu! Kamu , apa yang kamu lakukan hingga kau bisa mengatakan jika itu anakmu!? Apa perjuanganmu? TIDAK ADA ERLANG! TIDAK ADA!"

Alenna tidak tahan, Air mata yang ia tahan kini mengalir deras membasahi pipi putihnya. Isakannya terdengar sangat memilukan di pendengaran Erlang, percayalah rasanya hati Erlang seperti tersayat.

Tanpa berpikir panjang lagi, Erlang langsung menginjak rem , memberhentikan mobilnya di pinggir jalan kemudian menarik tubuh mungil Alenna masuk kedalam pelukannya. Alenna tak melawan, dia benar benar pasrah karena saat ini ia memang sangat membutuhkan pelukan. Alenna menangis sejadi jadinya di dada bidang Erlang, tak hanya menangis, Alenna juga tanpa ragu memukul dada bidang Erlang dengan tangan tangan mungilnya. Erlang hanya diam tak melawan, membiarkan tangan tangan mungil Alenna memukulnya dan jujur pukulan Alenna lebih terasa menggelikan daripada menyakitkan.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang