--079--

1.8K 227 44
                                    


Inspired by: The Guardian Of Devangel

***

Keadaan di tempat sepi itu semakin genting saat Zeva dengan lantangnya berteriak kencang ketika melihat Ify jatuh pingsan disertai darah yang bercucuran. Ia berlari, diikuti Arsen dan Gee.

"Ify!"

Zeva langsung membawa Ify ke pangkuannya, Gee melepas jaket yang dipakainya lalu digunakannya jaket itu untuk menutup luka menganga di perut Ify. Berharap rembesan darah kental itu berhenti, meski tetap saja dalam hitungan detik jaket berwarna mocca itu kini sudah berubah merah kecoklatan.

"Ya ampun, ini darahnya gak mau berenti." Ujar Zeva panik, wajahnya sudah pucat karena melihat wajah pucat Ify. Ia benar-benar takut sekarang.

Sementara disisi lain, Theoriq,  Beril dan Debo tengah berupaya melawan keempat preman itu yang kemudian disusul oleh sang ketua. Sebelumnya Debo sudah menumbangkan kedua preman yang tadi melecehkan Stella, mengamankan Stella ke tempat yang menurutnya aman.

Bugh!

Bugh!

Bruk!

Brak!

Bugh!

Pukulan demi pukulan Debo layangkan pada salah satu preman yang tadi berhasil menyentuh Stella. Tatapan penuh emosi juga kemarahan telihat jelas di kedua bola hitam pekatnya.

Bugh!

Lagi, pukulan itu menghantam perut juga wajah sang preman yang saat ini sudah babak belur, tak berdaya, tak mampu melawan karena bringasnya serangan Debo yang bertubi-tubi.

"DEBO! IFY, DEB!"

Jeritan histeris Zeva itu otomatis membuat Debo berhenti menyerang, ia dengan cepat menoleh. Menatap kosong ke arah Ify yang bersimbah darah di pangkuan Zeva yang menangis.

"PRINCESS!!"

Bruk! 

Debo berseru keras, mendorong kasar tubuh lemah sang preman ke sembarang tempat. Ia berlari sekencang yang bisa, pikirannya kacau, perasaannya kalut, titik fokus kedua retinanya saat ini hanyalah Ify. Hanya gadis itu.

"Princess," gumam Debo saat tiba di tempat Ify berasa, wajah pucat itu seketika membuat hatinya teriris. Perih dan sakit.

"LO SEMUA NGAPAIN DIEM AJA, HAH? BAWA IFY KE RUMAH SAKIT SEKARANG!" bentak Debo tak terkendali, ia menatap nyalang teman-temannya. Kilatan-kilatan penuh emosi terlihat jelas di matanya, dan jujur saja tatapan Debo saat ini sangatlah mengerikan.

Mendengar amukan Debo, tanpa menunggu lama Arsen langsung mengambil alih Ify di pangkuan Zeva, membopongnya menuju mobil mereka yang terparkir tak jauh dari tempat kejadian. Beril dan Theoriq sudah berhasil melumpuhkan kelima preman itu.

"Lo pada duluan aja ke Rumah Sakit, gue sama Beril mau ke kantor polisi." Ujar Theoriq yang langsung diangguki setuju oleh Arsen.

Gee memapah Zeva yang terlihat sangat bersedih, Debo yang frustasi mengekor di belakang Gee dan Zeva. Menundukkan kepala, merutuki segala hal yang sudah terjadi. Ia berjalan menghampiri Stella yang ketakutan.

"De-deb-"

Grep!

Stella menghentikan ucapannya saat Debo dengan cepat menariknya ke dalam pelukan pemuda itu. Ia menangis, awalnya tertahan namun lama kelamaan isak tangisnya terdengar saat merasakan Debo semakin mengeratkan pelukannya.

The Reger's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang