12

1.3K 54 0
                                    

Keesokan harinya.

Alina sudah sampai di depan gerbang sekolah jam 06.10. Udara sekolah semakin sejuk, setelah sekian lama tak datang ke sekolah.

Alina segera bergegas ke kelasnya yg ada di lantai 3. Sebelum sampai di tangga. Ada yg meneriaki Alina.

"Alinaaaaa", teriaknya.

Suasana sekolah masih sangat sepi sehingga kamu bebas mau berteriak sekencang apapun. Aku pun menoleh ke belakang. Ternyata itu Bagas yg sedang berjalan cepat ke arahku.

"Akhirnya kamu masuk sekolah lagi, Al", ucapku.

"Iyaa", jawabku singkat.

"Kamu udah sehat kan? Mukamu keliatan masih capek", tanya Bagas.

"Udah kok", ucapku singkat.

Bagas hanya mengangguk - angguk. Dari arah belakang ada yg meneriaki mereka.

"Bagaaaaaas! Tunggu in akuuu", teriak orang itu.

Kami pun menoleh ke arah suara.

"Diska", ucap Bagas.

"Diska? Siapa Diska?", tanyaku, namun Bagas tak mendengarkan.

"Kamu ngapain teriak - teriak?", tanya Bagas.

"Kok kamu tega ninggalin aku sih", jawab Diska.

"Lama sih", ucap Bagas singkat.

"Eh, Al. Ini Diska dia murid baru di sini", ucap Bagas padaku.

"Iyaa, aku Diska. Murid baru disini, dan calon tunangan nya Bagas", ucap Diska sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Alina", jawabku singkat.

Aku meraih tangannya dan berjabat tangan. Aku terkejut mendengar penjelasan dari Diska.

Aku menatap ke arah Bagas. Bagas menggelengkan kepalanya. Dengan artian 'bukan'. Namun aku tak yakin.

"Bagas katanya mau nganterin aku ke ruang guru", ucap Diska dengan menggandeng lengan Bagas.

"Eh, Alina kita duluan ya", ucap Dska sambil menarik Bagas.

Aku hanya terdiam menyaksikan kejadian itu. Aku pun berubah arah, yg awalnya mau ke kelas. Jadinya ke taman belakang, yg jarang ada orang mau ke sana. Tempatnya yg terpojokkan dan banyak rumor - rumor aneh.

Aku memilih duduk di kursi taman dari kayu. Yg terletak di bawah pohon. Aku mengeluarkan HP dan earphone. Aku mulai mendengarkan musik kesukaan ku yg dapat menenangkan pikiranku.

Tak terasa air mata ku jatuh lagi. Entah mengapa air mataku selalu jatuh jika banyak pikiran yg ada di otakku.

Ada notifikasi telepon WA. Aku pun melihatnya di layar. Bagas. Kenapa dia? Aku pun mengangkatnya

Alina? Kamu dimana?

Di taman belakang sklh
Knp?

Oke aku kesana
Jgn kemana"

Bagas pun mematikan teleponnya. Aku mengangkat kedua bahuku. Aku tak tahu apa yg ada dipikirannya.

B

agas berlari ke arah ku. Dia terlihat seperti khawatir sekali. Bagas pun duduk berlutut di depan ku. Aku pun mematikan musik dan melepas earphoneku.

"Kamu ngapain lari - lari?", tanyaku.

"Aku nyariin kamu", jawabnya.

"Ada apa?", tanyaku.

LUKA RAHASIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang