Happy Reading!
Typo bertebaran.
~~~
Alenna memandang intens wajah tampan milik Yerikho, ia menyesal pernah berpikiran untuk membunuh anaknya itu saat masih didalam kandungan. Anak yang menjadi alasannya untuk terus berjuang di dunia ini, berjuang menghadapi hinaan pedas dari masyarakat dan pengusiran yang sangat tak terhormat oleh kedua orang tuanya.Tanpa Alenna sadari, setitik air mata jatuh dari ujung matanya. Bayangan masa lalu yang begitu pahit, benar benar membuka luka yang ditorehkan pada hatinya terbuka kembali. Ia benci semuanya, terlebih dirinya sendiri. Dirinya yang membiarkan seorang pria yang bukan suaminya melakukan hal terlarang pada dirinya dan sialnya lagi, pria itu tak mau bertanggung jawab atas perbuatan penuh dosa yang mereka lakukan.
Alenna pikir, jika dirinya akan menghadapi semuanya sendiri namun, nyatanya Tuhan begitu menyayangi Alenna dengan mengirimkan Frasa. Sebagai malaikat tak bersayapnya, Alenna akan selalu mengingat jasa jasa Frasa pada dirinya serta putranya ini. Alenna tak habis pikir pada kebaikan Frasa, dirinya dan Frasa hanyalah sebatas sahabat namun, Frasa rela meninggalkan kekasihnya hanya untuk membawa dirinya jauh dari orang orang terdekatnya dan tentunya Erlang.
Alenna sangat bahagia setelah dirinya bisa pergi jauh dari Erlang namun, hidup tenangnya seketika hancur saat Elang yang tiba tiba kembali. Luka lama yang Alenna coba lupakan, sekarang terputar kembali diingatannya karena dirinya bertemu dengan Erlang.
"Aku merindukanmu, Alenna,"
kalimat itu terus berputar dikepala Alenna, suara yang setahun ini ia rindukan masuk kedalam pendengarannya dan membuat hati Alenna bergetar hebat. Degup jantung yang selama ini berdetak dengan normal berganti dengan detak kencang tak beraturan.
"Hiks...pembohong!" Lirih Alenna ditegah tengah isakkannya, hatinya sakit. Ia tak akan percaya percaya lagi dengan ucapan ucapan para pria, ucapan para pria selalu saja dipenuhi dengan kebohongan. Rindu? Rindu katanya? Jika rindu mengapa Erlang tak berupaya untuk memgejarnya, meminta maaf padanya dan mengatakan jika dia sangat menyesal.
Tidak! Alenna tak akan jatuh kedalam lubang yang sama untuk kedua kalinya, sakit hati yang telah diberikan oleh Erlang padanya sudah sangat nerhasil membuat Alenna trauma untuk membuka hati pada pria manapun.
"Dia hanya membual, Alenna! Dia tidak merindukanmu, dia datang hanya untuk menyakiti Yerikho-mu" gumam Alenna, logikanya berusaha meyakinkan perasaannya jika Erlang tak mungkin merindukannya, apalagi mencintainya. Alenna tak munafik jika dirinya masih sangat mencintai Erlang dan tentunya berharap jika Erlang akan menyesali perbuatannya.
"Berhentilah berharap, Alenna! Dia telah menyakiti dirimu, hanya orang bodoh yang masih mencintai orang yang telah menyakitinya," Alenna meremas erat ujung roknya, air matanya mulai mengalir deras membasahi pipinya. Dadanya terasa sesak, perlakuan bejat Erlang terputar diingatannya.
"Len, kamu nangis?" Alenna langsung menggusap kasar air matanya, ia melengkungkan bibirnya kaku.
"Gak kok, Fra. Mata aku kelilipan," elak Alenna, ia berusaha menujukkan wajah semeyakinkan mungkin agar Frasa dapat mempercayai ucapannya.
Frasa menghela napas berat, ia hanya pura pura percaya dengan ucapan Alenna yang kurang masuk akal. Frasa tau Alenna sedang terbebani, ia tak mungkin terus menyudutkan Alenna karena itu akan membuat Alenna semakin terbebani.
"Tapi gak papa kan?" Alenna menyunggingkan senyum manis, Alenna sangat bersyukur bisa memiliki sahabat sebaik Frasa.
"Gak apa apa kok, Fra," lirih Alenna, benar kata orang. Saat seseorang mengatakan jika ia tak apa apa, percayalah, orang itu pasti sedang menyembunyikan masalahnya.
"Syukur kalo gitu. Eum, Yerikhonya tidur ya?" Tanya Frasa dengan wajah sedihnya.
"Padahal kak Alfa pengen ketemu Yerikho," lanjut Frasa tak bersemangat, padahal sebelumnya ia sangat bersemangat untuk memperkenalkan Alenna dan Yerikho pada kakak laki lakinya itu.
"Kak Alfa?" Gumam Alenna yang merasa tak asing dengan nama yang disebutkan oleh Frasa tadi.
"Kak Alfa, kakak aku yang kerja di Singapura. Hari ini dia pulang, makanya aku mau kenalin kamu sama Kak Alfa,"
"Astaga! Kak Alfa yang sering kamu ceritain ke aku, yang kata kamu bujang lapuk itu?" Alenna ingat jika Frasa sering menceritakan banyak hal tentang kakak laki lakinya itu padanya.
"Iya, dia itu memang bujang lapuk..."
"Frasa! Ini Kakak kamu udah pulang, dia nyariin kamu. Ajakin Alenna sekalian," suara melengking milik Rina membuat ucapan Frasa menggantung diudara tanpa diselesaikan.
"Len ayo Len! Kak Alfa udah datang!" Dengan penuh semangat, Frasa menyeret Alenna keluar dari kamar itu, meninggalkan Yerikho sendirian.
Alenna hanya bisa pasrah atas apa yang dilakukan Frasa padanya lagipula, Yerikho sedang tidur nyenyak jadi, Alenna tak perlu terlalu mengkhawatirkan keadaan putranya itu.
Senyuman diwajah Frasa terus terpancar tanpa sedikitpun memudar, hingga tanpa Alenna sadari dirinya juga ikut tersenyum. Jujur, selama ia berahabat dengan Frasa, dirinya tak pernah melihat sahabatnya itu sebahagia saat ini bahkan, Alenna sempat pikir apakah Frasa tak merasa pegal untuk terus teruskan menyunggingkan senyum lebarnya.
"KAK ALFA!" Pekik Frasa tak tertahan saat pandangannya jatuh pada seorang pria tinggi dengan tubuh atletisnya yang berdiri membelakangi mereka.
Tubuh Alenna seketika menegang saat melihat pria yang dipanggil 'Alfa' oleh Frasa barusan, jantung Alenna rasanya seperti berhenti berdetak, napasnya tercekat, darahnya berdesir. Apa ini? Setelah berhasil menghindar dari Erlang, mengapakah dirinya harus bertemu dengan pria yang notabena sebagai Kakak kandung sahabatnya itu. Ah! Dunia ini sempit sekali.
"Renold Alfardo," lirih Alenna menyebutkan nama lengkap orang yang ternyata adalah kakak kandung Frasa. Merasa namanya dipanggil, pria itu membalik tubuhnya dan disitulah pandangan mereka saling bertemu. Tak hanya Alenna yang merasa terkejut, Alfa pun sama terkejutnya.
"Alenna Nathasia?" Gumam Alfa tak kalah lirihnya dengan Alenna.
"Kalian saling kenal!? Yesss! Kalau gitu aku tidak perlu repot repot memperkenalkan kalian,"
Alenna mengerutkan dahinya dan tatapannya begitu sayu yang memancarkan kerapuhan serta kehancuran yang begitu dalam di hatinya, Alenna tak bisa terus berada di rumah keluarga Frasa namun, keluarga sahabatnya itu telah berperan penting hingga ia masih hidup sampai saat ini. Alenna akan terus bertahan demi membalas budi keluarga Frasa.
"Dia junior kakak waktu kuliah," jawab Alfa dengan suara yang masih begitu lirih, matanya setia menatap dalam bola mata indah milik Alenna.
Alenna memilih untuk membuah muka, memutuskan kontak mata dengan Alfa. Meneruskan kontak mata itu hanya membuatnya sakit hati saja, rasanya dirinya seperti terlempar kemasa lampau.
"Len, sorry atas apa yang terjadi di masa lalu. Gue..." tidak! Alenna tak ingin mendengar omong kosong dari mulut pria yang ia coba hargai, karena keluarga itu yang banyak membantinya.
"Tidak! Tidak masalah. Tak perlu diingat ingat lagi, itu hanya membuat ku sakit hati" lirih Alenna, suaranya serak seperti sedang menahan tangis. Tubuh Alfa melemas saat melihat kedua mata Alenna yang sudah berkaca kaca.
Alenna merasa jika saat ini seperti, keluar dari kandang singa tapi malah masuk ke lobang buaya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RomanceKisah tentang perjuangan seorang pria brengsek untuk mendapatkan kesempatan kedua untuk kembali bersama dengan wanita yang ia cintai-- wanita yang dulu ia permainkan, ia sakiti dan ia hancurkan masa depannya karena wanita itu harus hamil atas perbua...