Part 16📍📌

11.8K 642 1
                                    

Selamat membaca...
.
.
.

Pagi pagi sekali Aku harus sibuk melayani suamiku untuk memilih pakain mana yang cocok untuk dia gunakan hari ini untuk menghadiri acara wisuda Ning Zara.

"Naj apa penampilanku sudah rapi?"

tanya Gus Raza yang sudah membenarkan penampilannya untuk menghadiri acara wisuda Ning Zara hari ini.

"Inggih mas, penampilanmu wes rapi kok,"

jawabku tersenyum. sambil membenarkan peci Gus Raza.

"Yowes sekarang kita keruang tengah, mungkin Umah sama Buya sudah menunggu di sana."

sambungku pada Gus Raza. Karena mereka hari ini akan menghadiri acara wisudanya Ning Zara. Tapi aku tidak bisa ikut, karena puteraku naufal yang kurang enak badan dua hari terakhir ini.

"Sebentar Naj,"

ucap Gus Raza, lalu melangkah ke ke kasur dan duduk di tepi ranjang di samping puteranya yang sedang terlelap tidur.

"Sayang buya pergi dulu yo sebentar nak, Naufal cepat sembuh yo biar bisa main lagi sama Buya Karo Umah mu sayang. Cup!"

Gus Raza mengecup pelan kening puteranya sebelum beranjak ke luar kamar.

"Yowes Naj ayok ke ruang tengah dulu, biarkan Naufalnya tidur dulu,"

ucap Gus Raza yang sudah beranjak dari kasur dan melangkah menuju pintu. Sedangkan Aku hanya mengangguk patuh. Lalu mengekor di belakang suamiku setelah membenarkan selimut Naufal.

Kami pun keluar kamar menuju ruang tengah, takutnya Buya sama Umah sudah menunggu di sana.

Sesampainya kami di ruang tengah, ternyata memang benar Buya sama Umah dan juga Ning Zara sudah ada di sana dan juga sudah siap untuk berangkat. Ada Ning Zahira juga tapi dia sepertinya juga tidak ikut, karena hanya penampilannya tidak terlihat rapi, hanya memakai gamis yang biasa dia pakai sehari hari.

"Yowes ayok kita berangkat nanti keburu telat,"

ucap Umah saat kami sudah kumpul di ruang tengah.

"Semuanya maaf ngih, Najwa ndak bisa ikut, soalnya Naufal lagi sakit,"

ucapku pada semua orang yang ada di ruang tengah saat ini, termasuk Ning Zara sendiri.

"Iyo ndok ndak papa, kamu jaga pesantren saja yo, Zahira juga ndak ikut kok,"

jawab Umah dengan seulas senyum yang selalu dia tunjukkan pada semua orang. Yang selalu memancarkan aura kecantikan alaminya.

"Iyo mbak yu, Zahira juga ndak ikut kok ke acara wisudanya Mbak Zara."

sambung Zahira dengan riang gembira. Dia anaknya memang sangat periang sekali.

"Wes ndok ndak papa, puteramu lagi sakit kamu jaga pesantren saja, Buya juga ndak mau Naufal kenapa napa ndok, Kami mungkin perginya ndak akan sampai malam kok."

sambung Abuya mertuaku yang juga ndak kalah perhatiannya dengan Umah. Rasanya Aku sangat beruntung memiliki keluarga suami seperti mereka. Mertua yang baik hati dan Ipar ipar yang baik juga. Aku sangat bersyukur sekali, meskipun Aku hanya bisa mengecewakan mereka semua dengan kemandulanku ini.

"Inggih Buya,"

jawabku mengangguk pelan.

"Maaf yo Ning, Mbak ndak bisa ikut"

ucapku pada Ning Zara yang wisuda hari ini.

"Iyo mbakyu ndak papa,"

jawab Ning Zara tersenyum.

DOAMU AZIMATKU [Romance Islami]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang