--105--

2K 198 28
                                    


Inspired by: The Guardian Of Devangel

***

Rio memasuki kamar dengan langkah pelan, memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Tatapannya jatuh pada Ify yang saat ini sedang berdiam diri di depan meja riasnya. Ia mengernyit bingung saat melihat gadis itu hanya melamun.

"Belum siap juga?"

Ify tersentak, menoleh cepat ke arah Rio yang kini sudah berada tepat di belakangnya. Ia menggeleng pelan.

"Udah jam berapa, ini? Sebentar lagi acara bakal dimulai. Kenapa belum siap juga?" Rio mengambil sisir yang tergeletak diatas meja lalu mulai menyisir rambut Ify yang berantakan.

"Gak bisa nata rambut," Ify merengek, berbalik dan memeluk Rio. Ia mendongak dengan bibir mengerut ke bawah.

Rio menghela napas, tangannya bergerak mengelus lembut rambut Ify yang masih berantakan.

"Yaudah, aku panggil Zah-"

"Nggak mau!" Ify menggeleng kuat seraya mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Rio, menahan pemuda itu agar tidak pergi.

"Ify ..." Rio menghela napas, sedikit memaksa Ify agar melonggarkan pelukannya.

Ia menangkup wajah mungil Ify setelah berhasil mengurai lingkaran kedua tangan gadisnya yang membelit pinggangnya. Menatap setiap inci wajah Ify yang cemberut.

"Yaudah, sekarang kamu berbalik. Ngadep kaca, gih." Rio menuntun Ify untuk kembali menghadap ke arah cermin.

Ify menurut, kemudian duduk tenang di tempatnya. Memperhatikan Rio yang saat ini sibuk menyisir rambutnya.

"Udah berapa lama kamu gak rawat rambut, eh?" tanya Rio saat merasakan sedikit kesulitan menyisir rambut gadisnya yang kusut.

Ify mengelus dagunya, nampak berpikir. Ia mendongak kemudian menggeleng.

"Rambut kamu jelek." Komentar Rio seadanya, namun cukup membuat Ify sakit hati.

"Maduuu ..." Ify melengkungkan bibirnya kebawah, menatap sebal Rio yang mengangkat bahu tak peduli.

"Tapi kenyataannya emang gitu, sayang." Rio menjawil gemas hidung Ify.

Tak ingin meladeni aksi merajuk Ify, Rio pun kembali menyibukkan diri. Kali ini sudah memisahkan poni dari rambut Ify dan beberapa anak rambut di sekitar pelipis dan telinga gadisnya. Menggulungnya asal lalu mengikatnya dengan karet. Sedikit mengeluarkan sisa-sisa helaian rambut yang tak terikat, menjepitnya dengan bobby pin.

Hanya cepolan sederhana, tapi cukup membuat Ify terpukau karena cara Rio menata rambutnya setara dengan yang dilakukan YouTuber-YouTuber atau hair stylist yang sering ia lihat.

Ia mengernyit saat Rio berjalan keluar kamar, meninggalkannya begitu saja. Tak lama pemuda itu kembali lagi dengan bandana puti di tangannya. Terlihat sederhana dengan beberada beads mutiara berwarna biru laut dan bunga mawar putih.

Rio terlihat tak kesulitan sama sekali saat memasangkan banda di kepala Ify, mengikatnya lembut di bagian bawah cepolan rambut kemudian menjepitnya kembali dengan bobby pin.

Pemuda itu merendahkan kepalanya, bersejajar dengan kepala Ify, kedua tangannya bertumpu pada bahu Ify. Ia tersenyum tipis.

"Gimana?" tanya Rio berbisik, ia menatap pantulan dirinya dan Ify di cermin.

"Bagus," Ify tersenyum senang, menoleh ke arah Rio yang juga menolehkan kepalanya.

Tuk! 

The Reger's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang