1: Sam

1.2K 127 22
                                    

Every night I'm falling
in a deeper longing for you

Can I be your star
Be your light
Shine your lonely night

I will guide your dark
and lonely night

Shine Your Star - O3ohn

◆◇◆

"Kinar, sudah yang kesekian kalinya kita bertemu minggu ini." Wanita berusia lebih dari setengah abad yang kini duduk di salah satu sofa, membenarkan letak kacamata tebal yang ia kenakan. "Orang tuamu bahkan sudah terlalu lelah untuk datang."

"Saya tidak mengharapkan mereka datang." Gadis itu terduduk dengan bosan. Ekspresi lelah dan tidak peduli tergambar jelas di wajahnya yang dingin.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini? Kamu berada di tahun terakhir, jika perilakumu masih tidak berubah, jangan salahkan pihak sekolah jika nantinya kamu tidak lulus."

Tangannya menutup pintu ruang kesiswaan dengan lemas. Selembar surat panggilan, untuk yang kesekian kali terpaksa harus ia bawa pulang. Wajahnya tersirat tidak minat. Alih-alih membawa lembaran itu pulang dan menyerahkan kepada orang tuanya, tangannya justru melempar surat tersebut ke arah tong sampah yang ia lewati.

"Goblok! Mau gue mati terjun dari gedung lantai tiga juga nggak ada yang peduli." Mulutnya mendumel. Tidak peduli bahwa kini, berpasang-pasang mata menatapnya dengan penuh selidik. Sebagian lagi menatapnya heran seolah dirinya adalah pasien sakit jiwa yang salah tempat.

Kakinya terus saja melangkah, tidak mengindahkan para siswa yang kini berbisik mencemooh. Gila, lo pikir gue peduli? Nggak, bangsat!

Baru saja kakinya melangkah melewati kelokan koridor, seorang siswa ber-single eyelid tidak sengaja menubruknya. Membuat segelas jus yang baru saja gadis itu beli sukses tumpah dikemeja seragam bagian depan yang ia kenakan. Mengubah warnanya yang semula putih menjadi berhiaskan bercak warna kekuningan yang menjijikkan.

Gadis itu menunduk, tidak berani menatapnya.

"Kinar, maafin gue. Gue beneran--"

"Bangsat!"

Sela. Marsela. Gadis itu tersentak di tempatnya berdiri. Dan, seolah baru saja disuguhkan drama, para murid yang berlalu lalang memilih untuk berhenti. Barang sejenak menyaksikan pertunjukkan yang akan Kinar dan Sela pertontonkan.

"Piss off, Marsela! Lo memang akan selalu jadi parasit yang merugikan orang lain!" Kinar dengan menggebu-gebu menumpahkan segala emosinya.

"Kinar, sori banget. Lo bisa ganti baju, gue masih bawa satu di loker. Gue bakal ambil buat lo, dan lo bisa nunggu di kamar mandi." Sela berkata dengan nada gentar yang kentara.

"Nggak usah sok baik! Dasar cewek nggak tau diri!"

Siswa yang sejak tadi berkerumun otomatis menyediakan jalan ketika segerombolan siswa lain mulai mendekat. Gerombolan itu adalah Raka dan kawan-kawannya. Kinar sadar bahwa salah seorang dari mereka menatap ke arahnya penasaran. Namun, tak ada yang pemuda itu keluarkan kecuali pandangan matanya yang seperti menerawang.

"Ada apa?"

"Gila, Nar. Kapan sih lo berhenti nyari ribut? Nggak bosen apa ketemu guru kesiswaan mulu?" Salah satu dari mereka menyambar, kemudian tertawa mengejek seolah dirinya adalah bahan lelucon.

"Bacot."

"Gue nggak ngerti kenapa bisa ada cewek kayak lo."

Kinar yang merasa mulai tau ke mana arah ucapan Raka, mulai tersulut emosinya. "Harusnya lo tanya sama cewek lo yang satu ini. Dasar brengsek."

DisenthrallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang