19

1.2K 47 0
                                    

Ayah di beri penjelasan tentang penyakit yg diderita Bagas.

"Begini, Pak. Apa saudara Bagas pernah mengalami hal seperti ini?", tanya Dokter.

"Saya juga ga tau, Dok. Saya juga baru kenal dia beberapa bulan", jawab Ayah.

Pintu dibuka perlahan, ada seorang wanita terlihat muda namun wajahnya seperti kelelahan.

"Maaf, Dok. Saya Ibu nya Bagas", ucap Bunda.

"Oh, mari silahkan duduk", ucap Dokter.

"Apa ananda pernah mengalami hal seperti ini?", tanya Dokter lagi.

"Saya juga kurang tau dok, soalnya saya jarang dirumah, saya harus kerja", jawab Bunda.

"Saya akan menjelaskan penyakit yg selama ini ananda derita", ucap Dokter.

"Tapi sekali lagi, apakah benar dia sebelumnya belum pernah pingsan atau bagaimana?", tanya Dokter sekali lagi.

"Oo, iya pernah, Dok. Waktu kelas 9 SMP, dia pernah pingsan, dan kemudian koma selama 5 hari", jawab Bunda.

"Nah, itu dia", ucap Dokter.

"Mksdnya gimana, dok?", tanya Ibunya Bagas.

"Dia mengalami kelelahan yg cukup serius bu. Mungkin dia terlihat baik - baik saja, tp sebenarnya di dalm tubuhnya sudah tidak berfungsi dengan baik", jelas Dokter.

Bunda mulai menangis, dia terlalu fokus dg pekerjaan sehingga dia melupakan kesehatan anaknya sendiri.

"Hal ini dipicu karena stress, banyaknya pikiran, dan aktivitas yg padat", jelas Dokter lagi.

"Lalu, apa yg bisa saya lakukan, dok?", tanya Bunda.

"Dia harus istirahat total beberapa hari, kan juga harus tersambung dengan selang infus, karena daya tahan tubuhnya sangat rendah", ucap Dokter.

"Msh bisa sembuh kan, Dok?", tanya Ayah.

"Kemungkinan, jika dia terus istirahat, bisa jadi dia sehat kembali. Tp jika dia memaksakan dirinya utk beraktivitas kemungkinan lebih buruk akan terjadi", jelas Dokter.

"Kemungkinan terburuk?", tanya Ayah tak mengerti.

"Iya, karena daya tahan tubuh nya yg rendah jika dia terlalu lelah, kematian akan mengancamnya", jelas Dokter.

"Tapi, juga untuk jangan memaksanya. Karena, sebagian besar ini dipicu karena stress yg dialaminya", jelas Dokter lagi.

"Baik, Dok. Makasih atas penjelasannya. Kami permisi dulu", ucap Ayah sambil mengajak Bunda keluar dari ruangan Dokter.

"Baik, Pak, Bu. Silahkan", ucap Dokter.

Ayah dan Bunda nya Bagas, keluar dari ruangan.

"Tunggu, sebelumnya saya mau minta maaf kalo lancang bertanya hal seperti ini", ucap Ayah.

"Silahkan tidak apa - apa", balas Bunda.

"Apakah pernah terjadi suatu peristiwa yg tidak mengenakkan di mata Bagas?", tanya Ayah.

"Mmmm", ucap Bunda sedikit gugup.

"Pernah waktu itu, saat saya akan cerai dengan Ayahnya Bagas. Pada waktu itu, saya berantem dg beliau. Saya ga tau kalo Bagas ngelihat saya dipukuli dslan sebagainya", jelas Bunda sesekali dg senggukan.

"Bagas teriak waktu itu, terus Ayahnya nangkep dia. Dia di kunci di loteng. Waktu itu saya jg ga bisa nolongin karena pada saat itu, saya sedang hamil namun perut saya di tendang oleh Ayahnya. Dan saya keguguran pada saat itu. Saya merasa gagal menjaga anak saya. Saya hrs bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya", jelas Bunda.

"Saya ga tau kalo Bagas selama ini memendam semuanya. Saya pikir dia baik - baik saja. Karena setelah kejadian itu, dia masih bisa bermain ceria dengan teman - temannya. Saya pada saat itu juga cukup stress karena saya kehilangan buah hati saya. Bakal adik nya Bagas. Saya sempat berpikir untuk mengakhiri semuanya. Namun, saya masih memiliki tanggung jawab. Yaitu, Bagas. Tapi, saya mengabaikan keadaan nya. Saya sangat bersalah. Saya bukan orang tua yg baik", jelas Bunda sambil menangis.

Ayah menyuruh Bunda nya Bagas duduk dulu. Sambil memberi tisu yg ada di kantong celananya.

"Anda boleh menyesal, tapi anda jg hrs ingat kalo sekarang Bagas membutuhkan Anda. Anda harus bisa lebih fokus dengannya", jelas Ayah.

"Baik, Pak. Terimakasih ya. Saya sedikit lega", ucap Bunda.

"Sama - sama. Kalo gitu mari saya antar ke ruangannya Bagas. Saya juga mau menjemput Alina agar dia bisa istirahat di kamar nya", ucap Ayah.

Lalu mereka berjalan bersama menuju kamar nya Bagas.

"Permisi", ucap Ayah.

"Eh, Ayah. Ayah udh balik. Gmn, Yah?", tanyaku.

"Eh, Bunda. Bunda dr mana saja? Kok baru keliatan?", tanyaku emosi pada Bunda.

"Jangan gitu, Al", ucap Bagas lirih smabil mengelus tanganku.

"Maafkan Bunda, Alina, Bagas. Bunda salah", ucap Bunda sambil menahan air mata.

"Bunda ga perlu minta maaf. Bagas yg salah, Bagas yg ga bisa jaga kesehatan. Bunda udah berusaha sebaik mungkin", jawab Bagas dg suara lemahnya.

"Bagas? Sekarang km mau apa, nak?", tanya Bunda sambil menahan air mata.

"Bagas pengen disini ada Bunda dan juga Alina yg nemenin Bagas disini", jawab Bagas.

"Iya, nak. Bunda akan nemenin kamu", ucap Bunda.

"Tapi, Bun. Kalo Bagas pergi, Bunda bisa kan ga sedih?", tanya Bagas seketika.

"Kamu ngomong apa sih?", tanyaku emosi.

"Aku cuman nanya, Alina", jawab Bagas berusaha menenangkan.

"Tapi, nanya kamu kayak gitu. Kamu ga usah aneh - aneh deh", ucapku.

"Iya maaf, Alina", ucap Bagas.

"Iya, Bagas. Kamu harus bisa sembuh ya. Jangan nyerah, ya", ucap Bunda menyemangatinya.

"Aku juga lagi berusaha, Bunda. Kalo emang ga bisa. Bukan harus bisa baik - baik aja?", tanya Bagas sekali lagi.

"Iya, nak. Bunda akan berusaha untuk baik - baik saja. Tapi, kamu jg harus bisa sembuh ya", ucap Bunda.

"Siap, Bunda. Kan ada Bunda yg harus aku jaga dan jug ada Alina", jawab Bagas.

"Ha?", ucapku melongoh.

"Iya dong. Om?", ucap Bagas.

"Iya gimana?", tanya Ayah.

"Aku boleh kan jagain Alina?", tanya Bagas.

"Boleh. Asal kamu harus sembuh dulu", jawab Ayah.

"Siap, Ayah. Eh, Om", jawab Bagas sambil cengingisan.

"Hahahah. Gapapa kalik kalo manggil nya Ayah", ucap Ayah.

"Ih, Ayah apa sih", ucapku tersipu malu.

"Gapapa to", ucap Ayah.

Bagas pun tersenyum kegirangan. Kami pun tertawa bersama. Sambil bercanda ria.

Tak terasa, hari sudah menjelang malam. Aku pun harus kembali ke kamarku. Walau sebenarnya aku ingin di sini saja menemani nya. Tapi akibat bujukan dari Bagas. Akhirnya aku mengalah.

Aku masih belum tau, sebenarnya apa sih yg diderita Bagas. Tapi aku ga mau memikirkan nya dulu. Aku mau istirahat dan mendoakan Bagas, agar cepet sembuh dan bisa bersama - sama lagi.

----------------------------------------------------------------------

Maaf bgt telat 1 hari yaa wkwkw.

Dikit lagi mau selesai karena udh mau fokus sama kelas 12 dulu ya.

Insyaallah bakal ada cerita yg lainnya.
Jangan lupa untuk comment dan vote ya.

see uu


LUKA RAHASIA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang