SC | 20. Harapan

6.8K 378 48
                                    

Happy reading!

Hai teman-teman Flo.. Jangan lupa vote dan comment yaaa.. satu vote dan comment dari kalian sangat berarti buat Flo..
Makasih banyak teman teman
Semoga kalian menikmati yaa🥰

* * *

Alenna sedang sibuk bergelut dengan peralatan dapur, tangannya tampak cekatan memotong motong bawang dan bahan makanan lainnya. Yerikho tampak asik memainkan mobil mobilan tak jauh dari tempat Alenna berdiri agar Alenna bisa memantau kegiatan Yerikho, ya beginilah nasib seorang singel parent.
 
Tiba tiba, bel apartemen berbunyi saat Alenna sedang sibuk sibuknya.

"Itu siapa ya, nak?" Tanya Alenna pada Yerikho yang masih fokus pada mainan mainannya.

"Au mah,"

"Yaudah, Rikho tunggu disini ya. Mamah mau kedepan dulu ya," pesan Alenna yang hanya dibalas gumaman oleh Yerikho.

Alenna mematikan kompor sebelum, menuju kedepan untuk menemui seseorang yang memencet belnya barusan.

"Hah? Kamu?" Tanya Alenna penuh keterkejutan saat melihat seseorang yang berada di depan pintu apartemen nya.

"Iya, ini aku. Seperti yang kau lihat," ucap pria itu dengan santaynya, "bolehkah aku masuk?"

Alenna mengangguk cepat, mempersilahkan pria itu masuk ke dalam apartemennya. Alenna berjalan mengekori pria itu , membiarkannya duduk di sebuah sofa yang berada di ruang tengah.

"Yerikho dimana Al?" Tanya pria itu celingak-celinguk seperti mencari keberadaan seseorang kemudian, bertanya pada Alenna karena orang yang sedang ia cari.  Alenna yang baru saja ingin meninggalkan pria itu langsung mengurungkan niatnya dan memilih untuk menjawab pertanyaan itu terlebih dahulu.

"Em, Yerikho ada di dapur Lang soalnya tadi nemanin aku masak. Mau aku panggilkan Yerikho nya Lang?" Ya pria itu adalah Erlang, ia sepertinya sangat merindukan anak yang ia cari cari selama beberapa tahun belakangan ini.

"Iya, aku mau bertemu dengan anakku sekarang," jawab Erlang yang nampak sangat tidak sabar untuk menemui puteranya itu, Alenna paham bahwa sebenarnya Erlang sangat menyayangi Yerikho itu jelas terpancar dari mata dan tingkah lakunya yang ditunjukkan oleh Erlang.

"Tunggu sebentar ya, biar aku panggilkan Yerikho-nya," Erlang tersenyum manis pada Alenna sambil mengucapkan terimakasih dengan suara lembutnya yang membuat Alenna seketika merinding, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang berada di dalam perutnya begitu juga dengan darahnya yang berdesir. Ini perasaan yang telah lama tak ia rasakan, perasaan telah lama mati kini muncul kembali.

Dengan senyum tipis dan perasaan yang meledak-ledak Alenna melangkahkan kakinya memasuki dapur dengan Yerikho masih fokus pada mainannya di lantai dapur, Alenna ikut duduk di depan Yerikho kemudian mengangkat dagu anaknya itu agar tidak lagi fokus pada mainan mainan yang berserakan di lantai dapur itu.

"Riko, Riko tau gak siapa yang datang kerumah?" Tanya Alenna menatap dalam mata Yerikho yang berbinar seketika, "eghh mama," Yerikho yang merasa tak nyaman karena Alenna mengganggu konsentrasinya dalam bermain mulai berontak.

"Ish kok malah gitu sih sama mamahnya, itu papah kerumah loh. Kamu gak mau ketemu sama papah ya?" Ucap Alenna dengan gaya yang dibuat buat seolah ngambek, kemudian berdiri bergaya seperti ingin meninggalkan Yerikho dari dapur.

"Papa?" Gumam Yerikho dengan mata dan mulutnya yang terbuka lebar seperti tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Alenna tadi.

"Yerikho gak mau ketemu sama papah ya? Yaudah deh kalau gitu, mamah suruh papah pulang aja ya," ucap Alenna dengan tampang sok sedihnya, Yerikho yang mendengar itu langsung berteriak dan menahan kaki jenjang milik Ibunya itu," No mama! No!"

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang