Happy reading..."Baiklah, aku akan menikah lagi, demi umah dan masa depan pesantren ini"
Hancur sudah pertahanan ku saat gus raza mengucap kan kalimat itu. Aku tersenyum berderai derai air mata yang dari tadi aku tahan agar tak tumpah membasahi pipi, tapi tidak sekarang bulir bulir itu berkhianat, ia jatuh tanpa seizin ku, menampakkan betapa lemahnya aku.
"Terima kasih sudah mau memenuhi ke inginan sahabat mu ini, aku sangat mencintai mu mas"
ucap ku, tersenyum bersama tetesan air mata ku yang semakin deras mengalir. Sedangkan gus raza hanya tersenyum mendengar kalimat terakhir ku. Aku Mendogak kan kepala ku menatap lekat mata suamiku yang juga sudah basah penuh air mata.
"Sudah, mas ndak usah menangis, percayalah najwa ndak papa"
ucap ku tersenyum sambil mengusap tetes air mata suami ku, yang hanya menatap ku lekat tanpa bisa ku artikan makna tatapannya itu. Tapi tiba tiba....
"Aku akan menikah tapi dengan syarat.."
ucap gus raza masih menatapku lama.
"Syarat opo toh mas?"
"Aku akan menikah lagi setelah zara dan alif menikah"
jawab gus raza mengajukan persyaratan.
"Tapi kenapa ndak dalam waktu dekat ini saja?"
"Naj, aku ingin menikah setelah zara menikah, kalau kamu ndak setuju, aku akan membatalkan niat ku ini"
tegas gus raza penuh penekanan.
"Eh....jangan toh mas, inggih ndak papa, najwa setuju asalkan jenengan mau memenuhi keinginan najwa"
ucapku menyetujui syarat suamiku. Kalau seperti ini aku masih memiliki sedikit waktu untuk memeliki gus raza sepenuhnya. Tapi setelah dia menikah lagi nanti, aku akan selalu siap berbagi dan mengalah dari calon ibu anak anak nya gus raza.
"Sudah toh naj, kamu ndak usah nangis lagi yo, ini sudah malam kamu ambil wudhu terus tidur, aku mau mengambil naufal dulu dari umah"
pinta gus raza padaku.
"Tunggu mas, oh yo, ning zara tinggal berapa minggu lagi yang mau lulus?"
tanyaku sebelum aku beranjak ke kamar mandi mengambil wudhu'.
"Sekitar dua minggu lagi, dan bulan depan zara dan alif akan menikah"
jawab gus raza.
"Oh...yowes najwa ambil wudhu dulu, mas jemput naufalnya ngih"
ucapku pada gus raza.
"Iyo"
Jawab gus raza tersenyum. Dan melepaskan pelukannya di tubuhku.
Aku pun beranjak menuju kamar mandi, tapi sebelum itu..
"Mas..."
Panggil ku , kembali membalikkan tubuh ku menghadap gus raza.
"Iyo..kena...."
"CUUUP"
"Terima kasih sudah mau memenuhi ke inginan ku, anggap saja itu hadiah dari ku"
ucap ku tersenyum, saat sudah mengecup pipi suamiku.
"Hadiah ini saja ndak cukup naj,"
ucap gus raza menarik kembali tubuhku dalam pelukannya.
"Eh..eh.., lepasin toh najwa mau ngambil wudhu'"
Aku sudah meronta ronta minta di lepaskan. Karena gus raza sudah kembali mendekap ku.
"Kan mas bilang hadiah yang kamu beri ndak cukup"
"Terus mau minta hadiah apa lagi?"
tanyaku menatap gus raza.
"Satunya belum nih"
ucap gus raza menunjuk sebelah pipinya yang tidak ku kecup.
"Tapi satunya tadi sudah toh"
"Tapi satunya belum, nangis nih nanti yang satunya"
ucap gus raza menggodaku.
"Yowes sini, cuppp"
tanpa banyak pikir lagi aku mengecup pipi suamiku yang satunya lagi. Kenapa harus malu, toh dia suamiku, sebelum akhirnya nanti aku harus berbagi, aku harus bisa menghabiskan waktu seindah mungkin bersama gus raza.
"Udah toh, yowes sekarang lepaskan najwa, najwa mau ambil wudhu'"
pintaku pada gus raza. Yang malah semakin erat mendekap ku.
"Kita ambil wudhu sama sama yo"
"Lah tadi katanya jenengan mau ngambil naufalnya dari umah?"
"Wes ndak jadi ngambil naufalnya, kita habis kan saja malam ini berdua"
"Mass..jenengan kok malah gini toh?"
"Biarkan kita mengahabiskan malam ini berdua najwa, sebelum akhirnya aku membagi mu nanti"
jawab gus raza yang mengelus pelan kepalaku.
Aku bahagia dia memperlakukan ku seperti ini. Sangat bahagia.Mungkin tak ada salahnya aku menghabiskan waktu singkat ini bersama suamiku. Sebelum akhirnya aku menjadi bunga layu yang di terbangkan angin.
"Mau ndak?"
tanya gus raza yang terus mengelus pelan kepalaku. Dan masih mendekapku erat.
Aku hanya bisa menganggukkan kepala pasrah.Toh ndak ada salahnya kan. aku ingin menyenangkan suamiku. Yang akan terjadi nanti biarlah terjadi. Yang terpenting sekarang, gus raza masih milikku seutuhnya. Jadi aku masih leluasa menghabiskan waktu dengannya.
"Eitt..tapi ambil wudhu terus sholat dulu mas"
"Iyo, yowes mau ambil wudhu bareng atau..."
"Biar najwa duluan"
jawabku tersipu malu.
"Yowes sana, cepetan"
ucap gus raza sambil tersenyum bahagia.
Lalu akupun segera beranjak menuju kamar mandi, untuk bersuci terlebih dahulu. Sebelum nanti menjemput pahala.
BERSAMBUNG..
See you next story.✏
KAMU SEDANG MEMBACA
DOAMU AZIMATKU [Romance Islami]
Fiction généraleseorang gus yang menikah dengan teman masa kecilnya,yang sudah ia anggap seperti adik sendiri disebabkan karna masih terikat hubungan kekeluargaan,🌹 Terbelenggu rindu yang akhirnya berujung temu,dan membawa misteri yang mungkin dapat menyayat hati�...