Part 32📍📌

11.3K 590 1
                                    

Selamat membaca...
         .
         .
         .

"Bagaimana keadaan pesantren? Semuanya baik-baik saja?"

tanya Abi saat kami sudah selesai makan.

"Alhamdulillah, semuanya baik-baik saja, Bi."

jawab Gus Raza yang duduk disampingku didepan Abi dan Umi.

"Baguslah kalau begitu. Oh yo, bagaiamna keadaan Umah karo Buya kalian? Sehat?"

"Alhamdulilllah, Baik dan sehat, Bi."

jawab Gus Raza. Sedangkan, aku hanya mengangguk pada Abi disamping Gus Raza.

"Alhamdulillah,"

jawab Abi dan Umi bersamaan sambil tersenyum.

"Yowis, kalian keruang tengah saja. Umi akan membereskan semua ini,"

ucap Umiku agar kami pindah keruang tengah. Karena meja makannya mau Umi bereskan setelah makan tadi.

"Biar Najwa bantu, Mik,"

ucapku mengangkat piring kotor kewastafel didapur. Umi hanya mengangguk menyetujuinya. Sedangkan, Abi dan suamiku beranjak keruang tengah. Agar ngobrolnya lebih santai.

"Ndok, kandunganmu sudah mau memasuki empat bulan toh, Nak?"

tanya Umi yang sedang mengelap meja didapur. Sedangkan, aku mencuci piring kotor bekas makan tadi.

"Inggih, Mik,"

jawabku tersenyum sambil terus mencuci piring satu persatu dan menyimpannya dirak piring.

"Sesekali jangan lupa minum jamu tradisional, yo."

"Inggih, Mik."

jawabku mengangguk tersenyum pada Umiku.

"Besok Umi buatkan. Kalau sekarang sudah malam. Lebih baik kamu cepat istirahat. Pasti kamu lelah sekali menempuh perjalanan kesini."

Sambung Umi yang sudah selesai mengelap meja dan membuang sampah ketempatnya.

"Inggih, Mik. Ini sudah selesai kok,"

jawabku mencuci tanganku yang penuh busa selesai mencuci piring.

"Yowis, ayo kita keruang tengah."

Ajak Umi saat kami sudah selesai membereskan dapur dan meja makan.

"Umi duluan saja. Najwa masih mau membuatkan teh hangat untuk Abi dan Gus Raza. Biar ngobrolnya lebih santai ditemani teh hangat."

"Baiklah, Umi duluan,"

ucap Umi tersenyum. Aku hanya mengangguk pelan. Umipun beranjak dari dapur menuju ruang tengah. Sedangkan, aku menyeduh teh untuk Abi dan suamiku.

Setelah selesai membuat teh. Aku menyusul keluargaku di ruang tengah. Yang sedang asyik berbincang-bincang.

"Silahkan dinikmati tehnya, Bi, Mas," ucapku tersenyum dan ikut duduk disofa bergabung dengan mereka.

Hangat rasanya bisa berkumpul dengan Abi dan Umiku seperti ini. Setelah sekian lama aku tidak berkumpul bersama mereka.

"Terima kasih." ucap Gus Raza tersenyum. Yang hanya ku balas dengan anggukan kepala membalas senyum suamiku.

"Bismillah," ucap Abi dan Gus Raza meminum teh hangat yang kubuatkan.

"Oh ya. Kandungan mu baik-baik saja, Ndok?" tanya Abi tersenyum padaku. Dan kembali menempatkan gelas dinampan.

"Inggih, Bi. Alhamdulillah baik." jawabku tersenyum mengelus pelan perutku yang mulai membuncit.

DOAMU AZIMATKU [Romance Islami]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang