--060--

2.3K 250 29
                                    

Inspired by: The Guardian Of Devangel

***

Di sebuah kamar apartemen yang cukup terkenal dengan harga sewa juga kenyamanannya yang dilengkapi fasilitas kualitas nomor satu, seorang gadis cantik tengah menatap marah kekasihnya yang saat ini sibuk menatap layar laptopnya.

"Adde!!" gadis cantik itu menjerit kesal kala kekasihnya yang ternyata Adde itu hanya bersikap acuh dengan kehadirannya.

"Kamu masih nganggap aku atau enggak sih, Adde? Aku ini tunangan kamu, tapi kenapa aku gak pernah ngerasa kalo kita itu sepasang kekasih? Kamu nyesel tunangan sama aku? Iya?"

"Jawab Adde! Aku butuh jawaban kamu!"

"Dua tahun! Dua tahun aku selalu sabar sama sikap kamu yang gak pernah nganggap aku ada. Dipikiran kamu itu cuma Ab Ab Ab dan Ab. Ka-"

"KAMU ITU BISA DIEM GAK, SIH?!"

Sang gadis menatap tak percaya Adde yang baru saja membentaknya. Kedua matanya yang sejak tadi sudah berkaca-kaca kini memecahkan genangan kaca itu hingga jatuh membasahi pipi.

Ia mundur beberapa langkah menjauhi Adde yang kini mendekatinya dengan tatapan bersalah.

"A-aku... aku..."

"Oke. Aku ngerti kok, Adde. Aku emang gak penting buat kamu. Bulshit sama semua kata-kata cinta yang pernah kamu ucapin ke aku. Aku gak akan pernah sebanding sama Ab yang merupakan separuh kamu."

"S-"

"Aku pulang."

Gadis cantik itu membalikkan badannya, menyambar tas selempangnya yang ia letakan di atas tempat tidur. Berjalan cepat ke arah pintu dengan segala kekecewaan yang ia punya akan sikap Adde yang menurutnya telah berubah sejak dua tahun lalu.

Yah, sejak perginya Ab dari rumah. Pemuda yang sangat ia cintai itu mulai berubah, selalu mengabaikannya, melupakan janji-janjinya kala keduanya hendak menghabiskan waktu bersama. Adde seperti telah menjelma menjadi orang asing baginya.

Percuma saja ia menyempatkan diri bangun pagi buta untuk membuatkan kekasihnya sarapan kalau sang kekasih sendiri tak mempedulikan kehadirannya. Dari pada ia kembali terluka, lebih baik ia pergi saja dari tempat yang dulunya adalah surga baginya.

Terlalu lama berdua dengan Adde yang mengabaikannya hanya akan membuatnya seperti berada di neraka. Rasa sakit itu benar-benar menggerogoti hatinya.

Sementara Adde hanya menatap punggung kekasihnya yang sudah tertelan dibalik pintu dengan segudang rasa penyesalan. Ia merutuki dirinya sendiri yang lepas kendali sehingga dengan tak sadar ia membentak kekasihnya yang begitu ia cintai itu.

"Maaf..." gumamnya menjatuhkan dirinya sendiri ke lantai.

***

Pagi hari di rumah kelompok DS yang diketuai oleh Joanna William Diriko atau yang kerap disapa Riko itu kini tengah terjadi sebuah keributan. Entah itu Ify yang merengek pada Rio atau Vian yang hanya menatap polos semua anggota DS yang diam-diam menaruh rasa tak suka dengan pemuda itu.

Mungkin hanya Via, Shilla dan Ify saja yang tak merasakan hal itu. Sementara yang lainnya, yaah bisa ditebak sendiri bagaimana perasaan dongkol mereka akan tingkah manja Vian yang benar-benar seperti anak kecil berusia 3 tahun.

"Dia itu siapa, sih? Kok pagi pagi udah bikin rusuh aja!" Agni berbisik pelan pada Aren yang duduk di sampingnya.

Gadis itu masih penasaran dengan Vian yang tiba-tiba berada di rumah ini. Apalagi tadi pagi ia melihat pemuda itu keluar dari kamar Via dan Alvin.

The Reger's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang