Selamat membaca...
.
.
."Naj!"
Panggilku lirih pada Najwa yang sedang memilih kitab di lemari kaca penyimpanan kitab. Untuk mulang diniyah ba'da dzuhur ini.
"Hmmm!"
Najwa hanya bergumam pelan tanpa menoleh ke arahku yang sedang duduk di sofa memangku Naufal. Sedangkan Najwa terus saja sibuk memilih kitab.
"Kamu...hmmmm...ndak, ndak jadi,"
ucapku membatalkan niatku untuk bertanya pada Najwa, apa dia sedang sakit atau tidak. Karena sepertinya wajahnya terlihat sangat pucat. Tapi mungkin Aku saja yang terlalu berlebihan mengkhawatirkan Najwa.
"Lah? Ada apa toh mas?kenapa? Ada apa?"
tanya Najwa penasaran dengan apa yang mau ku bicarakan barusan tapi ku batalkan.
"Ndak...., ndak papa kok. Hehehe,"
jawabku cengengesan. Sedangkan Najwa sudah menatapku dengan tatapan bingung.
"Isshh..kenapa toh?"
tanya Najwa greget dan sudah penasaran. Ini nanti kalo ndak di jawab bakalan makin runyam jadinya. Apalagi akhir akhir ini Najwa suka ngambek tidak jelas, hanya untuk hal sepele saja biasanya dia ngambek akhir akhir ini.
Entah ada apa dengan mood Najwa belakangan ini? Kenapa jadi sangat sensitif dan mudah sekali baper. Aku jadi heran.
"Ndak papa, kamu cantik. Hehehe,"
jawabku cengengesan, sedangkan Najwa sudah tersipu malu saat ku katakan dia cantik. Padahal ini bukan kali pertamanya Aku mengatakan dia cantik, tapi entah kenapa dia selalu malu dan baper seperti itu. Ah dasar kaum hawa, lembut sekali perasaannya.
"Mas!"
Panggil Najwa lirih dan menghampiriku di sofa, lalu duduk di sampingku dan menempatkan kitabnya di meja sofa.
"Hmmm!"
Gumamku sambil mengayunkan Naufal di pangkuanku.
"Najwa pengen bakso,"
ucap Najwa yang sudah duduk di sampingku dan menatapku sambil mengerucutkan bibirnya, seperti anak kecil yang merengek minta di belikan permen saja.
"Pengen bakso?"
"Hmmm, tapi yang pedes."
Najwa mengangguk pelan dan masih mengerucutkan bibirnya pengen bakso.
"Tumben pengen bakso?"
Tanyaku menatap Najwa yang kelakuannya makin aneh saja menurutku akhir akhir ini.
"Yo pengen aja mas, beliin ngih."
Najwa merengek padaku minta di beliin bakso siang siang hari seperti ini.
"Iyo, nanti mas beliin ba'da ashar setelah kelas diniyah selesai,"
jawabku tersenyum pada Najwa, tapi wajah Najwa malah makin cemberut tidak jelas.
"Kok malah ba'da ashar toh belinya? Najwa kan pengennya sekarang,"
ucap Najwa yang sudah kesal padaku. Ini istriku kenapa ya? Masa seperti itu saja sudah ngambek ndak jelas seperti ini? Cuma masalah beli bakso saja.
"Yo tapi kan kamu tau, mas juga ada jam mulang hari ini di diniyah"
"Tapi Najwa pengen baksonya sekarang, bukan nanti ba'da ashar, kalo nanti yo Najwa sudah ndak kepengen."
"Kamu kenapa toh? Ngebet sekali pengen bakso siang siang begini? Kan bisa nanti Naj, sekalian nanti kita keluar jalan jalan sore!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOAMU AZIMATKU [Romance Islami]
Ficción Generalseorang gus yang menikah dengan teman masa kecilnya,yang sudah ia anggap seperti adik sendiri disebabkan karna masih terikat hubungan kekeluargaan,🌹 Terbelenggu rindu yang akhirnya berujung temu,dan membawa misteri yang mungkin dapat menyayat hati�...