--007--

3.9K 227 23
                                    


Inspired : The Guardian Of Devangel

Story By : TiyanavaLee

***

Agni baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah segar lengkap dengan seragam SMA Farrietis. Kemeja polos lengan panjang yang ia gulung sampai sikut berwarna biru muda ketat yang mengikuti lekuk tubuhnya yang ramping. Rok kotak-kotak berwarna biru donker dan merah maroon dengan garis horizontal-vertikal berwarna putih 10cm diatas lutut dan dasi pita berwarna hitam menempel sempurna ditubuhnya.

Lalu ia menatap satu persatu sahabatnya yang masih tertidur pulas. Apalagi Ify yang terlihat nyeyak sekali. Sahabatnya yang polos itu baru bisa tidur sekitar jam 03:45 tadi karena semalaman harus bolak-balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya yang terasa mual. Itupun bisa tertidur karena Riko dengan sengaja memberikan Ify obat tidur.

Shilla sendiri tidur disamping Ify sambil memeluk sahabatnya yang tidur terlentang dari samping. Sama seperti Ify, Shilla juga baru bisa tidur dan hal itu pun terjadi juga padanya.

Ia dan Shilla sangat menjaga Ify tadi malam. Rasa sayang mereka terhadap Ify yang begitu besar membuat mereka tak bisa tak merasa tenang disaat sahabat mungil mereka dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Setelah puas memandangi kedua sahabatnya. Sebelum Agni berjalan kearah jendela ia terlebih dulu menyematkan pin berwarna gold dengan bentuk lambang SMA Farrietis di bagian dada kanannya. Lalu ia pun membuka jendela lebar-lebar dan membiarkan angin pagi masuk kedalam kamar dengan bebasnya. Matahari pun masih terlihat malu-malu menampakkan dirinya ke bumi.

Wajar saja, waktu masih menunjukkan waktu 05:00 pagi. Cukup pagi dan seharusnya ia masih tidur dengan cantiknya sambil memeluk guling kesayangannya.

Agni menatap jam digital berwarna hitam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. Menghela nafas saat waktu sudah menujukkan pukul 05:15 WIB. Ia pun bergegas keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan.

***

Agni yang sedang berjalan santai sambil bersenandung pelan seketika menghentikan langkahnya saat melihat seorang pemuda tengah membuka pintu kulkas. Ia mengerutkan keningnya saat melihat pemuda bernama Cakka itu meminum air es. Eh? Es?

'Hah? Pagi-pagi minum air es? Gak kembung tuh perut!' Batin Agni heran.

MAMPUS

Seketika itupula Agni salting saat melihat Cakka menangkap basah dirinya sedang memperhatikan pemuda berpupil biru bening itu. Agni menggaruk belakang telinganya sambil mengalihkan pandangannya kearah lain. Dalam hati ia mengumpat kesal lalu dengan sok cueknya ia berjalan melewati Cakka. Toh tujuannya memang mau ke dapur, kan?

Agni mengutuk dirinya sendiri yang tiba-tiba menjadi patung sambil sesekali memukul gemas kepalanya. Berdiri di depan kompor dengan perasaan bingung. Niat ingin memasak sandwich jadi terbengkalai karena adanya Cakka yang masih berdiri dengan gantengnya di depan pintu kulkas.

Bahkan pemuda itu memiringkan tubuhnya sambil bersandar pada pintu kulkas dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku celana pendeknya. Agni bingung harus bagaimana? Karena bahan-bahan untuk masak itu ada di dalam kulkas. Dan disana masih ada Cakka dengan posisi gantengnya. Hadeh gimana ini?

Agni berpikir keras dan tring.. Sebuah lampu lima belas watt menyala diatas kepalanya pertanda ia mendapat sebuah ide terlintas di otak pintarnya. Yaitu memasak nasi. Kenapa tidak terpikirkan dari tadi ya? Buang-buang waktu saja.

The Reger's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang