10: Drunken Words, Sober Thought

364 68 11
                                    

Oh, when you're all alone
I will reach for you
When you're feeling low
I will be there, too

Apocalypse - Cigarettes After Sex

◇◆◇

Suara dentuman musik dan lampu klab membuat kepala Kinar pusing selama sejenak. Lantai dansa penuh dengan manusia-manusia setengah sadar akibat terlalu banyak mengonsumsi alkohol.

Sudah lama Kinar tidak mendatangi tempat ini. Namun sekarang, Kinar yakin bahwa dirinya benar-benar butuh untuk meluapkan emosinya dengan berbotol-botol minuman beralkohol, walaupun ia sadar bahwa itu tidak akan bertahan lama.

Kinar sudah meminta supirnya untuk menunggu di luar. Terdengar kejam memang, tapi Kinar tidak ingin mengambil resiko mengenai bahaya yang akan ia alami jika pulang naik taksi. Hidup di negara seperti Indonesia kadang membuat Kinar muak.

Kinar berjalan menuju meja bartender, berusaha menghindari tubuh-tubuh yang menabraknya tanpa sadar.

"Hai," seorang perempuan yang Kinar perkirakan tak jauh dari 20 tahun menyapa sembari tersenyum ke arahnya. "What do you want to drink?"

"Vodka, please." Perempuan itu mengangguk, "right away."

Kinar mengedarkan pandangannya ke segala arah. Berpikir apakah kira-kira akan ada wajah yang ia kenali dan mungkin saja mengenalinya. Bukan Kinar khawatir akan ketahuan, jujur saja ia tidak peduli.

"Datang sendirian?" Perempuan dibalik konter bar bertanya ketika tangannya menaruh segelas cairan bening dan beberapa balok es di hadapannya. Kinar menimang sejenak sebelum mengangguk sebagai jawaban.

"Oke." Dirinya berbalik, kembali menyibukkan diri dengan urusan yang entah apa. Meninggalkan Kinar dengan segelas minuman miliknya.

Tanpa menunggu, Kinar segera menyesapnya, bibirnya mengecap rasa vodka yang tertinggal di lidah, merasakan panas mengaliri tenggorokan sebelum berganti dengan sensasi melegakan keseluruh tubuh.

Setelah hampir menghabiskan gelas ketiga, Kinar mulai merasakan efek vodka itu bekerja. Tubuhnya terasa begitu ringan, namun kepalanya terasa berat. Kinar memukul meja bar dengan telapak tangannya, "one more shot, please!"

Perempuan bartender itu tanpa bertanya kembali menuangkan cairan bening ke dalam gelas dan segera Kinar tenggak tanpa menunggu lama. "Kamu sudah mabuk."

"I don't fucking care," Kinar mendesis, suaranya bahkan mulai tidak stabil. Tubuhnya mulai goyah ditempatnya duduk. "Lagi!"

"Hei, kamu sudah mabuk. Dimana teman kamu?" Suara perempuan itu terdengar khawatir.

"Kenapa juga lo peduli gue mabuk apa nggak?" Kinar berteriak. "Harusnya lo seneng gue ngabisin duit di sini," ucapnya diiringi tawa sinis. "Lagi!"

Dan sekarang, Kinar sudah berada digelas keenam.

Kinar merasa tempat di sekitarnya berputar. Kandungan alkohol dalam vodka yang cukup tinggi membuat kepalanya seperti ditimpa berton-ton batu.

Kinar kembali akan menenggak gelas ketujuh ketika tangan milik seseorang menariknya terlebih dahulu. "Shit, what the fuck?!"

"Ngapain lo di sini?" Suara itu terdengar dingin dan datar. Membuat tubuh Kinar yang sebagian besar terekspos merinding.

Kinar tertawa, "who the fuck are you?"

"Kinar," Kinar merasakan tangan yang merengkuh pundaknya, dinginnya telapak tangan milik orang asing itu membuat sensasi aneh di kulitnya saat ia membantu tubuhnya untuk duduk dengan tegak. Ketika perhatiannya lebih fokus dan tidak lagi samar, Kinar mendapati seraut wajah milik Sam yang kini menatapnya penuh perhatian bercampur khawatir.

DisenthrallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang