SC | 21. Revenge

11.3K 497 126
                                        

Happy reading.

***

"Gue gak mau tau! Lo harus tanggung jawab!"

"Lo gila! Gue gak yakin anak itu anak gue.. bisa aja itu anak orang lain," ucapnya dengan santay tanpa memperdulikan perasaan orang yang bersangkutan.

"Kamu pikir aku cewe apa? Aku cuma ngalakuin itu sama kamu,"

"Alfa, aku minta tolong banget. Ini untuk anak kita, dia butuh donor dari kamu,"

"Gue gak tau itu anak dari mana, anak siapa dan kita gak ada hubungan apa apa. Gimana mungkin gue mau asal dinorin?"

Brak.

Satu bogeman dilayangkan Erlang tepat di pipi kiri Alfa, dia sudah tidak tahan dengan mulut Alfa yang benar benar tak terdidik.

"Mulut lo dijaga anj*ng! Bisa bisanya lo nyalahin nada, sedangkan lo yang dengan bejatnya ngelakuin hal itu saat lo mabuk. Mikir! Percuma lo jauh jauh sekolah di luar negeri kalau otak lo kosong, gak bisa diajak mikir! Dasar bajingan,"

"Bajingan lo bilang? Ngaca bang*at! Lo juga gak punya pikiran, bisa bisanya lo ngehamilin Alenna lalu lo tinggal begitu aja!" Ucap Alfa sambil meringai merendahkan Erlang yang sama sama bodohnya dengannya, ya Alfa mengakui itu.

"Lo gak usah banyak tingkah! Lebih baik kita buat kesepakatan, lo mati matian belain tuh dia tuh," Erlang menunjuk Nada dengan jari telunjuknya kemudian, kembali melanjutkan ucapannya," Gimana kalau lo sama dia aja dan gue sama Alenna?"

"Bang*at! Gue gak akan biarin itu terjadi, gue mati matian ngebela Nada karena, dia adek gue!" Geram Erlang yang mulai tak tahan dengan ucapan Alfa yang semakin tidak masuk di akal.

"Halah, bullshit. Mana ada sih adek yang suka sama kakak sendiri, ups.. haha ngelawak ya,"

"Omongan lu jangan sembarangan anj*ng!"

"Dengarin gue baik baik, lo harus segara tanggungjawab atas perbuatan lo atau--," tiba tiba saja handphone Erlang yang berada di dalam kantong celananya bergetar membuat ucapan seketika terhenti. Sebelum menjawab panggilan yang masuk, Erlang menatap tajam kearah Alfa.

"Hallo Al,"

"Kamu dimana Lang? Hari ini jadi gak? Ini Yerikho sudah gak sabaran banget nih,"

"Jadi kok, sebentar lagi aku kesana tapi, aku antarin Nada pulang dulu ya,"

"Kamu habis dari mana?"

"Em, nanti aku ceritain semuanya ya. Tunggu, aki sebentar lagi ke sana kok,"

"Oke deh, kamu hati hati dijalan ya,"

"Love u, bay"

"Bay,"

Setelah mendengar jawaban dari Alenna Erlang segera mematikan sambungan telepon kemudian, kembali menatap tajam kearah Alfa. Erlang berjalan mendekati Alfa dengan wajah datarnya, "Gue akan segera kasih kabar ini ke Pak Alfre, lo jangan pernah main main sama gue. Pikirkan, donorin sumsum tulang belakang lo dan nikahi Nada atau lo dan keluarga lo akan jadi gelandangan, lo ngerti kan maksud gue?"

"Oh iya satu lagi, besok kita ketemu di rumah sakit. Tes DNA dan donor sumsum tulang belakang kalau, lo gak datang jangan salahkan gue,"

"Gue gak pernah main main dengan ucapan gue!" Sinis Erlang kemudian, mendorong pundak Alfa hingga pria itu mundur beberapa senti dari tempat sebelumnya.

"Kita pulang, Da,"

Nada menundukkan kepalanya sambil berjalan membuntuti Erlang, bahkan sampai tak sadar jika mereka telah berada di parkiran kantor perusahaan milik keluarga Alfa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang