--076--

2.2K 249 103
                                    

Inspired by: The Guardian Of Devangel

***

Di ruang pemeriksaan, Cakka terlihat gelisah. Beberapa kali menghindari dokter yang tengah membersihkan luka sobek di wajahnya. Bukan karena merasa sakit, tapi karena merasakan hal yang lain.

Manik biru beningnya sesekali melirik Alvin, Gabriel, Day dan Riko yang berdiri menghalangi pintu. Tengah menatapnya dengan tatapan mengawasi. Cakka mendengus saat tahu kalau ia sama sekali tak bisa kabur.

"Rio kemana, sih?" tanya Cakka kesal.

"Ngurus administrasi buat pengobatan, lo." Jawab Gabriel seadanya, Cakka mendengus.

"Lama!" sungut Cakka sebal, jika dilihat lebih jeli lagi, tingkah Cakka saat ini mirip seperti anak kecil yang sedang di tinggal oleh Ibunya membeli sesuatu.

"Lo kenapa, sih?" Alvin yang sejak tadi memperhatikan Cakka bertanya heran, sedikit mengernyitkan dahinya.

"Lo bisa panggil Rio, gak?" Cakka justru balik bertanya, Alvin memutar kedua bola matanya.

"Sejak kapan lo ngebet gini pengen ketemu Rio, Cak?" Riko yang sejak tadi diam akhirnya buka suara, menatap Cakka dengan ekspresi aneh.

"Bukan urusan lo!" ketus Cakka pada ketua kelompoknya itu.

"Bakal jadi urusan gue kalo ini menyangkut lo dan juga ketiga temen lo. Lo anggota gue, dan gue ketua kelompok lo! Jangan lupa itu." Tandas Riko dingin, Cakka mendecih begitu pula dengan Alvin dan Gabriel.

"Gu-"

"Minggir."

Tiba-tiba saja suara Rio terdengar, refleks Alvin dan Riko yang memang berdiri tepat di depan pintu menggeser tubuhnya, memberi jalan untuk Rio masuk.

"Lo dari mana aja, sih?" tanya Cakka tak sabaran seraya turun dari brankar. Mendekat ke arah Rio yang langsung mengangkat tangannya ke udara, mengisyaratkan untuk dirinya berhenti dan ia pun menurut.

"Hukuman lo gue tambah," Cakka melotot tak percaya, begitu pula Alvin dan Gabriel.

"Apaan sih, lo!" bentak Cakka tak terima, dadanya kembang kempis menahan emosi.

"Kenapa? Lo gak terima?" tanya Rio santai, memgangkat sebelah alisnya menatap Cakka yang terlihat siap meledak.

"Jelaslah gue gak terima. Gak cukup apa lo udah bikin gue babak belur, dan sekarang lo mau nambah hukuman lagi ke gue? Lo udah gila!"

"Itu semua karena salah lo sendiri! Siapa yang nyuruh lo buat kabur."

Cakka mengepalkan kedua tangannya, menahan emosi yang meluap-luap di dalam dadanya. Menatap tajam Rio yang juga menatap tajam dirinya.

"Gue gak bakal kabur kalo bukan karena ada hal penting, Yo." Ucap Cakka menyanggah pernyataan Rio yang menganggapnya berusaha untuk kabur dari Rumah Sakit.

"Gak ada hal yang jauh lebih penting lagi ketimbang muka lo sekarang! Gue gak akan ngebiarin lo lolos gitu aja selama muka lo masih dalam keadaan kek gitu."

"MUKA GUE GAK BAKAL KEK GINI KALO BUKAN KARENA ULAH LO, KAK!!!"

Alvin, Gabriel, Riko dan Day tetap diam, mereka tak berani bersuara. Perdebatan anatar Rio dan Cakka adalah perdebatan antara seorang Kakak dan Adik. Bagi mereka yang tak bersangkutan meski Alvin dan Gabriel ada sepupu tetap saja haram hukumnya untuk ikut campur.

Apalagi saat Cakka sudah memanggil Rio dengan embel-embel Kak, maka sudah dipastikan perdebatan diantara mereka adalah perdebatan serius, yang hanya melibatkan keduanya saja.

The Reger's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang