--011--

3.2K 257 18
                                    

Inspired by : The Guardian Of Devangel

***

Keadaan didalam kamar terasa begitu mencekam bagi Ify. Apalagi saat ia melihat Rio tersenyum manis dengan tatapan liciknya. Dan ia tahu itu sama sekali bukanlah sebuah senyuman melainkan sebuah seringaian kejam.

Oh astaga! Saat ini Ify benar-benar merutuki nasibnya yang bisa-bisanya terjebak dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan baginya.

Sementara Rio terus mengembangkan seringaiannya yang membuat Ify benar-benar melemas tak berdaya. Apalagi dengan sadisnya pemuda yang katanya tunangan Ify itu membuang bantal tempatnya berlindung kesembarang tempat.

Ify yang tahu bahwa ia dalam bahaya saat ini pun berusaha untuk menghindari Rio. Namun terlambat, pemuda itu dengan cepat menarik tangan Ify untuk lebih mendekat padanya.

Mecengkeram dagu Ify agar mulutnya terbuka. Ify yang diperlakukan kasar seperti itu tentu saja meronta. Sementara Via, Shilla, Agni, Zahra dan Aren hanya mampu menelan ludah saat menyaksikan dengan jelas kekejaman Rio pada Ify.

Gabriel, Alvin dan Cakka sendiri hanya memutar kedua bola mata mereka dengan malasnya karena menurut mereka Rio sangatlah lambat.

"DIAM!!!" Bentak Rio yang kesal karena sedari tadi Ify terus meronta yang membuat Ify seketika terdiam.

Melihat Ify yang sudah diam tak lagi bergerak. Rio dengan segera memasukan ketujuh jenis obat itu kedalam mulutnya terlebih dulu setelah itu ia menutup kedua mata Ify dengan tangan kanannya.

Sementara tangan kirinya mencengkeram dagu gadisnya agar terbuka. Setelah dirasa siap, ia pun dengan cepat mendekatkan wajahnya pada wajah Ify lalu menempelkan bibirnya kemulut Ify yang sudah terbuka sejak tadi.

Dengan perlahan ia mendorong ketujuh obat itu dengan lidahnya agar berpindah kedalam mulut Ify. Ia memasukkan lidahnya lebih dalam kedalam mulut Ify agar obat-obat pahit itu tepat berada dilubang kerongkongan Ify.

Setelah dirasa obat-obat pahit itu berada tepat dilubang kerongkongan Ify. Rio menyingkirkan kedua tangannya lalu menatap tajam Ify dengan isyarat 'cepet telan sekarang juga' tanpa mengubah posisinya.

Ify yang masih shok dengan apa yang terjadi pun mau tidak mau menelan bulat ketujuh obat itu. Rasa pahit langsung ia rasakan tatkala ketujuh obat itu meluncur bebas melewati kerongkongannya dan mendarat dengan sempurna dilambungnya.

Saat dirasa Ify sudah menelan habis ketujuh obat itu, Rio dengan cepat menjauhkan wajahnya dari Ify. Ia tersenyum miring saat melihat wajah cengo Ify yang menurutnya sangat bodoh itu.

Bukan hanya Ify saja yang merasa shok. Tapi juga Via, Shilla, Agni, Zahra dan Aren. Kelima gadis cantik itu melongo tak percaya dengan apa yang dilakukan Rio barusan. Sementara Gabriel, Cakka dan Alvin hanya menggelengkan kepala dengan senyum sinis yang terpatri jelas dibibir mereka.

"Minum!" Perintah Rio datar sambil menyodorkan segelas air minum pada Ify.

Gadisnya itu sejak selesai makan belum ia beri minum sama sekali. Tapi bukannya mengambil gelas yang disodorkannya justru Ify malah terlihat melamun dengan tatapan lurus padanya. Ia mendecak kesal akan hal itu.

"Gak usah liat gue sampe segitunya. Gue gak bakal kemana-mana. Cepet ambil terus minum" Ujar Rio datar dengan tatapan datar pula pada Ify.

Ify tersadar lalu dengan segera mengambil alih gelas ditangan Rio. Ia dengan perlahan mendekatkan ujung gelas lalu dengan meneguk habis air didalam gelas sampai tandas.

Setelah merasa bahwa tugasnya sudah selesai. Tanpa banyak kata Rio beranjak pergi meninggalkan Ify dan teman-temannya didalam kamar diikuti Gabriel, Alvin dan Cakka dari belakang.

The Reger's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang