2

3.2K 87 3
                                    

Mungkin
Aku bisa bercinta dengan kamu
Kendati kata-katamu selalu
Menusuk jantung
Melukaiku
Mungkin
Kumau memaafkanmu kembali
Demi cinta yang ada di hatiku
Meloloskanmu
Dari kata pisah
Mungkin sang fajar
Dan sayap-sayap burung patah
Menyaksikan kita berseteru
Selalu tak pernah damai
Mungkin cintaku
Terlalu kuat dan menutupi
Jiwa yang dendam akan kerasmu
Sehingga kita bersama
Mungkin

Aku menarik nafas panjang. Aku melihat sekeliling ku. Senyap. Hening. Tak ada gerakan sedikitpun. Tak lama kemudian Bu Ika tepuk tangan dan diikuti teman - teman sekelasku. Bu Ika menyeka air mata nya yg terjatuh.

apa yg sudah kulakukan?mengapa Bu Ika menangus?adakah yang salah? gejolak batin yg kurasakan.

"Aku tak permah mendengarkan permainan gitar sebagus ini, dan sangat cocok sekali dengan suara emas mu itu. Kamu luar biasa, Alina", jelas Bu Ika diikuti dengan mengacungkan kedua jempolnya.

Diikuti teman - teman yang mengangguk dan tersenyum kagum padaku.

"Alina? Apakah kamu mau bergabung ke band di sekolah ini? Kebetulan Bagas juga ketua band tahun ini. Mungkin dia bisa membantumu?", tanya Bu Ika padaku.

Aku terkejut atas ajakan Bu Ika. Sebelumnya aku tak pernah mendapatkan apresiasi seperti ini. Aku sangat bahagia.

"Saya harus tanya Ayah saya dulu, Bu", jawab ku.

"Baiklah tak apa. Ibu harap km bisa bergabung ya. Oh iya, kalo emang bisa km hubungi aja Bagas nanti biar Bagas yg beritahu Ibu", jelasnya.

"Iya, Bu. Nanti saya akan bilang ke Ayah saya. Makasih, Bu atas ajakannya", kataku.

"Iya sama - sama, Alina", jawabnya.

"Baiklah anak - anak, karena tinggal 10 menit pelajaran kali ini saya tutup dulu. Dan jangan lupa tugas yang Ibu berikan ya, pertemuan selanjutnya kalian harus sudah siap untuk menampilkan hasil kerja kelompok kalian", ujar Ibu Ika.

"Baik bu", jawab satu kelas dengan kompak.

Para siswa satu per satu meninggalkan ruangan ini. Ada yang menuju kantin, lapangan basket atau kembali ke kelas.

"Alinaa, mau ke kantin ga?", ajak Raini.

"Engga dulu ya. Kamu aja. Aku mau ke perpustakaan aja", jawabku.

Raini hanya mengangguk dengan cepat ,"Yaudah ya. Kita duluan ya. Bye", ucap Raini sambil melambaikan tangan diikuti Dewi dan Gina. Aku juga membalas nya dengan lambaian tangan.

Aku pun segera bergegas ke perpustakaan. Yang tak jauh dari ruang musik. Tiba - tiba dari belakang ada yang menepuk pundakku. Aku pun terkejut dan langsung menoleh ke arah belakang.

"Hai, kamu ga ke kantin?", tanyanya, yang ternyata adalah Bagas.

"Engga, Gas. Aku mau ke perpustakaan aja. Nyari buku - buku gitu yang bisa bantuin aku buat ngerjain tugas musik tadi", jawabku.

"Aku temenin ya? Kan secara kita satu kelompok masak yg kerja km doang. Kan gimana gitu. Oh iya Raini kemana?", tanyanya.

"Oh boleh banget kok. Raini ke kantin sama Dewi sama Gina", jawabku. Bagas hanya mengangguk dengan mulutnya yg membentuk huruf O.

LUKA RAHASIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang